Bab 8

145 29 0
                                    

•••

Alasan Keira bersembunyi bukan karena dia tak menerima Khai dalam hidupnya. Sejujurnya, dia sangat ingin membawa Khai ke dunianya, memperkenalkannya dengan bangga pada semua orang bahwa dia memiliki seorang putri yang manis.
Tapi membuka identitas Khai akan otomatis membuka identitas bapaknya. Itu yang masih tak bisa Keira hadapi sampai sekarang.
Jika orang tahu apa yang dilakukannya, jika orang tahu bagaimana dia mengambil keputusan gila saat itu, mereka pasti akan sangat kecewa pada Keira. Bapak Khai adalah beban terbesar di hati Keira saat ini.

Taksi tiba di rumah, Keira menggendong Khai yang sedang tidur keluar dari mobil. Tak tega dia membangunkan anak yang sedang pulas itu.

Baru sampai halaman Keira sudah menerima tatapan sinis iparnya. Sepertinya sengaja menunggunya di depan pintu.

"Ternyata benar kau sudah pulang. Kudengar kau akan menetap di sini. Dulu soksok tak mau, sekarang malah bersemangat untuk hidup bersama."

"Jika ada yang ingin kau katakan, kita bicara di dalam saja. Khai sedang tidur, aku akan meletakkannya dulu di dalam," ucap Keira tak menghiraukan ucapan ipar yang tak dari dulu tak pernah menyukainya.

Pintu dibuka dan Keira mempersilakan tamu tak diundang itu masuk. Setelah meletakkan Khai di tempat tidur, Keira kembali ke ruang tamu.

"Mau minum apa?" tanya Keira.

"Aku bisa mengambil minum sendiri. Jangan bersikap seolah kau nyonya rumah di sini. Kau hanya istri kedua, sudah begitu hanya dinikahi siri saja. Jangan bangga!"

"Anggi!"

"Abang!" Perempuan yang dipanggil Anggi itu langsung menoleh ke arah pintu. "Aku rindu Khai jadi aku datang ke sini," ucapnya tibatiba.

"Jika kau datang hanya untuk mengganggu istriku sebaiknya kau pulang saja."

"Abang, kau benarbenar berubah setelah menikah dengan wanita ini. Kau telah mengkhianati Kakakku dan menikahi jalang sialan ini. Dia telah merebutmu dari Kakakku. Sampai kapan pun aku tak akan menerimanya!"

"Kalau begitu silakan kau pulang saja!"

Pintu dibuka lebar. Dengan marah Anggi keluar dari rumah.

"Adikmu baru datang, bahkan belum minum. Tak baik mengusirnya begitu," ucap Keira.

"Dia bukan adikku!"

"Tapi ...."

"Di mana Khai?"
Ucapan Keira langsung dipotong. Dia tak mau mendengar Keira membahas hal tak penting lagi.

"Dia tidur!" jawab Keira.

"Oh okay!" 

Keira menatap punggung suaminya yang langsung pergi ke kamar setelah memberi tanggapan singkat atas pertanyaannya.

Akan seperti apa hidupnya setelah ini? Dia baru sadar Istri kedua dan perebut suami orang sudah dilabelkan pada dirinya sejak pertama dia memutuskan menikah siri dulu. Dalam kepulangannya ini Keira belum merencanakan apa pun. Dia hanya lelah lari dari masalah makanya dia kembali. Tapi untuk kedepannya, hidup seperti apa yang akan dia jalani. Keira benarbenar tak memiliki gambaran.

***

Malam hari, Keira mengetuk pintu kamar suaminya. Ya mereka masih tidur berasingan. Sejak menikah, tak pernah ada interaksi dekat antara mereka. Suami dan istri hanya sebatas dalam nama saja.

"Key? Ada apa?"

Keira yang awalnya menunduk akhirnya mendongak.
"Rey!" panggil Keira.

"Kenapa?"

NoktahWhere stories live. Discover now