Chapter 18

3K 260 41
                                    

Singto dan Krist telah kembali dari Jepang saat pagi buta karena malam ini keluarga Singto akan mengadakan pesta untuk ulang tahun Gun.

Mereka menyuruh maid dan bodyguard untuk menyiapkan makan malam didekat pantai. Tepi pantai dihias dengan saat indah dan bernuansa romantis sesuai dengan permintaan Off.

"Baby apa kau suka?" Tanya Off.

"Papii aku sangat menyukainya, terima kasih." Ucap Gun dengan memeluk Off.

"Ayo duduk baby." Off menarik satu kursi untuk diduduki oleh Gun.

"Papii yang lain mana?"

"Mungkin sebentar lagi akan datang baby."

"Baiklah."

Selang beberapa menit Tay datang bersama New dengan membawa kue ulang tahun dan juga sebuah kado.

"Akhirnya kalian datang juga." Ucap Gun tersenyum senang. "Dimana Nong Sing?"

"Kau seperti tidak tau adikmu yang satu itu saja, pasti dia ketiduran. Aku akan menjemputnya."

Tay ingin menjemput Singto namun Singto sudah berjalan kearah mereka dengan menggandeng Krist. Sedangkan Krist tidak berkata apa-apa, ia terkejut tau kalau Singto membawanya ke pesta keluarganya.

"Kenapa kau mengajakku kesini, aku kembali saja." Bisik Krist pada Singto.

Singto makin mempererat genggamannya agar Krist tidak bisa pergi, hal itu membuat Krist heran.

"Kenapa kau ajak dia kemari Sing?" Tanya Tay.

"Dia pasanganku."

Sontak semua orang terkejut dan menatap Singto dengan tatapan penuh tanya, bahkan Krist juga melakukan hal yang sama.

"Apa maksudmu?" Ucap Tay yang penasaran.

"Dia pasanganku, jika kalian bisa membawa pasangan kalian dipesta ini kenapa aku tidak?" Jawab Singto datar.

"Ya kau boleh membawa siapapun, tapi bukan dia. Kau tau kan dia anak orang yang--"

"Yang membunuh orang tua kita? Aku tau. Tapi dia juga orang mengandung anakku."

"Aku tau Sing, kau ingin bertanggung jawab atas anak itu, aku juga tidak keberatan. Tapi kenapa kau bilang dia pasanganmu? Dia hanya orang yang mengandung anakmu, setelah dia melahirkan kita singkirkan saja dia."

"Tay!"

New menatap Tay tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh suaminya itu. Sedangkan Krist hanya bisa mengepalkan tangannya sehingga genggaman tangannya pada Singto semakin erat.

"Tidak, anakku harus mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Suka atau tidak kalian harus menerimanya sebagai pasanganku." Tegas Singto.

Semua orang terdiam karena terkejut dengan ucapan Singto, mereka tau jika Singto sudah berkemauan maka tidak ada seorang pun yang bisa membantah ucapannya.

"Baiklah terserah kau." Ucap Tay mengalah.

"Sudahlah ayo duduk, ini pestaku jadi kalian semua harus menikmatinya." Ucap Gun menengahi Tay dan Singto.

Singto menatap Krist dengan tersenyum tipis. Krist tidak bisa berkata-kata lagi, apa yang baru saja diucapkan Singto membuatnya membeku. Ia tidak menyangka jika Singto akan memperlakukannya seperti itu didepan keluarganya. Singto membela Krist, Krist pasangan Singto, Singto tidak akan menyingkirnya, semua kata itu berputar-putar dalam otak Krist membuat wajahnya memerah.

"Ayo." Singto menarik tangan Krist kemudian menyuruhnya untuk duduk.

"Ini kado untukmu Phi Gun." Ucap Singto dengan tersenyum pada Gun.

Stockholm [Singto X Krist]Where stories live. Discover now