19. Kupu-Kupu Datang

972 203 22
                                    

Tak ada perayaan semewah ini yang pernah ia datangi di hidupnya.

Bagaimana orang-orang berlalu lalang sambil mengobrol dengan asyik dan anak-anak yang tertawa dengan gembiranya. Satu hari ini Anora seperti dibuat masuk ke dalam kehidupan orang kaya.

Pesta ulang tahun Violet mungkin bisa disamakan dengan pesta pernikahan di kampung halamannya. Bahkan di kampungnya mungkin tak akan semewah ini, benar-benar sederhana dari sini.

Elephant Love telah membawanya sejauh ini. Di dalam perumahan milik orang kaya di ibu kota, Anora ibarat tersesat di surga yang paling menjebakkan ini.

Setelah semua ini selesai, apa lagi yang harus ia lakukan? Tentu saja, mulai membiasakan dirinya di sini. Orang-orang di Elephant Love dan surga semacam Gerbera Palace ini akan terus menyiapkan kejutan kepadanya.

Di depan panggung sana, Violet sudah selesai meniupkan lilin kue ulang tahunnya. Di kanan kiri gadis kecil itu, ada kedua orang tuanya yang sangat bahagia merayakan pertambahan usia anak mereka.

Anora bertepuk tangan bersama para tamu lainnya. Pandangannya jatuh pada gadis kecil itu, lalu jatuh lagi pada sosok di sebelah kanannya, Raka.

Melihat bagaimana pria itu tersenyum saat memotong kue bersama Violet, kemudian ia mencium pipi anaknya tersebut. Mereka tampak manis, benar-benar manis.

Semakin Anora mengamati mereka dengan lama, semakin itu pula ia merasakan keraguan berselimut cepat memenuhi ruang hatinya. Benarkah ia dijebak? Benarkah dia yang manis di depan sana adalah pria yang pernah menjadi mimpi buruknya dulu?

Trauma tetaplah menyakitkan. Anora tetap kesulitan sembuh sepenuhnya.

Sedangkan di sampingnya, ada Azka yang diam-diam mengamati keadaan Anora itu. Sebelumnya pria ini memutuskan untuk bergabung di meja bundar ini bersama Sella dan Anora.

Azka sadar ada senyum yang memudar cepat di wajahnya. Ekspresinya datar tapi syarat akan perasaan sedih. Anora berani melakukan itu di tempat yang seramai ini. Lalu pandangan Azka segera beralih melihat ke panggung sana.

Raka, dia masih nyimpan luka itu. Kamu yakin udah merasa lebih baik setelah pertemuan-pertemuan kalian yang sebelumnya?

Acara tiup lilin telah berakhir. Semburat jingga di kanvas langit putih itu juga ikut menutup puncak perayaan itu. Kini gelaplah yang tersisa untuk perlahan-lahan mewarnai angkasa ini seutuhnya. Lampu-lampu cantik telah dihidupkan, suasana pesta masih berlanjut.

"Itu selingkuhannya?"

Dari sampingnya, Azka mendengar suara Sella yang berbisik padanya. Ia ikut tertoleh ke arah gadis itu memandang.

Matanya lantas menyipit. Di ujung panggung, Azka melihat Iris yang tengah mengobrol pada seorang pria berkemeja putih. Dengan potongan rambut yang tipis, orang itu mengingatkan Azka dengan waktu lalu.

"Erlo?" suaranya.

Sella pun langsung menoleh terkejut, "Lo kenal?"

"Dua bulan yang lalu, gue ketemu sama dia di rapat kerjasama perusahaan. Dia perwakilannya."

"Haah.. Iris ngincer nggak main-main juga."

"Biasa aja. Perusahaannya masih di bawah gue. Bukannya sombong, tapi keinget mereka ngotot banget mau kerja sama bareng."

Rasa terkejut Sella lantas berubah cepat menunjukkan wajahnya yang masam.

Di sisi lain, Raka sibuk memperkenalkan Violet kepada beberapa rekan kerjanya. Gadis kecil itu juga bersikap manis kepada mereka, tapi tak lama Violet juga kabur dari sana. Ia memilih bermain bersama temannya dibandingkan menjadi objek perkenalan oleh Raka.

butterfly disaster Where stories live. Discover now