32. Kelana [I]: Pergi

482 91 3
                                    

Masih teringat dengan jelas di pikiran Raka, bagaimana paniknya Anora begitu mendapatkan satu panggilan masuk mengenai keadaan ayahnya yang sakitnya mendadak kambuh.

Pertemuan mereka di pagi ini hanya berlangsung singkat. Anora pun buru-buru memasukkan baju dan perlengkapan lainnya ke dalam tas, ia sudah berencana untuk pulang.

Raka yang melihat semua itu juga ikut khawatir atas apa yang terjadi. Gadis itu pun bahkan menolak saat ia mencoba memberikan bantuannya. Alhasil Raka memohon untuk kali ini bisa mengantarkannya ke stasiun kereta api. Syukurnya mereka masih mendapatkan satu tiket keberangkatan di siang ini.

Suasana siang hari di kediamannya kali ini tampak ramai begitu sang ibu mendatangi rumahnya. Raka dan Violet sedang makan siang begitu ibunya datang bersama satu asistennya membawakan sekantong plastik hitam besar yang langsung diterima oleh Bu Taris.

"Salak. Ada yang jual murah di pinggir jalan tadi." Beliau tertawa kecil dan mengambil beberapa buah salak dari kantong tersebut.

Makan siang kedua ayah dan anak itu tak berlangsung lama, setelah selesai keduanya langsung ikut menyantap buah salak itu di meja makan bersama oma. Raka memberi beberapa buah salak yang telah dikupas kulitnya kepada Violet selagi mereka sibuk bercerita.

"Tumben oma ke sini?" sahut Raka.

"Katanya Violet mau liburan ya sama temen sekolahnya ke Jogja?" tanya oma.

Raka mengangguk. Elephant Love memang membuka pendaftaran liburan bersama ke Jogjakarta dan hampir seluruh muridnya mengikuti kegiatan ini semua. Ini juga menjadi ajang pamer pencapaian dimana para orang tua turut memberi sumbangan selama mereka berlibur. Entah itu tiket wisata gratis untuk semua orang, tiket pesawat, maupun tiket menginap hotel secara percuma-cuma.

Oma sontak tersenyum senang, "iih oma mau ikut deh!"

"Oma mau ikut juga??" Violet berseru diiringi senyuman terakhirnya. Tentunya oma mengangguk membalas sang cucu itu.

Sedangkan Raka hanya menggeleng lelah, "oma nanti capek loh."

"Nanti kita main ke vila oma juga yuk terus kita nginep di sana juga."

"Mauu!"

Sontak bola mata Raka membulat tak percaya begitu sang ibu ikut merencanakan hal yang tidak-tidak kepada Violet selama liburan nanti.

"Oma-"

"Nanti mbak ikut juga. Vio bareng sama oma aja, papamu gak usah," potong oma.

"Iya, papa gak usah ikut." Violet membalas setuju.

"Nanti kamu yang kangen sama papa." Raka membalas balik sang putri.

Namun balasan dari Violet tak kalah darinya juga.

"Papa 'kan kerja terus."

Dari obrolan mereka itu, oma meyakinkan dirinya bahwa ia bisa menggantikan Raka sebagai wali Violet selama liburan nanti. Beliau juga akan membawa satu asistennya untuk membantu selama di perjalanan nanti.

"Terus papa gimana?" Sekali lagi Raka menanyakan posisinya dimana ia akan ditinggalkan oleh keduanya nanti.

"Kamu kerja aja."

"Papa kerja."

Keduanya menjawab dengan serentak dan membuat ia semakin terpojokkan di sini. Raka tak bisa berkutik lagi, bahkan sekalipun ia melarang oma tetap saja sang ibu menyemprotnya balik.

__________

Hari yang ditunggu pun tiba, lusa kemudian Raka benar-benar ditinggalkan pergi oleh Violet dan oma yang akan berliburan di Jogjakarta selama enam hari. Persiapan keduanya sangat banyak terutama oma yang memang harus ekstra terlebih apalagi akan mengganggu pada kesehatannya nanti. Tapi bagi orang tua itu, ia tak masalah harus dibuat repot sekalipun yang paling penting dia bisa bersenang-senang bersama cucu kesayangannya ini.

butterfly disaster Where stories live. Discover now