CHAPTER 45: Depressed (4)

11.3K 1.1K 79
                                    

Raja Damian menatap sinis begitu semua bukti diserahkan pada pengadilan terbuka, yang secara mendadak diadakan karena kasus Octavius. Manik kelam sang Raja tampak enggan melihat pada bola mata biru jernih yang minta dikasihani itu. Harry menarik ujung bibirnya sedikit, tersenyum sinis sambil mendengus begitu melihat pria tua yang pernah di anggap paling setia. Dia benar-benar kecewa.

"Jadi, Octavius Sillian, apa kau mengakui semua kejahatanmu?" suara berat milik sang Raja memecah keheningan.

Halaman belakang Aula Orion mendadak ramai, tepat saat Kapten Jack membawa Octavius beserta bukti yang ada. Detik itu juga Raja Damian mengeluarkan perintah untuk melakukan sidang terbuka. Sederet tempat untuk keluarga kerajaan sudah dipersiapkan, lengkap dengan sebuah mimbar dan moderator. Zrielka juga hadir disana.

"Tuan Sillian, mohon jawab pertanyaan Paduka Raja." sang moderator berbicara lantang.

Ellea menatap hina pada laki-laki yang sudah beberapa kali menyerangnya dengan rencana-rencana busuk itu. Mungkin ini jahat, akan tetapi terselip perasaan lega saat melihat pasukan penyidik yang di ketuai Jack pulang membawa hasil. Namun ada segelintir rasa bersalah yang hinggap di hatinya saat melihat Catherine di ujung sana.

"Saya benar-benar tidak mengerti apa maksud Yang Mulia." Octavius menatap dengan tatapan memohon, "apakah masuk akal bagi saya melakukan ini semua? Untuk apa, Baginda Raja?"

"Lantas mengapa kau melakukannya kalau begitu?" Raja Damian memicing tajam, "bukankah kau mempertanyakan untuk apa semua ini dilakukan, jadi mengapa?"

"Kesetiaan saya pada Deandrez tak berbatas, Yang Mulia, saya yakin Anda paling tahu hal itu. Jadi bagaimana bisa-"

Sreeet, swoosh!

Jendral Hyatt maju dan menghunuskan pedangnya tepar di depan mata Octavius, "berhenti membolak-balik ucapanmu, Tuan Sillian. Jawab pertanyaan Yang Mulia Raja dengan singkat, padat, dan jelas."

"Ayah ...." Kate berbisik dalam isak tangisnya, berdiri paling belakang di antara semua orang yang hadir.

Hening, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Perdana Menteri. Kate membekap mulutnya sendiri, menahan tangis. Sungguh hatinya sakit sekali ketika melihat sang ayah diperlakukan seperti itu, seiring dengan rasa ngilu yang menjalar dari kaki beku tak beralas akibat menapak salju secara langsung.

"Tuan Zrielka, silahkan penjelasan Anda." seorang moderator mempersilakan Zrielka mau ke mimbar.

Zrielka merapikan sedikit jubah dan topengnya, kemudian naik ke atas mimbar sambil membawa sebuah kitab mantra yang menjadi barang bukti. Beberapa prajurit kemudian mengangkut masuk sesosok mayat yang hampir membusuk, serta dua orang yang tampak lemas tak sadarkan diri.

"Menurut hasil penggeledahan di kediaman Tuan Sillian, para prajurit menemukan sebuah kitab mantra dan tiga orang ini; dua diantaranya sekarat, sementara yang satu hampir membusuk." Zrielka memulai penjelasannya.

"Kitab ini adalah buku mantra dari sihir terlarang lilith yang sudah digunakan Tuan Sillian terhadap Putra Mahkota, sehingga mengakibatkan ketidaksadaran yang fatal pada beliau. Akibatnya, tanpa sengaja Yang Mulia menghabiskan malam dengan calon ratu gadungan, yaitu Nona Catherine yang merupakan putri kandungnya sendiri." Zrielka menjeda sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam. "Namun setelahnya Tuan Sillian meminta pertanggungjawaban kepada Baginda Raja untuk menjadikan putrinya selir resmi bagi Putra Mahkota."

"Keanehan terjadi ketika aku memeriksa tubuh Putra Mahkota dan menemukan sisa kekuatan negatif mantra lilith yang perlahan memakan energi kehidupan sang Pangeran." Zrielka turun dari mimbar, berjongkok di depan tiga orang yang tergeletak di rerumputan berlapis salju kemudian menunjuk mereka sambil menatap lurus mata jernih Octavius dengan hazelnya. "Sedangkan mereka adalah hasil percobaan gagal yang dilakukan Tuan Sillian sebelum melancarkan aksinya pada Putra Mahkota. Sekian."

"Catherine tidak bersalah! Kate tidak tahu apa-apa!" Octavius meronta, dan para prajurit langsung menenangkannya.

Hening.

"Atas semua kejahatan yang dilakukan Perdana Menteri Octavius Sillian, dengan ini aku menjatuhkan hukuman gantung untuk menebus dosa-dosa yang ia lakukan." Titah Raja Damian tiba-tiba memenuhi pendengaran semua orang.

Catherine membelalakkan mata tak percaya.

"Pa-paduka!" Octavius meronta-ronta ketika para prajurit menyeretnya ke tiang gantungan. "Saya meminta peninjauan ulang! Ini sama sekali tidak adil, dan saya telah dijebak!"

"Kalau begitu ini semua salah Nona Sillian?" Damian bertanya dengan suara berat dan tenang.

"Ti-tidak!" Octavius tampak kalut. "Putri saya tidak bersalah, Paduka!"

Ellea terhenyak begitu mendengar putusan Raja Damian. Tanpa sadar tangan dan kakinya gemetar hebat. Jantung gadis itu berpacu, bersamaan dengan adrenalin dan rasa takut yang tiba-tiba menguasainya begitu saja. Manik karamel sang Putri Mahkota melirik pada Kate yang melorot ambruk, menangis sejadinya. Ini aneh, sungguh sangat bertentangan dengan apa yang ia inginkan. Seharusnya Estelle bahagia. Meskipun Catherine tidak ikut dihukum dengan mempertimbangkan jasa-jasa Octavius kepada kerajaan, tapi kematian pria tua itu seharusnya cukup untuk sekarang.

"Jalankan hukuman!" perintah diturunkan.

Lelaki tua itu dituntun menaiki tangga menuju kematiannya. kemudian sebuah tali tambang bersimpul lingkaran itu dimasukkan melalui kepala dan di kencangkan bagian lehernya. Dari atas sana Octavius bisa melihat putrinya yang menangis tersedu-sedu sendirian, dan tiba-tiba semuanya gelap. Ada kain hitam yang diikat menutupi mata jernih pria itu. Sampai detik berikutnya pijakan kaki sang Perdana Menteri di ambil, membuatnya langsung menggeliat menahan sakit.

Octavius merasa gravitasi menariknya sangat kuat, berusaha memutus jalur pernapasannya yang tergantung tali. Tangannya secara spontan bergerak mencengkram tambang simpul yang terjerat di leher, tapi beberapa detik berikutnya kesadarannya sudah hilang entah kemana. Selanjutnya tubuh itu kejang beberapa kali hingga berayun kesana kemari, lidahnya lantas menjulur seiring nyawa yang melayang.

Ellea menahan napas, tepat saat Harry menutup matanya. Hari itu Octavius Sillian mati di tiang gantungan.

◇•◇•◇

◇•◇•◇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jangan lupa mampir juga ke 7 Nights With The Duchess, yuhu~

Jangan lupa mampir juga ke 7 Nights With The Duchess, yuhu~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now