BAB 31 [Go Public]

1.1K 91 28
                                    

Apa yang di katakan Meira kemarin, ternyata bisa menghantui Marvel sampai sekarang. Bahkan, Marvel sampai tidak henti-hentinya mengamati gerak gerik Agatha sejak meeting OSIS dimulai. Tapi tetap saja, Marvel tidak menemukan hal yang mencurigakan dari Agatha. Jika saja yang mencurigai Agatha hanya satu orang, mungkin Marvel tidak akan sampai seperti ini. Masalahnya, sudah dua orang yang mencurigai gadis itu. Yang pertama, Daniel dan sekarang Meira.

Sebelumnya, Daniel memang sudah mengutarakan kecurigaannya tentang Agatha kepada Marvel. Lelaki itu juga memberikan beberapa alasan kenapa ia mencurigai Agatha. Salah satu alasan besarnya adalah kemungkinan Agatha yang mencintai Marvel. Mungkin Agatha sudah tahu jika gadis yang di cintai bahkan yang menjadi pacar Marvel saat ini adalah Meira. Oleh karena itu Agatha meneror Meira untuk putus dengan Marvel, begitupun sebaliknya. Yang memperkuat dugaan tersebut adalah Daniel melihat sebagian tulisan besar di buku Agatha yang terbaca 'EL' yang kemungkinan dari kata 'MARVEL'. Daniel juga melihat wallpaper ponsel Agatha itu foto seorang lelaki yang membelakangi kamera sedang duduk di kursi ketua OSIS dengan almamater OSIS yang begitu jelas. Daniel kata, postur tubuhnya sama dengan Marvel.

Memikirkannya lagi membuat Marvel mengurut pangkal hidungnya karena pusing. Ia tidak tahu harus bagaimana agar pelaku teror itu cepat tertangkap. Siapapun pelakunya, walaupun ternyata memang Agatha.

"Vel."

Marvel tersentak mendapati bahunya di pukul pelan. Lelaki itu menatap Agatha yang sedang menatapnya bingung. Bukan hanya Agatha, tapi juga seluruh anggota OSIS yang ada di ruang ini.

"Sorry. Gimana?"

"Kita udah bahas semuanya. Sekarang kita boleh bubar, apa ada lagi yang mau di bahas?" Rizky yang duduk paling ujung, mengeluarkan suaranya.

Marvel menatap lembar demi lembar kertas yang berserakan didepannya. Kertas itu adalah formulir siswa siswi yang akan ikut seleksi OSIS untuk tahun ini, dan beberapa kertas penting lainnya.

Marvel mendongakan kepalanya. "Gue rasa cukup. Meeting kita cukup sampai disini. Terimakasih." Marvel sedikit menundukan kepalanya sebagai salam penutup.

"Argh, akhirnya bebas." Daniel merenggangkan otot-otot tangannya ketika kebanyakan dari mereka memilih segera keluar dari ruang rapat OSIS.

Rizky yang duduk disampingnya, memukul tangan Daniel yang terangkat tinggi. "Bebas gundulmu. Habis jam pelajaran sekarang, kita ada ulangan matematika."

Daniel menatap horor kearah Rizky. Tubuh tinggi lelaki itu mulai lemas sampai membuat tubuhnya terjatuh keatas meja. "Seriusan?" nada suaranya benar-benar tidak semangat. "Astagfirullah, cobaan lagi," lanjut Daniel sesaat setelah Rizky mengangguk.

"Sekalian aja lo baca syahadat, Dan!" itu komentar Marvel yang masih duduk di singga sananya. Lelaki itu sedang membereskan kertas-kertas didepannya.

"Nah, bener. Biar gak bisa makan daging babi lagi lo. Hahaha, kasian."

Daniel menatap sengit kearah Rizky yang masih tertawa. "Enak aja. Hidup, dan mati gue itu, mah." Daniel terlihat sewot.

Daniel adalah salah satu umat kristiani yang mengonsumsi daging babi. Dari banyaknya daging, Daniel paling menyukai daging babi karena menurutnya daging babi adalah daging paling enak.

"Vel, mending panggil anak-anak lagi. Kita rapat lagi aja. Ya, ya, ya?" dengan tatapan memohonnya, Daniel menatap Marvel yang kini sudah menatapnya dari kejauhan. Dalam pikirannya sekarang hanya di penuhi oleh cara menghindari ulangan matematika hari ini.

Agatha yang juga masih disana, mulai berjalan menghampiri Daniel dengan sebuah buku di tangannya. "Gak baik hindarin sesuatu. Mending di jalanin aja."

MarvelMeira [END]Where stories live. Discover now