CHAPTER 26 : Save Me (3)

15.4K 1.7K 17
                                    


"Sekarang!"

Jayden melotot, begitu pula Ellea terbelalak saat pria bertopeng itu memerintahkan kedua anak buahnya untuk mendorong sang Putri jatuh. Kekuatan lelaki itu bahkan masih bisa ditahan dengan satu tangan oleh badan besarnya. Sementara itu Ellea terus disudutkan, sampai akhirnya salah satu dari mereka mendorong jatuh bongkahan batu besar yang terikat pada kaki wanita itu.

"KYAAAA!!!"

"TUAN PUTRI!!!"

Sejurus kemudian tubuh Ellea tertarik jatuh, tepat bersamaan dengan batu yang menariknya semakin ke bawah. Netra Jayden membola, kemudian berlari ke pinggir jurang untuk melihat Putri Mahkota. Lantas gadis itu tercekat, rasanya udara di sekelilingnya menggila dan tidak ada yang berubah walau tangannya meraih-raih ke atas. Dilihatnya sosok Jayden yang menungging dramatis, mengulurkan tangannya pada udara kosong.

Swoosh--jleb!

Swoosh--jleb, jleb, jleb!!

Satu anak panah melesat cepat, disusul tiga lainnya yang ditembakkan bersamaan. Tak lama kemudian tiga orang yang berada di pinggir jurang tumbang, tersisa dua yang berdiri di depan. Harry turun dari kudanya, berlari cepat sambil mengayunkan pedang berlapis mantra penyerang itu dan menghunus dua sisanya dalam sekali tusukan. Tatapan matanya tajam dan menatap fokus pada jurang di depannya sebelum melompat.

"YANG MULIA!!" suara Jayden menggema.

Harry terjun bebas, merasakan tekanan udara yang berada di sekelilingnya sesaat ia menjatuhkan diri. Netra kelamnya fokus pada Ellea yang meronta-ronta, hampir mendarat pada lapisan es tipis di atas perairan. Pangeran kemudian membaca mantra, menciptakan sebuah bola pelindung yang langsung meraih wanita itu dalam satu dekapan. Namun Harry melupakan sesuatu, bongkahan batu besar yang terikat di kaki Ellea membuat konsentrasinya goyah. Sehingga sihirnya lenyap di detik-detik menjelang pendaratan mereka.

PYAARR!!

Gletser es tipis itu pecah, menghambur hingga serpihannya buyar kemana-mana. Ellea dan Harry sontak masuk ke dalam air. Lelaki itu kemudian menarik Ellea ke dalam dekapannya, mencoba berenang ke atas di tengah suhu dingin yang luar biasa menusuk. Namun nihil, usahanya sama sekali tidak membuahkan hasil. Batu yang terikat pada kaki Ellea terlalu besar, dan Harry tidak bisa sembarangan menggunakan sihir di dalam air. Salah-salah, justru mereka bisa tenggelam sungguhan.

Harry merogoh sakunya, sama sekali tidak ada satu benda pun yang bisa ia pakai untuk memotong tali; sementara mereka semakin tertarik ke dasar. Dengan sisa tenaganya Ellea menarik tangan suaminya. Air es itu membuatnya kaku, sulit sekali bergerak. Belum lagi rasa ngilu yang menusuk sampai ke tulang belulang. Perempuan itu mengarahkan Harry untuk menarik sebuah kalung yang ada di balik gaunnya.

Sepasang netra karamel itu menatap manik kelam Harry, diikuti dengan gerakan tangan pria itu yang merogoh sebuah kalung panjang dari balik gaun Ellea. Awalnya sang Pangeran sangsi, akan tetapi timbul harapan setelah melihat ada sebuah belati kecil yang menjadi bandul kalung istrinya. Dengan cekatan lelaki itu memotong tali yang mengikat kaki dan tangan Ellea, kemudian menariknya naik ke atas; sementara yang Ellea tahu, semuanya menjadi gelap.

"Yang Mulia!"

Harry mengambil napas panjang begitu kepalanya menyembul. Di tepian danau Jayden sudah berkumpul, lengkap dengan beberapa pasukan yang tersisa dan menyusul belakangan. Rupanya Jendral Hyatt juga ikut, meninggalkan tenda peristirahatan mereka yang porak poranda.

"Tolong baju hangat." Harry terengah-engah membopong Ellea yang tak sadarkan diri.

Jayden kebingungan, ingin sekali rasanya ia memberikan apa saja yang bisa dikategorikan baju hangat. Namun nyatanya tak ada apa-apa selain pasukan yang terluka dan perbekalan yang berantakan. Satu-satunya yang aman cuma kereta kuda jelek yang di gunakan untuk menarik upeti. Harry mendesah lelah sekali lagi, dia kemudian menyadari keadaan.

"Baik, kalau begitu kita istirahat sebentar disini. Ayo buat api."

Semua pasukan yang tersisa mengambil perlengkapan seadanya dari kereta kuda kerajaan. Tentu tak banyak yang bisa mereka manfaatkan, tapi setidaknya ada sisa kayu dari gerbong dokar yang sudah tak berkuda itu. Jayden mengamankan kuda-kuda yang tersisa untuk melanjutkan perjalanan, setidaknya sampai di perbatasan dan istana singgah di Oalia. Untungnya lagi mereka masih bisa mengisi perut dengan hasil tangkapan Harry tadi. Minimal mereka akan bertahan untuk malam ini, tak lupa lelaki itu juga membuat kubah sihir pelindung yang hangat sebelum semuanya terlelap.

◇•◇•◇

◇•◇•◇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now