22. Menghindar

896 199 28
                                    

Keberadaan Violet di rumah oma hari ini menjadi pertanda bahwa rumah sesungguhnya sedang tak baik-baik saja. Menegang dan tak biasa.

Oma atau Liliana adalah ibu kandung dari Raka. Beliau tinggal di luar dari daerah Gerbera Palace. Setahun yang lalu, putranya sempat menawarkan sebuah rumah di komplek itu, tapi beliau menolak. Ia beralasan, bahwa ia lebih menyukai rumah sederhana dengan tanaman yang banyak dan teras luas ini atau sebutan lainnya, ini adalah rumahnya dengan mendiang suami dulu.

Violet begitu menyukai rumah omanya. Karena di tempat ini ia bisa menemukan kucing berjumlah lima ekor dengan varian warna berbeda, peliharaan oma semua. Lalu dia menyukai kolam ikan oma yang berisi banyak ikan koi berwarna cantik. Setiap sore beliau akan mengajak cucunya itu untuk menebarkan makanan di kolam tersebut.

Maka hari ini Raka mempersilahkan putrinya itu untuk menginap di tempat ibunya. Hal ini akan menghindarkan Violet dari cekcok yang akan muncul tak terduga antara ia dan ibu anak itu.

Raka harus menyelesaikan urusan dengan Iris secepatnya.

"Kalian beneran mau ngelakuinnya?"

Liliana masih sibuk menuangkan air rebusan sirih di cangkirnya, yang ia minum beberapa saat sebagai obat. Sedangkan Raka mengamati lebih dulu Violet yang bermain di ruang tamu bersama lima kucing ibunya.

"Aku udah nggak tahan lagi."

Kini dua orang itu sudah terduduk di kursi meja makan. Beliau menghirup sejenak air rebusan itu.

"Aku dan Iris mau pisah dengan baik-baik aja, Ma," sambung Raka.

"Kenapa? Kok kalian jadi kayak gini?"

"Kami sibuk. Iris sibuk dengan karir begitupun dengan aku. Kami capek harus pulang tiap malem, belum lagi Violet-"

"Kalo capek ya istirahat, Raka. Kalian tuh harus saling nyemangatin satu sama lain."

Raka tersenyum hambar. Beliau tak mengerti yang sebenarnya.

"Aku yang bakal jaga Violet saat ini. Sidang kami bakal dimulai minggu depan. Mama tenang aja-"

"Raka!"

Liliana menolak. Ia sangat tak menginginkan rumah tangga putranya menjadi hancur. Perceraian mereka ini pasti punya alasan tersendiri.

"Jelasin apa yang terjadi? Kalian ada masalah? Atau Iris yang berulah? Kamu nggak mikirin pihak keluarga Iris juga!?" tekan sang ibu.

Raka menggeleng, "Iris nggak peduli, Ma. Karir dia lagi di atas, bahkan Violet aja dia sering lupa."

"Ya Tuhan.." Beliau mengeluh. Tak kuat bahwa kenyataan menantunya itu akan terjadi seperti ini, "kalian mau ngebiarin Violet tambah hancur juga??" bisiknya.

"Aku bisa dapetin hak asuh Violet. Kalo kami bertahan terus yang ada kami bakalan hancur. Mama nggak usah mikirin-"

"Nggak bisa, Raka. Apa alasan kalian mau cerai!? Kalian kolot kalau cerai cuman karena capek aja," seru Liliana.

Sang ibu tetap tak akan mengerti. Yang ada di pikiran orang tuanya hanyalah perceraian akan terjadi jika ada kekerasan dalam rumah tangga saja. Tapi lebih dari itu, keributan mereka yang sudah melelahkan juga bisa menjadi alasannya.

Apapun hubungan yang sudah tak baik dan jika terus dipertahankan akan membawa dampak yang buruk. Raka tak bisa bersama, begitupun dengan Iris. Mereka terikat untuk waktu sesaat saja.

Hubungan ini beracun.

"Aku mau pulang."

Raka beranjak dari kursinya segera dan meninggalkan sang ibu yang masih tak terima dengan alasannya tadi. Sebelum keluar, ia hampiri dulu Violet yang sedang bermain itu.

butterfly disaster Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin