CHAPTER 18 : Make It Right (1)

31.4K 2.8K 141
                                    

Suara musik mengalun lembut begitu Ellea dan Harry memasuki Aula Orion. Lelaki itu kemudian melepaskan gandengan tangannya dan berlutut di depan gadisnya. Putra mahkota lantas mengulurkan tangan, meminta sang Putri menerima ajakan dansa itu. Semua mata tertuju pada mereka, Ellea akhirnya pasrah lalu meletakan tangannya pada Harry untuk mengiyakan.

"Kau masih ingat pelajaran Madam Gwen, 'kan?" Harry berbisik begitu Ellea tertarik kepadanya, "Dansa ini belum sempat kita tampilkan sewaktu Rose Night."

"Tentu saja," Ellea tersenyum lebar, "Madam Gwen bilang aku sangat berbakat."

Detik berikutnya Pangeran menarik sang Putri ke dalam dekapannya, menempatkan tangannya pada pinggang ramping wanita itu sambil mengikis jarak mereka. Ellea meletakkan sebelah tangannya pada Harry untuk di genggam, kemudian yang lainnya berpegangan pada lengan atas pria itu.

Denting piano yang mengalun lembut memenuhi seluruh aula. Ellea melangkahkan kakinya dengan teratur, mengikuti gerak irama Harry yang senada dengan musik. Detik berikutnya lelaki itu mundur, kemudian melepaskan tangan gadisnya. Sang Putri lantas bergerak anggun, memutar tubuhnya dengan gerakan yang lembut sebelum kembali meraih tangan Pangerannya.

"Bagaimana?" Ellea berbisik begitu masuk ke dalam dekapan Harry, "Aku hebat, 'kan?"

Harry tersenyum geli, kemudian menuntun Ellea dengan gerakan awalnya. Akan tetapi detik berikutnya gerakan pria itu tiba-tiba berubah, tangannya mengulur tubuh Ellea kebelakang sebelum melepasnya sekali lagi. Namun keterkejutan perempuan itu membuatnya limbung, tanpa sengaja ia menarik tangan Harry dan berbalik maju, kemudian--

Dukk!

Harry menarik napas, kemudian meringis tertahan; sementara Ellea menahan napas sampil melihat ke bawah, memeriksa hasil perbuatannya.

"Astaga, ini yang dibilang hebat oleh Madam Gwen, ya?" Harry berbisik sambil menahan sakit.

"Maafkan aku," Ellea jadi malu sendiri, "Salahmu yang mengubah gerakannya tiba-tiba." Dia malah menyalahkan Harry, "tapi sakit, tidak?" Tanyanya.

"Sakit," Harry masih meringis, "Memangnya kakiku terbuat dari kayu?"

Ellea tidak menjawab, kemudian mengikuti gerakan Harry dengan hati-hati.

"Tapi tidak heran, sih," Harry terkekeh, "Kakimu memang kuat, 'kan? Bahkan saat berlatih sihir kau hampir membunuh satu regu prajurit."

Ellea mendadak bisu, rasanya salivanya tersangkut di kerongkongan. Kemudian Harry melanjutkan gerakannya, tapi kali ini gadis itu malah tak siap. Tubuh Putra Mahkota yang melangkah maju malah jadi mendorongnya, sedangkan gaunnya yang terlalu panjang membuat sepatunya tersangkut. Ellea limbung, aku akan jatuh?!

Detik berikutnya Harry menatapnya intens, kemudian lelaki itu mengubah posisi berdirinya. Tangannya mantap memegang kedua pinggang Ellea sebelum mengangkatnya ke udara. Gerakan memutar yang seharusnya dilakukan gadis itu diambil alih oleh Harry, dan Ellea hanya bisa diam saat tubuhnya menjulang sambil menatap obsidian kelam yang menyedotnya itu.

Tepat setelah menurunkan Ellea musik berakhir, kemudian Harry mengambil posisi mundur setelah mencium punggung tangan wanita itu. Tepuk tangan meriah menggema di seluruh Aula Orion, namun ada yang janggal ketika Octavius dan beberapa pria tua lainnya datang menghampiri Harry.

"Aku akan menemuimu setelah menyelesaikan urusan dengan rubah-rubah tua disana, Ell," Harry memeluk Ellea sebelum beranjak pergi, kemudian melanjutkan bisikannya, "Jangan lupa kadoku, sayang."

Ellea tertawa kecil, kemudian membalas pelukan Pangerannya, "Jangan lama-lama, nanti aku keburu rindu."

Harry tertawa, kemudian mengecup sekilas bibir Ellea sebelum meninggalkannya di tengah-tengah pesta. Itu adalah hal terakhir yang ia ucapkan ada suaminya, sebelum Octavius menyerobot dan membawa Putra Mahkota pergi. Dengan manik karamelnya wanita itu masih melihat dengan jelas sosok Harry yang duduk di semeja dengan beberapa pejabat lainnya.

Who Made Me A Princess? [On Revision]Onde histórias criam vida. Descubra agora