Chapter 6

2.8K 230 16
                                    

Sesuai kesepakatannya dengan New, Singto tidak menyiksa Krist selama 3 hari untuk membiarkannya sembuh. Namun ia tetap mengawasi gerak-gerik Krist dari layar monitor dikamarnya.

Sedangkan Krist, kondisi fisik dan mentalnya sudah lebih baik karena mendapatkan perawatan dari New, setidaknya bebannya sedikit berkurang, perlahan ia mulai menerima keadaannya. Tapi Krist tidak yakin jika Singto melakukannya lagi apa Krist masih bisa bertahan atau tidak.

Pagi ini Singto pergi ke kamar Krist namun ia masih tidur. Singto yang geram langsung saja mengambil segelas air dimeja kemudian menyiramkan ke wajah Krist.

Byuurrr

Krist seketika membuka matanya dengan gelapan karena air tersebut masuk ke rongga hidungnya. Ketika Krist tau yang menyiramnya adalah Singto, ia langsung bangkit dan mendudukkan dirinya.

Plakkk

Satu tamparan keras melayang ke pipi mulus Krist dan membuatnya memerah.

"Dasar pemalas! Aku menculikmu bukan untuk menjadikanmu tuan putri, sekarang bersihkan mansion ini cepat!" Teriak Singto dengan tatapan tajamnya.

Krist memegangi pipinya yang terasa nyeri kemudian dengan cepat beranjak dari tempat tidur, sebelum Singto memukulnya lagi.

Maid mengatakan jika peralatan bersih-bersih ada digudang belakang rumah, jadi sekarang Krist pergi menuju gudang untuk mengambilnya.

Saat Krist masuk ke dalam gudang itu, tiba-tiba pintu gudang tertutup dan dikunci dari luar. Krist yang melihatnya langsung menggedor-gedor pintu.

"Bukaaa... bukaaa... jangan kunci aku disini, aku takut gelap tolooongg" teriak Krist.

"Aku tidak peduli. Selama tiga hari kau tidur dengan tenang dikasur empuk bukan? Jadi sebagai gantinya sekarang kau tidur disini" ucap orang dari luar yang Krist yakini itu adalah Singto.

Singto menghela nafas beratnya. "Harusnya dari awal saja aku mengurungnya disini."

Kemudian Singto pergi meninggalkan gudang, sedangkan Krist terus saja menggedor pintu meski tidak ada jawaban sama sekali.

"Kau dari mana Nong Sing?" Tanya Gun.

"Memberi pelajaran pada anak bajingan itu."

"Oh, yasudah sekarang kau duduklah disini, ayo kita makan bersama. Aku akan memanggil yang lainnya."

"Iya Phi."

Kemudian Gun pergi untuk memanggil Off, Tay dan New yang sedang berada dikamarnya untuk sarapan bersama.

Beberapa menit kemudian mereka keluar dan duduk bersama diruang makan.

"Sing, nanti kau ikut phi mengunjungi kebun anggur kita yang berada di Chiang Mai ya?" Ucap Tay.

"Tidak bisa, nanti aku mau membersihkan kutu yang membawa kabur uangku. Kau dengan Phi Off saja" Tanya Singto.

"Aku juga tidak bisa, nanti siang aku ada meeting bersama klien penting" ucap Off sambil menyendok makanannya.

"Yasudah aku berangkat sendirian saja. Kau berangkat naik helikopter Off karena tujuan kalian sama. Aku akan membawa helikopter kita" ucap Tay.

"Lalu tidak ada helikopter yang siaga disini? Kalau ada keadaan darurat bagaimana? Tidak ada akses telepon juga disini" ucap New.

"Kau ikut kita saja Tay, setelah mengantar aku dan Singto kau bisa memakai helikopternya untuk terbang ke Chiang Mai" Ucap Off.

"Ya baiklah."

"Ohya Sing, jika kau pergi bagaimana dengan anak Sangpotirat itu?" Tanya Off.

"Tidak perlu khawatir, aku sudah menguncinya di gudang" ucap Singto datar.

Stockholm [Singto X Krist]Where stories live. Discover now