Chapter 7

2.7K 231 7
                                    

Terdengar seseorang membuka pintu gudang membuat Krist seketika mendekati pintu itu. Dilihatnya Singto yang membawakannya nampan makanan.

"Makan itu, aku tidak mau kau mati sebelum menderita" ucap Singto dengan nada dinginnya.

"Tolong keluarkan aku dari sini, aku akan menuruti permintaanmu tapi keluarkan aku, aku takut" ucap Krist dengan nada lirih dan menundukkan kepalanya karena takut menatap mata Singto.

"Baiklah aku akan mengeluarkanmu, makanlah kemudian pergi ke kamarmu" ujar Singto sambil menyeringai.

Singto meninggalkan Krist yang masih tercengang, Krist tidak menyangka bahwa Singto akan menuruti permintaannya. Bahkan sekarang Singto tidak mengunci pintunya jadi Krist bisa keluar dari gudang.

Krist segera berjalan ke kamarnya dengan membawa nampan makanan yang diberikan Singto, ia ingin makan dikamar saja karena ia tidak mau berlama-lama didalam gudang yang gelap itu.

Sesampainya dikamar Krist langsung memakan makanannya dengan lahap karena ia sangat lapar. Setelah selesai makan ia menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang lengket karena belum mandi dari tadi pagi.

Singto yang melihat dari layar monitornya tersenyum miring ketika Krist masuk ke kamar mandi. "Baiklah, waktunya bersenang-senang."

Singto keluar dari kamarnya menuju kamar Krist. Sesampainya disana ia membuka kamar Krist dan langsung masuk ke kamar mandi. Pintu kamar mandi Krist rusak akibat didobrak waktu itu, jadi tidak bisa tertutup dengan sempurna.

Krist yang sedang berdiri dibawah shower mengalir itu tidak menyadari bahwa kini ada Singto yang sedang memperhatikannya.

"Kau memang sangat seksi."

Ucapan Singto membuat Krist terlonjak kaget, Krist segera menutupi bagian bawahnya dengan tangannya.

"A-apa yang k-kau lakukan disini?" Ucap Krist ketakutan.

"Ini rumahku, aku bebas pergi kemana saja yang aku mau."

"T-tapi a-aku sedang mandi, t-tolong keluarlah." Krist menundukkan dirinya karena takut dengan Singto.

Singto mendekatkan dirinya pada Krist dan berbisik ditelinganya. "Apa kau malu? Aku sudah pernah melihatnya."

"A-apa yang akan k-kau lakukan?"

"Bermain denganmu."

"Jangan tolong jangan hiks" ucap Krist yang mulai menangis.

"Jangan menangis, aku akan bermain lembut padamu kali ini" ucap Singto sangat lirih pada telinga Krist.

"T-tidak, tolong jangan lakukan lagi hiks aku mohon."

Krist menangis kemudian mendorong tubuh Singto dengan kuat. Singto yang kehilangan keseimbangan pun terjatuh, namun sebelum terjatuh Singto merengkuh pinggang Krist sehingga mereka jatuh bersama.

Krist jatuh diatas Singto dengan bibir mereka yang menempel. Singto membulatkan matanya kemudian mendorong tubuh dengan keras hingga kepala Krist terbentur pinggiran bathup.

"Bangsat!" Teriak Singto.

Singto lalu pergi keluar kamar Krist dengan tergesa. Krist menatapnya heran, tapi Krist juga bersyukur Singto tidak jadi melakukan itu padanya. Krist kini memegangi kepalanya yang terasa pusing akibat terbentur tadi. Ia dengan cepat menyelesaikan mandinya agar segera beristirahat.

Saat Krist sudah merebahkan tubuhnya dikasur, tiba-tiba ingatannya kembali pada saat ia terjatuh diatas Singto. Tangan Krist refleks memegang bibirnya dan jantungnya mulai berdegup tidak normal.

Stockholm [Singto X Krist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang