CHAPTER 19 : Make It Right (2)

29.7K 2.4K 124
                                    

Putra Mahkota nampak sangat tidak sabar, ia kemudian membopong Ellea masuk ke dalam sebuah ruangan tanpa menunggu jawaban gadis itu. Dalam hati Putri Mahkota sudah menduga hal ini, tepat saat ia mendengar rencana Octavius. Dan keputusannya sudah bulat, bahwa Ellea akan menyerahkan diri pada Harry sepenuhnya.

Harry meletakan tubuh Ellea pada sebuah sofa besar yang ia temukan di sudut ruangan, tepat di dekat jendela yang dibanjiri sinar rembulan. Keping-keping salju masih terus turun, membuat pemandangan indah pada malam pertama yang akan mereka habiskan berdua. Pria itu kemudian tersenyum lembut, tangannya terulur membelai surai karamel Ellea yang terurai indah.

"Aku mencintaimu, Estelle," dia berbisik, "Aku benar-benar mencintaimu."

Harry kemudian mendekatkan wajahnya, mengecup lagi bibir cherry yang entah sejak kapan mulai menjadi candunya. Ellea memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut suaminya. Putra Mahkota mulai menjamah setiap inci tubuh istrinya, kemudian perlahan tapi pasti lelaki itu melepaskan tali yang terikat di bahu kiri dan kanan gaun tipis Ellea.

Dalam satu gerakan perempuan itu polos, lantas kedua sudut bibir Harry tertarik. Namun Ellea justru tersipu malu, entah apa yang membuatnya begitu. Dibilang kali pertama juga bukan, akan tetapi rasanya seperti masih gadis. Sepertinya Estelle yang ini benar-benar masih perawan, canggung sekali.

Lantas tak sampai sepersekian detik berikutnya perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata itu datang lagi. Ellea menarik napas panjang, menahan lenguhan memalukan yang selalu lolos dari bibirnya. Harry tiba-tiba sudah berjongkok di depan kakinya, kemudian membuka paha yang diapit itu sebelum kepalanya menyeruak masuk tepat di mulut bawah Ellea.

Gila, rasanya benar-benar memabukkan. Sekali lagi Ellea ingin menegaskan bahwa ini bukan benar-benar kali pertamanya, tapi tubuhnya merespon dengan kepolosan perempuan yang masih gadis.

"Harry ...."

Tak lama kemudian Harry bangkit, lalu memposisikan dirinya di depan pintu nirwana Ellea yang masih terkunci rapat. Ia memposisikan miliknya, kemudian masuk dalam sekali sentakan.

"Akh!"

Astaga, dasar sial! Rupanya tubuh ini benar-benar masih perawan.

Harry kemudian memacu gerakannya, mendorong tubuh Ellea ke depan dan belakang. Getaran-getaran aneh itu mengelenyar ke seluruh syaraf sang Putri, memberikan sebuah rasa luar biasa nikmat yang membuatnya lupa daratan. Lelaki itu berulang kali menahan napas, terengah-engah sambil menjaga irama gerakannya. Ellea tak kalah seru, lenguhannya sudah menguar kemana-mana.

Derit suara sofa yang bergeser mewarnai permainan cinta mereka. Baik Harry maupun Ellea sama-sama berpeluh bermandikan cahaya rembulan. Sang Pangeran menatap lembut pasangannya yang bergetar di bawah tubuhnya; sementara sang Putri menatap intens pada suami yang masih mengacak-ngacak ruang pribadinya.

"Aku mencintaimu, Ell,"

Harry mengecup bibir penuh Ellea, kemudian beralih pada kedua buah dadanya yang bergoyang mengikuti irama cinta mereka. Dan malam yang panjang itu berlanjut, menenggelamkan keduanya dalam lautan firdaus yang tak berbatas. Berlomba-lomba saling melengkapi hingga mencapai titik paling puncak.

***

Ellea masih terengah-engah saat Harry ambruk dan memeluknya dalam keadaan polos. Begitu permainan usai wanita itu tertawa geli, terlebih saat melihat deretan rak buku yang berjejer rapi. Untuk malam pertama yang sesungguhnya, Harry memilih perpustakaan kerajaan, luar biasa.

"Eum, Harry ...."

"Tidurlah, Ell, aku mengantuk sekali." Harry memotong cepat, dengan suara baritonnya yang masih parau itu.

"Tapi kita masih di perpustakaan."

Ellea mendengus saat mendapati Harry sudah terlelap. Tangannya bergerak dan membelai lembut wajah Harry. Wanita itu mengecupnya sekilas sebelum membaringkan diri dalam dekapan sang Putra Mahkota. Selamat tidur, Estelle. Selamat, kau berhasil menyelamatkan hidupmu kali ini.

Sampai pagi menjelang Ellea dan Harry masih dalam posisinya semalam. Dan malam yang terlewat itu sekali lagi membuat Catherine kehilangan kasih sayang Ayahnya. Gadis mungil itu menangis sendirian, sambil membekap mulutnya dalam kesunyian. Maaf, lagi-lagi aku yang bodoh ini mengecewakanmu, Ayah.

◇•◇•◇

◇•◇•◇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now