Chapter 23

2.7K 254 34
                                    

Flashback ON

New sedang bersantai di rooftop dengan menikmati matahari sore yang sebentar lagi akan terbenam. Melihat sunset di pantai memang sangat menakjubkan.

"New, aku ingin berbicara denganmu." Ucap Singto yang tiba-tiba datang dan mengagetkan New.

"Sial, apa kau tidak bisa mengatakan permisi? Kau membuatku kaget bodoh."

Singto tidak peduli, ia segera duduk disamping New dan menatapnya serius.

"Ada apa? Sepertinya penting."

"Aku ingin meminta bantuanmu."

New tertawa, seorang Singto meminta bantuan padanya? Apa besok matahari terbit dari barat? Setau New Singto tidak pernah suka padanya karena dulu New selalu memberikan terapi yang menurut Singto itu sangat menyakitkan bagi dirinya.

"Aku tidak bercanda, masalah yang akan kita hadapi ini sangat serius."

New memicingkan matanya, masalah seserius apa hingga membuat Singto terlihat sangat tegang. Biasanya ia bisa mengatasi masalah apapun dengan mudah dan tanpa beban.

"Masalah apa?"

"Sangpotirat akan segera mengambil Krist dan membawanya kembali."

"Lalu? Bukankah memang sudah seharusnya dia membawa Krist, dia ayahnya jika kau lupa."

"Tidak, Krist milikku, tidak ada orang lain yang boleh mengambilnya dariku."

New menaikkan satu alisnya, ia tau benar karakter Singto. Jika ia sudah mengklaim sesuatu itu menjadi miliknya maka siapapun tidak akan bisa menghalanginya dan merebutnya dengan mudah.

"Sing, biar bagaimana pun Krist memiliki keluarga, kau tidak bisa mengambilnya begitu saja. Meskipun dia nyaman bersamamu selama ini, tidak menutup kemungkinan bahwa dia merindukan keluarganya diam-diam tanpa sepengetahuanmu. Kau lihat pantai itu? Yang kamu tahu hanya bagian kecilnya saja, tapi kau tidak tau betapa luasnya samudra." Jelas New.

"Tapi aku tidak mau kehilangannya, aku.. aku mencintainya."

"Kau yakin kau mencintainya? Aku rasa kau hanya terobsesi padanya. Cinta tidak egois, jika kau mencintai seseorang kau akan melakukan apapun demi membuatnya bahagia, bukan malah sebaliknya. Kau tidak ingat perilaku yang kau tunjukkan ketika awal kau membawanya kesini? Kau bahkan tidak menganggapnya sebagai manusia, kau berbuat sesuka hatimu, kau sudah mengha--"

"Ya aku tau, kau tidak perlu mengingatkan itu lagi. Aku merasa bersalah atas apa yang aku lakukan padanya dulu, aku akui aku sangat keterlaluan. Tapi sekarang perlahan perasaanku padanya mulai berubah, aku senang melihatnya tertawa, aku senang melihatnya bangun dipagi hari, aku senang melihat dia mengeluh tengah malam karena punggungnya terasa sakit dan aku juga senang melihatnya memelukku erat saat aku ingin pergi." Singto tersenyum.

New memperhatikan setiap ucapan dan ekspresi yang ditampilkan oleh Singto ketika bercerita tentang Krist. Ternyata Singto memang sudah banyak berubah. Dulu New bekerja keras mengembalikan empati Singto namun tidak membuahkan hasil, sehingga Singto masih dengan hati dingin bagai kutub es. Namun akhir-akhir ini New bisa merasakan kehangatan menyelimuti diri Singto, sebuah senyum beberapa kali terlihat ketika Singto bersama dengan Krist.

"Apa Krist juga merasakan hal yang sama?" Tanya New.

"Aku tidak tau, bukankah tidak ada orang yang mengetahui luasnya samudra?" Singto membalik omongan New membuat New tertawa.

"Jika Krist juga memiliki perasaan yang sama denganmu, itu hal yang salah."

Singto mengernyitkan dahinya. "Kenapa?"

Stockholm [Singto X Krist]Where stories live. Discover now