CHAPTER 54: White Mask (2)

9.3K 1.1K 188
                                    

Frita membuka pintu, menampilkan Ellea yang tampak segar dengan gaun terusan selutut bermodel atasan v-neck dengan renda-renda besar di sekelilingnya. Warna biru pastel cerah dan corak daisy itu semakin membuat kesan manis dan ceria bagi sang Putri. Namun yang paling menarik perhatian Kate adalah mahkota dengan bunga-bunga besar yang melekat inda di pucuk kepala Putri Mahkota.

"Baiklah, ayo berangkat." Ellea tersenyum lebar, sampai matanya menyipit lucu dan deretan gigi rapi sang Putri terlihat jelas. "Frita, tolong berikan satu mahkota bunga juga untuk Kate."

Aku akan selalu bersikap baik padamu, Kate, asalkan kau tidak menyentuhku barang seujung kuku pun.

Frita mendengus agak kesal, tapi ia mengambil sebuah mahkota dengan bunga-bunga kecil. "Silahkan, Nona Catherine."

Kate tersenyum kecil, ada perasaan hangat begitu ia menerima kebaikan Ellea setelah sekian lama. Padahal mereka tinggal di istana yang sama, akan tetapi Kate jarang sekali bisa melihat atau berinteraksi dengan Ellea. Entah karena sang Putri menghindarinya, atau sebaliknya, lagi pula selama ini memang hanya ia sendiri yang tak punya kegiatan. Semua orang di istana Spica selalu sibuk. Baik itu menyiapkan segala sesuatunya untuk Putra Mahkota dan Putri Mahkota, atau pun melakukan tugas harian merawat istana. Satu - satunya hal yang bisa Kate lakukan hanya jalan - jalan, dan ia biasanya sebisa mungkin memilih jalan yang tidak akan diambil Putri Mahkota.

"Terima kasih, Frita," Kate tersenyum simpul, kemudian mengenakan sendiri mahkota bunga yang ia dapat dari Frita.

Terbesit perasaan iri dan kecewa sebenarnya. Mereka sama-sama istri dari Putra Mahkota, tapi mengapa perlakuan yang diberikan orang-orang begitu berbeda? Padahal Kate sudah berusaha sebisanya menyesuaikan diri, tapi tetap tak ada satu orang pun yang bahkan bisa menyapa dengan ikhlas kalau dia lewat. Memang apa salahnya? Terlepas dari kejadian yang sudah berlalu, toh ia dan ayahnya sudah menerima hukuman yang pantas. Seluruh harta kekayaan Duke Sillian, gelarnya, bahkan hak-hak khusus yang sebelumnya dimiliki oleh Duchy yang independen ... semuanya diambil kembali oleh kerajaan. Bukankah seharusnya itu sudah cukup? Tapi ... kenapa? Seberapa banyak pun Catherine memikirkannya, ia tak menemukan jawabannya.

"Nona, sebagai kepala para dayang, aku minta maaf kalau Anda tidak cukup puas dengan mahkota bunga yang Frita berikan." Nyonya Margareth menyela, menatap Kate yang menundukkan wajahnya dalam-dalam, "sesuai dengan peraturan istana, mahkota mawar akan diperuntukkan kepada Ratu Arielle, mahkota anyelir dipersembahkan untuk Putri mahkota, sementara anggota keluarga kerajaan tak resmi, hanya boleh mengenakan daisy dan zinnia saja. Kuharap Nona tidak tersinggung."

Ya, apa lagi yang bisa Catherine harapkan, iya, kan? Posisinya lemah dan ia hidup di sini hanya karena belas kasihan Putra Mahkota. Tidak ada pilihan lain baginya selain menerima posisi ini. Mau kembali ke masyarakat pun Kate tidak bisa. Tidak akan ada tempat yang mau menerimanya, bahkan tempatnya tinggal sekarang seperti ini. Semuanya sangat tidak adil. Meskipun begitu, tidak ada yang bisa ia lakukan. Posisi selir Putra Mahkota lebih rendah dari selir raja, bahkan posisi kepala dayang Putri Mahkota masih lebih berkelas. Kate tidak bodoh, dia tahu kenapa tidak ada bangsawan yang mau melayaninya. Tapi, setidaknya mereka harus memberikan Vey untuk melayaninya. Bukan begitu? Setidaknya ... tolong jangan biarkan ia sendirian di istana yang luas ini.

Kate tersenyum kecut, "tentu saja, Nyonya, mana berani aku memprotes sana-sini, sementara seharusnya aku menjadi perempuan penurut. Iya, 'kan?"

"Saya mengerti, Nona," Nyonya Margareth kembali memimpin jalan, "Mari lewat sini."

Tuan Putri, jangan salahkan saya kalau lama-lama menjadi tamak, dan menginginkan mahkota di kepalamu itu. Aku akan bersungguh-sungguh kalau seandainya kau masih menutup mata dengan semua perlakuan tak menyenangkan ini.

***


Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu