BAB 25 [Teror Lagi]

3.8K 258 66
                                    

Seluruh pasang mata yang ada di dalam kelas tersebut langsung tertuju kearah pintu kelas, setelah terdengar suara pintu yang terbuka dengan cepat penuh tenaga. Seseorang yang sedang ada di depan kelas, tepatnya di depan papan tulis pun sampai menghentikan kegiatannya yang sedang menulis di papan tulis karena mendengar suara tadi. Ketika dia menengok kearah pintu, terlihatlah seorang gadis dengan wajah merah padam masuk kedalam kelas tanpa mengucapkan salam atau yang lainnya. Gadis itu hanya berjalan masuk dengan tatapan yang fokus ke depan tanpa melihat sekelilingnya yang sebenarnya sedang menatap bingung dirinya.

"Meira!"

Teguran dari seseorang yang berada di depan kelas tersebut membuat Meira menghentikan langkahnya secara mendadak. Lalu sedikit menengok kearah sumber suara yang ternyata berasal dari Angel.

"Lo kenapa?"

Meira segera memasang senyumnya. Senyum yang terlihat begitu di paksakan. "Oke!" dan setelahnya, gadis itu langsung berjalan menuju bangkunya sendiri.

Qia yang juga kebingungan, masih memperhatikan Meira sampai gadis itu duduk tepat di sampingnya. Dia menutup bukunya dengan keras, lalu memasukannya kedalam tas. Qia dapat melihat ada kemarahan dari perilaku Meira kali ini, karena disaat gadis itu mengeluarkan buku pelanjarannya yang lain, gadis itu membantingnya keatas meja sampai beberapa teman sekelasnya memperhatikannya kembali.

Qia memalingkan wajahnya. Menatap kearah papan tulis sampai tatapannya bertemu pandang dengan Angel. Dari sini, Qia bisa melihat Angel yang mengangkat dagunya sambil mengerutkan dahinya. Seolah-olah Angel sedang bertanya kepada Qia mengenai tingkah Meira kali ini.

Melihat gestur tubuh Angel membuat Qia mengedikan bahunya dengan cepat. Lalu, gadis itu kembali menatap kearah Meira yang seolah sedang fokus menyalin kata demi kata yang ada di papan tulis.

"Mei!"

"Hem."

Tangan kanan Qia yang menyangga dagunya terlepas dengan gerakan cepat karena terkejut dengan respon Meira yang cuek. Masih dalam keterdiaman, Qia terus saja memperhatikan Meira yang berwajah kaku. Tidak seperti biasanya yang di bumbui dengan senyuman atau bibir yang mengerucut kesal.

Ekspresi Meira berubah sederatis ini. Dari yang tadi di sapa oleh Angel merespon dengan sedikit senyuman, dan kali ini dengan wajah kaku dan mata tajam. Hal ini membuat Qia kebingungan dan tentunya juga penasaran.

"Ada yang mau lo ceritain ke gue?" Qia bertanya sambil menggeser bangkunya agar lebih dekat dengan Meira.

"Enggak ada."

Qia terdiam dengan punggung yang menegak karena sedikit merasa kecewa dengan jawaban Meira.

Lama mengenal sosok Meira, baru kali ini Qia melihat sikap Meira yang seperti ini. Dan alasan dari semua ini belum bisa Qia dapatkan jika memang Meira tidak ingin mengatakannya.

Dengan anggukan kecil yang tidak di lihat oleh Meira, Qia sedikit memutar duduknya agar menghadap ke papan tulis dengan benar. Sesekali gadis itu melirik Meira yang tidak berubah ekspresi.

"Lo tau? Lo bisa cerita sama gue kapan aja, Mei!" Qia bergumam, namun dia yakin jika Meira masih bisa mendengarnya.

Dari sudut matanya, Qia dapat melihat wajah Meira yang sedikit berpaling kearahnya. Menatapnya untuk beberapa saat sebelum pada akhirnya fokus kembali kearah bukunya tanpa mengucapkan satu kata pun yang sebenarnya di harapkan oleh Qia.

Qia menghela napasnya pelan. Gadis itu juga kembali mengingat saat-saat Meira belum meninggalkan kelasnya tadi. Dan gadis itu teringat jika Meira mengatakan ingin pergi ke toilet.

Qia berpikir mungkin saja Meira bertemu Lay dan bertengkar seperti biasanya. Iya, Qia memganggung pelan meyakinkan argumennya. Namun, di persekian detiknya Qia menggeleng sambil menatap jam tangannya. Meira pergi sudah sejak lama dam baru kembali sekarang, jika memang bertengkar dengan Lay di jalan, Meira akan segera memilih kembali ke kelas dengan cepat. Lalu, apa yang membuat Meira seperti ini? Tanyanya kepada dirinya sendiri.

MarvelMeira [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن