Chapter 9

2.9K 256 28
                                    

Warning⚠️
Chapter ini mengandung konten dewasa, harap bijak dalam membaca🔞

Krist terus saja memikirkan apa yang diceritakan New kemarin. Krist tidak menyangka jika dibalik sikap kejamnya Singto, ia pernah mengalami masa yang kelam dalam hidupnya. "Apa benar Pho yang membunuh orang tua dia?"

Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Krist, ia melihat Singto tengah berdiri didepan pintu dengan memakai kemeja putih pas body sehingga badan kekarnya terlihat dengan jelas, tidak lupa lengan kemaja ditekuk hingga siku. Krist menengguk ludahnya kasar, semua itu membuat Singto terlihat sangat.. tampan.

"Do you miss me?" Ucap Singto menyeringai.

Krist mengangkat bibirnya membentuk senyuman hingga lesung pipinya terlihat jelas. Singto yang melihat senyum Krist merasa heran, pasalnya selama ini Krist selalu menunjukkan wajah ketakutan jika bersama Singto, lalu kenapa sekarang Krist malah tersenyum?

Singto mengendikkan bahunya tidak mau tau. Ia berjalan kearah Krist yang sedang duduk disofa. Singto mendekatkan diri dan menepis jarak diantara mereka, hal itu membuat jantung Krist berdebar kencang. Bukan berdebar kencang karena ketakutan seperti biasanya, ini berbeda dan Krist tidak tau kenapa.

"Bagaimana jika malam ini kita bermain?" Bisik Singto dengan tersenyum miring.

Krist seperti membeku, ia bahkan menahan nafasnya daritadi. Ia menoleh hingga hidung mancungnya mengenai pipi Singto. Hembusan nafas Krist terasa dikulit Singto membuat nafsunya membuncah.

Singto melihat bibir Krist yang sedikit terbuka langsung saja menyambarnya dan melumatnya, Krist membulatkan matanya karena kaget dengan perlakuan Singto. Namun beberapa saat kemudian, Krist merasa terbuai dengan ciuman Singto, perlahan-lahan Krist mulai membalasnya membuat Singto semakin memperdalam ciumannya.

Cukup lama mereka berciuman, Singto kemudian melepaskannya. Namun kini Singto mendorong badan Krist hingga posisinya terlentang disofa. Singto merangkak naik ke tubuh Krist dan mulai mencium leher jenjang Krist.

Krist tidak menolak dan memohon untuk dilepaskan seperti biasanya, entah apa yang ada dipikiran Krist saat ini. Ia benar-benar menikmati apa yang Singto lakukan padanya.

Singto menghisap dan menggigit leher Krist meninggalkan bekas merah keunguan disana. Krist memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya merasakan sensasi geli dilehernya.

Singto melihatnya dan menyeringai. "Kau mulai menyukainya?"

Krist membuka matanya dan menatap dalam mata Singto, membuat jantung Krist kembali berdetak tak normal.

Krist memalingkan pandangannya dari mata Singto dan mengatur nafasnya. "Apa yang ingin kau lakukan?"

Singto tidak menjawab namun langsung menarik tangan Krist untuk berjalan ke ranjang. Singto kemudian mendorongnya hingga tubuh Krist jatuh dikasur.

"Nikmati dan mendesahlah untukku."

Singto membuka kaos yang dikenakan Krist dan melihat tubuh putih milik Krist. Singto mencium basah nipple Krist dan memilin nipple satunya dengan tangannya.

Krist bergerak tak tenang, ia meremat sprei dan terus menggigit bibir bawahnya. Hingga saat Singto menghisap kuat nipplenya, pertahanan Krist pun roboh.

"Ahhh" satu desahan keluar dari mulut Krist membuat Singto semakin bergairah.

Singto membuka celana pendek Krist dan juga celana dalamnya, terlihat junior Krist yang sudah menegang.

Singto mengocok junior Krist yang membuat Krist melengkungkan tubuhnya menikmati permainan tangan Singto. Kemudian Singto membasahi tangan satunya dengan ludahnya dan memasukkannya ke hole Krist.

"Argghhh"

Krist merasakan sakit pada bagian bawahnya, ia tau Singto sedang memasukkan jarinya di holenya. Gerakan tangan Singto semakin cepat membuat Krist bergerak tak tenang dan merancau tak karuan.

"Aahh a-aku mau.. keluarrr."

"Akhh" Krist mengeluarkan muatannya diperutnya, Singto yang melihatnya tersenyum miring dan merangkak keatas.

"Apakah nikmat? Bagaimana jika sekarang kita mulai ke permainan inti?" bisik Singto.

Singto melepas semua pakaiannya hingga sekarang mereka berdua sama-sama telanjang. Singto mengambil lube dan mengoleskannya pada hole Krist dan juniornya. Kemudian Singto mendorong juniornya masuk ke hole Krist.

"Akkkhhh sakitt..."

Air mata Krist turun dengan deras karena merasakan sakit yang luar biasa pada holenya. Singto mencium lagi bibir Krist untuk mengalihkan rasa sakitnya.

Singto mengerakkan pinggulnya dan mencengkram erat pinggul Krist. Singto terus menggempur hole Krist hingga mengenai titik nikmat Krist.

"Aahhh.. mppttt.."

"Sekarang ahh kau jadi sama seperti jalang" ucap Singto dengan terus bergerak.

Krist tidak menghiraukan apa yang dikatakan Singto, karena ia merasa bahwa tubuhnya melayang. Singto benar-benar membuatnya gila.

"Aakhh" mereka berdua mencapai pelepasan mereka bersama.

Belum juga Krist selesai mengatur nafas, tubuhnya sudah dibalik oleh Singto hingga posisinya saat ini sedang menungging. Singto kemudian bergerak dengan kasar membuat Krist semakin kehilangan akal, ia membenamkan wajahnya dibantal dan mencengkram erat ujung sarung bantalnya.

Setelah lama Singto terus bergerak liar, akhirnya Singto mendapatkan pelepasan keduanya dan ketiga kalinya untuk Krist. Tubuh Singto roboh menimpa Krist, setelah mengatur nafasnya Singto melepaskan juniornya dari hole Krist.

"Akkhh" rintih Krist saat merasakan junior Singto dicabut dari holenya.

Singto kemudian memakai kembali pakaiannya dan pergi dari kamar Krist. Sedangkan Krist yang baru saja kembali kedunia nyata mulai merutuki kebodohannya.

"Shit! Kenapa aku malah menikmatinya, apa yang terjadi padaku?"

Krist merasa tubuhnya sangat lelah, ia tidak sanggup berjalan ke kamar mandi akhirnya memilih langsung memejamkan matanya.

Sedangkan Singto yang baru saja memasuki kamarnya, mengacak-acak rambutnya kasar.

"Sial! Kenapa tadi aku menciumnya bahkan aku juga memperlakukannya dengan lembut, ada apa denganku?"

TBC

Kira-kira ada apa nih dengan mereka berdua?



19-08-2021

Stockholm [Singto X Krist]Where stories live. Discover now