Chapter 10

3K 252 21
                                    

Krist menerjapkan matanya beberapa kali dan menggeliat pelan. Ia bangun dan mengingat kejadian kemarin malam yang tiba-tiba membuat pipinya bersemu merah.

"Sebenarnya aku ini kenapa?"

Krist kemudian menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran tentang Singto. Ia beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi, saat ia menggerakkan badannya bagian bawahnya terasa nyeri.

"Ahkk"

Krist mengambil salep yang pernah diberikan Singto waktu itu untuk meringankan sakitnya. Setelah mandi ia mengoleskan salep itu pada holenya, tapi Krist merasa kesusahan.

Tiba-tiba salep itu diambil dari tangan Krist, ia terlonjak kaget saat Singto berada dibelakangnya.

"Biar aku yang memakaikannya" ucap Singto datar

"T-tidak perlu, a-aku bisa sendiri." Krist sekarang merasa malu dan juga salah tingkah.

Singto tidak menjawab namun langsung mengoleskan salep itu pada hole Krist, membuatnya sedikit mendesis karena perih.

"Sudah selesai, sekarang bersihkan taman dibelakang rumah, tata ulang dengan rapi tanamannya. Kau tidak akan dapat makan sebelum kau selesai mengerjakannya, apa kau paham?"

"I-iya aku paham."

"Dan ingat, aku tidak ingin ada kesalahan. Kau tau bukan apa yang akan aku lakukan jika kau melakukan kesalahan?"

Krist menengguk ludahnya kasar kemudian mengangguk.

"Lalu kenapa kau masih disini? Apa kau menunggu aku memukulmu?" Ucap Singto dengan datar.

"Tidak, aku akan melakukannya sekarang." Krist menjawabnya dengan cepat kemudian berlari meninggalkan Singto dikamar dan menuju taman belakang.

Singto kemudian turun ke bawah untuk sarapan namun hari ini ia hanya makan bersama New karena kakaknya yang lain masih memiliki pekerjaan di Kota. Kemarin malam Singto hanya pulang sendirian.

"Sing, dimana Krist? Apa belum bangun?" Tanya New sambil menikmati makanannya.

"Aku menyuruhnya membersihkan taman belakang."

"Oh baiklah."

New tidak keberatan dengan itu karena menurutnya itu masih bisa dikatakan wajar dan membersihkan taman bukan pekerjaan yang berlebihan.

Selesai makan, New menghampiri Krist yang sedang menyiram tanaman. "Krist apa kau sudah sarapan?"

"Oh Phi New. Nanti aku akan sarapan setelah selesai phi."

"Baiklah, mau aku bantu?" New menawarkan diri untuk membantu.

"Tidak usah, lagian ini pekerjaan ringan phi. Aku sering melakukannya dirumah" ucap Krist tersenyum kepada New.

"Baiklah." New ingin pergi namun kini netranya menatap leher Krist yang terdapat banyak kissmark. New sontak terkejut, "Krist, apa Singto melecekanmu lagi?"

Krist membulatkan matanya, ia bingung harus mengatakan apa pada New. Pasalnya Singto tidak bisa dibilang melecekannya karena Krist tidak menolak dan juga menikmatinya.

"Eum itu--"

"Singto sialan! Aku akan memberinya pelajaran" ucap New dengan sangat kesal.

"Phi New tidak, tunggu." Krist berdiri didepan New untuk menghalangi jalannya.

"Kenapa kau menghalangiku?"

"Eum d-dia tidak melecekanku.." Krist menggigit bibir bawahnya dan menggerakkan bola matanya ke kanan dan ke kiri.

"Kenapa kau tampak resah? Apa Singto mengancammu? Bicaralah padaku Krist, aku akan memberikannya pelajaran."

"Tidak phi, dia tidak mengancamku. A-aku juga menginginkannya" ucap Krist sangat lirih namun masih didengar oleh New.

"Apa?"

"Aku tau kau pasti terkejut phi, bahkan aku sendiri juga bingung apa yang terjadi pada diriku." Krist menundukkan kepalanya.

"Kau menyukainya?"

Krist sontak mendongakkan kepalanya. "Apa? Aku menyukainya? Tidak tidak. Tapi.. aku.."

"Apa kau tidak ingat apa yang aku suruh? Aku memintamu untuk membersihkan taman bukan mengobrol di taman. CEPAT LAKUKAN ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU!" teriak Singto mengintrupsi percakapan Krist dan New.

Krist dengan cepat meninggalkan New kemudian mengambil sapu lidi dan keranjang sampah.

"Sing, aku ingin bicara denganmu."

"Bicaralah."

"Apa kau memperkosanya lagi?"

"Tanyakan saja padanya apa aku memperkosanya atau tidak." Ucap Singto kemudian berlalu pergi.

"Sing, aku belum selesai bicara padamu. Singto!" New berteriak namun Singto tetap tidak berhenti.

Krist akhir-akhir ini merasakan dirinya sangat lelah, padahal ia hanya melakukan pekerjaan kecil saja

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Krist akhir-akhir ini merasakan dirinya sangat lelah, padahal ia hanya melakukan pekerjaan kecil saja. Kepalanya juga sering sakit sehingga ia susah untuk tidur nyenyak.

"Sepertinya aku harus minta obat pada Phi New." Ucap Krist sambil memegangi kepalanya yang sakit.

Krist berjalan keluar kamarnya untuk menemui New, ia menuruni tangga dengan sempoyongan, rasanya Krist ingin terjatuh.

Krist mengetuk kamar New, namun belum sempat New membuka pintunya, Krist sudah pingsan didepan pintu. Ketika New membuka pintu, ia langsung shock melihat Krist pingsan.

"Kau, bawa dia masuk ke kamarku." Ucap New pada salah satu bodyguard yang ada didekat kamar New.

Bodyguard itu langsung saja menggendong Krist kemudian meletakkannya di ranjang kamar New. Sedangkan New mengambil peralatan dokternya untuk memeriksa keadaan Krist.

Setelah itu New duduk ditepi ranjang dan mulai memeriksa keadaan Krist, New membulatkan matanya kaget ketika mengetahui kondisi Krist. Ia melakukan pengecekan berkali-kali untuk meyakinkan dirinya namun hasilnya tetap sama.

"Tidak mungkin, bagaimana bisa?" New menggelengkan kepalanya pelan dan memeriksa Krist untuk kesekian kalinya.

"Sial Krist, apa yang akan terjadi nanti?" Ucap New tampak panik.

TBC

22-08-2021

Stockholm [Singto X Krist]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن