CHAPTER 56: White Mask (4)

9.5K 1.2K 318
                                    

Detik berikutnya Ratu Arielle beranjak pergi, tepat saat salah satu pelayannya datang dan memberitahu bahwa logistik festival sudah sampai. Ellea memasukan sepotong kecil kue pai yang di tusuk dengan garpu, tepat saat Catherine menatapnya lurus.

"Tuan Putri, memangnya apa yang berbeda antara saya dan Anda?" Kate metakkan garpunya di meja, kemudian menatap nyalang sang Putri. "Bukankah kau juga berasal dari keluarga yang mempelajari sihir hitam?"

Ellea berhenti mengunyah, lalu menarik napas dalam-dalam. Perempuan itu menegakkan tubuhnya secara anggun. "Apa maksud ucapanmu, Kate?"

"Ayah saya mati di tiang gantungan, sementara orang tua Putri Mahkota mati saat mempelajari sihir hitam. Saat ini kita sama-sama istri Putra Mahkota. Jadi kenapa para pelayan itu menolak melayaniku?" Kate mengerjap beberapa kali, tapi wajahnya sangat datar. Membuat Ellea tak habis pikir dengan apa yang diucapkannya barusan.

Cari mati! Ellea membatin, "Sebenarnya apa yang ingin kau sampaikan padaku? Kenapa malah mengungkit kematian orang tuaku?"

Sebenarnya Ellea juga tidak tahu betul apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga Theodore di Deandrez. Keluarga Theodore di New York meninggal dalam kecelakaan saat usianya empat tahun, dan Estelle Theodore adalah satu-satunya yang selamat. Namun bukan masalah ini yang sangat mengusik Ellea, melainkan sikap kurang ajar yang tiba-tiba ditunjukkan Kate.

"Kita sama-sama istri Putra Mahkota, jadi kenapa aku harus begitu hormat padamu, Tuan Putri?" Kate tertawa sarkastis, "bahkan pelayan-pelayanmu bisa menghinaku seenaknya, memangnya kau siapa?!"

"Kau baru saja meneriaki aku," Ellea melanjutkan suapan kue pai yang tadi tertunda, "minta maaf."

"Kenapa aku harus minta maaf padamu?!" suara Catherine semakin meninggi, "seharusnya kau yang minta maaf karena sudah memperlakukanku bak sampah di rumahku sendiri!"

Ellea menarik napas, hampir kehilangan kesabarannya. Sampai sejurus kemudian Kate mengangkat bokongnya, kemudian mengambil segelas air dan menyiramnya langsung pada wajah Putri Mahkota. Baiklah, cukup Catherine. Kesabaranku habis. Jangan salahkan aku kalau wajahmu penuh luka cakar nanti. Aku pernah menang bertarung dari jalang yang merebut pacarku sewaktu SMA dulu.

Plak!

"Sadarlah." Ellea melayangkan satu tamparan pada wajah mungil Kate, "coba katakan padaku, apa ada alasan bagi orang-orangku untuk melayanimu, Selir Sillian?"

Kate melotot dengan mata birunya itu, "Aku benar-benar benci sikap sombongmu!"

"Dan coba jelaskan, bagian mana dari seluruh istana ini yang merupakan rumahmu?" Ellea masih menstabilkan nada suaranya, tidak sia-sia dia belajar akting. "Kalau ada orang yang seharusnya kau benci, itu adalah dirimu sendiri. Paham?"

Kate menunduk, rasa kesalnya benar-benar sudah memuncak sampai ke ubun-ubun. Rasa sakit bercampur panas itu masih membekas di pipinya. Aku tidak akan diam lagi, Estelle! Aku benar-benar akan melengserkanmu dari posisi itu!

Ellea buru-buru bangkit, tapi tiba-tiba saja surainya di tarik Kate sampai kepalanya mendongak ke belakang, "kesabaranku benar-benar sudah habis, sebaiknya kau berhati-hati, Estelle, karena aku tidak akan membiarkan anak penyihir hitam sepertimu menduduki posisi Putri Mahkota terlalu lama."

Senyuman miring itu tercetak jelas di bibir Ellea, tangan wanita itu kemudian menarik balik surai keemasan Kate sampai mereka sama-sama terjatuh. Demi apa pun, belum pernah ia berniat melakukan tindakan seliar ini, apalagi sebagai seorang putri. Namun Ellea sudah tidak tahan lagi dengan perilaku Catherine yang sialan ini. Putri Mahkota menindih tubuh ringkih perempuan pirang itu, kemudian mencakar wajahnya.

"Aku benar-benar benci perempuan jalang murahan sepertimu!" Ellea berteriak heboh, tangannya masih menarik rambut Kate kuat-kuat.

Sampai beberapa saat yang lalu, hal yang tak pernah Harry bayangkan sebelumnya terjadi begitu saja. Begitu langkahnya memasuki ruang kaca, matanya membola. Bagaimana tidak? Pemandangan Ellea dan Kate yang bertengkar hebat cukup membuatnya takjub, pasalnya sejak awal istrinya memang terlalu kuat untuk ukuran seorang gadis bangsawan. berbeda dengan Catherine yang ringkih dan rapuh.

"Ellea, hentikan!" Harry menarik tangan Ellea, tapi di hempaskan begitu saja, "Estelle, kubilang berhenti!"

Ellea menoleh marah, manik karamel itu menatap nyalang pada Harry. Lelaki itu tidak peduli, dia dengan mudah mengangkat tubuh Putri Mahkota agar berpindah dari Catherine yang terlihat hampir kehabisan napas.

"Apa yang kau lakukan? Dia bisa mati, Ellea!" Harry berteriak pada Ellea, sementara ia berjongkok dan membantu Kate duduk di rerumputan, "Kate, kau tidak apa-apa?"

Kening sang Putri berkerut, matanya memicing, dan ada rasa sakit yang menyelinap begitu saja ke relung hati yang terdalam.

"Ellea, kau seharusnya tidak sekasar itu." Nada suara Harry turun begitu melihat tatapan menyakitkan itu tertuju padanya, "berapa kali harus kubilang, kau ini seorang Putri Mahkota."

"Lantas kenapa?" Ellea kehilangan seluruh ekspresi di wajahnya, "memangnya Putri Mahkota bukan manusia? Apa aku ini boneka, yang selalu harus tampil cantik dan diam saat orang lain memaki dan menghina di depan mataku?"

"Apa maksudmu?" Harry mengembuskan napas berat, "jelas-jelas kau menyerang Catherine, dan sekarang kau bicara mengenai apa? Siapa yang berani menghina seorang Putri Mahkota, Ellea? Apa itu masuk akal?"

Ellea diam, dia benar-benar tidak tahu harus meluapkan kemarahannya seperti apa lagi. Sikap Harry memang sudah begini adanya, mau di deskripsi naskah atau di kejadian aslinya, tetap Ellea yang salah. Perempuan itu tidak menjawab satu pun balasan atas ucapan suaminya. Yang dia lakukan cuma berbalik dan pergi. Harry membela perempuan itu, dia bahkan tidak sadar kalau aku basah karena disiram air. Apalagi yang kau harapkan, Estelle?

Harry cuma menyaksikan kepergian Ellea tanpa berniat mengejar, Kate tersenyum kecil saat menyadari bawa Putra Mahkota membelanya. Aku benar-benar akan merebut posisi itu darimu, Ellea, sebaiknya kau nikmati waktu yang tersisa. Tunggu saja.

***

***

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Onde histórias criam vida. Descubra agora