BAB 4

146 33 2
                                    

•••

Acara ultah manajemen sukses membuat temanteman sekelas Keira mengira dia kekasih Rey. Kedekatan mereka malam itu ternyata diperhatikan oleh orang lain.

"Key, pacarmu nyari!" beritahu salah satu teman sekelas Keira.

"Pacar? Siapa?"

"Dia menunggumu di luar."

Sambil melirik Eca dan Ana, Keira membereskan bukunya lalu pergi ke luar.

"Rey!" panggil Keira.

"Kelasmu dah selesai kan? Temani aku makan!" pinta Rey.

Keira mengangguk setuju. Mereka pun pergi ke kantin bersama.

Setelah makan, mereka berjalan di sekitar kampus.

"Key!"

"Ya?"

"Mau gak jadi pacarku?"

DEG!

Key menghentikan langkah.
"Rey ... Kenapa tibatiba?"

"Tibatiba? Kita sudah lama dekat, Key."

Sebelumnya Keira tak berharap Rey akan mengajaknya berpacaran secepat ini. Keira tak siap. Dia sudah bertekad untuk tak berpacaran. Dia pikir Rey akan menjalani hubungan dekat dengannya tanpa pacaran seperti yang selama ini mereka lakukan.
Dosanya memang sama, tapi status pacar akan membuat Keira semakin merasa bersalah pada Tuhan. Dia selalu mengakui bahwa dirinya bukan muslimah yang taat. Dia memahami pergaulan wanita dan lakilaki bukan mahram seperti mereka ini haram. Tapi apalah daya, iman di dada belum seteguh mana.

"Sorry Rey. Tapi, tak bisakah kita tetap seperti ini saja?"

"Okay terserah kamu!" jawab Rey.

***

Setelah penolakan hari itu, sikap Rey mulai berbeda. Dan Keira merasa tak nyaman dengan perubahan sikap Rey.

"Kau marah?" tanya Keira saat bertemu Rey setelah selesai kelas.

"Tidak!"

"Sudah seminggu lho kau bersikap dingin padaku. Aku bukan tak suka memiliki hubungan denganmu, tapi aku memang tak bisa pacaran."

"Kenapa?"

"Ya aku sudah memutuskan saja bahwa aku gak akan pernah pacaran." Keira menundukkan kepala tak mau menatap Rey. "Rey, bisakah kita terus seperti ini saja? Aku tak mau huhungan kita jadi jauh. Aku mau kita tetap berhungan dekat."

"Jadi, sebenarnya kau mau jadi pacarku atau tidak?"

"Mau ... Tapi ...."

"Okay mulai hari ini kau pacarku!" ucap Rey memotong ucapan Keira.

"Rey!" panggil Keira belum bisa menerima.

"Apa hurm?" Rey mencubit pipi Keira. "Pokoknya kau pacarku sekarang. Okay?"

Keira mengetap bibir. Sementara Rey tersenyum sambil mengelus kepala Keira.

"Mana ada pacaran sepihak gitu!" gerutu Keira.

Rey sepertinya purapura tak dengar.

Keira mengembus nafas kesal pada diri sendiri. Sepertinya prinsip kalah dengan obsesi.

***

Berstatus pacar, Keira dan Rey semakin sering bersama di kampus. Mereka tak lagi canggung atau malumalu terlihat berdua.
Bukan hanya teman, bahkan beberapa dosen mengetahui hubungan mereka.

NoktahWhere stories live. Discover now