BAB 20 [Teror]

3.8K 269 42
                                    

TAU KOK KALO KALI INI AKU LAMA BANGET UP-NYA 😕 AKU BENERAN GAK BISA NGETIK SAMA SEKALI SATU MINGGU INI 😑 RASANYA BADAN INI CAPEK BANGET 😣 JADI, MOHON MAAF YAK 💓

DAN SELAMAT IDUL ADHA BAGI YANG MERAYAKAN 💞 DAN SELAMAT LIBURAN BAGI YANG LIBUR 😃 TAU GAK, SEKEDAR CURHAT SEDIKIT, SIH KALO INI KALI PERTAMA AKU MELEWATKAN HARI RAYA DI NEGRI ORANG, PERTAMA KALI JUGA DI HARI RAYA JAUH DARI KELUARGA DAN ITU RASANYA ADA SEDIH-SEDIHNYA GITU 😢

UDAH LAH, JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT KALO MAU CERITA INI TERUS BERLANJUT 😂

SEMOGA KITA DI PERTEMUKANDI PART SELANJUTNYA ❤

BYE 👋

°°°°°

Hujan menjadi semakin lebat ketika Meira sampai di undakan tangga terakhir yang ada di teras rumahnya. Meira juga sampai memutar tubuhnya untuk melihat derasnya hujan yang turun, membuatnya tanpa sadar menghela napas panjang. Untung saja dia sudah berada di bawah atap rumahnya. Jika tidak, maka sudah pasti tubuhnya basah kuyup yang akan membuat orang-orang di dalam rumah, menceramaihnya.

Tidak ingin berlama-lama di luar rumah, Meira segera memutar tubuhnya dan melangkah pergi meninggalkan teras rumah yang mulai basah karena terciprat air hujan.

Tubuh Meira terlonjak kaget, disaat tangan kanannya yang kosong menyentuh gagang pintu rumah, namun pintu yang berukuran lumayan lebar dan tinggi tersebut sudah bergerak dengan sendirinya padahal Meira belum mendorongnya agar terbuka.

"Ihhh, ngagetin tau gak, sih?" Meira dengan spontan memukul bahu Marvel yang sudah berdiri di hadapannya dengan jaket denim yang sedikit menutupi kaos hitam yang di kenakannya.

Marvel tersenyum kecil melihat raut wajah Meira yang kesal. Sedangkan tangan kanannya menyentuh bahu yang tadi terkena pukulan Meira, karena pada nyatanya pukulan Meira itu lumayan sakit. "Gak sengaja, Mei. Lagian mana aku tau kamu ada disitu."

"Mana aku tau juga kalo kamu disitu." Balas Meira yang diakhiri dengan dengusan.

Marvel terkekeh pelan. Entah bagaimana bisa jika di mata Marvel, semua tingkah Meira itu terlihat begitu lucu yang membuat kedua sudut bibir Marvel selalu tertarik keatas. Bahkan disaat Meira marah pun, Marvel melihatnya sebagai hal yang lucu, membuat Meira kesal sendiri.

"Kamu kehujanan?" Marvel memilih menyudahi pembicara mereka yang tadi disaat dia melihat raut wajah Meira yang semakin kesal. Kedua mata Marvel juga meneliti tubuh Meira dari atas sampai bawah.

"Cuma sedikit doang."

Marvel dapat melihatnya. Baju dan celana Meira yang sedikit basah, dan juga rambut Meira yang terlihat tidak lagi tertata rapi karena terkena air hujan. "Kenapa gak nunggu aku dulu kalo mau pergi beli sate." Marvel bertanya sambil mengacak rambut Meira yang sedikit basah. Dia juga melirik kantung plastik yang ada di tangan kanan Meira.

"Nunggu kamu itu kelamaan. Aku itu udah pengin banget makan sate." Meira menjawab sambil meraih telapak tangan Marvel yang ada diatas kepalanya untuk dia turunkan, namun tidak sampai melepaskan genggaman yang terbentuk itu. "Kamu baru aja dateng, kan?"

Marvel mengangguk pelan dengan ibu jari yang bergerak mengusap punggung tangan Meira yang ada di genggamannnya. "Iya, dan tadi niatnya mau jemput kamu."

"Telat."

Marvel tersenyum kecil. "Seharusnya kalo kamu jalan dari tempatnya bang Asep sampai sini, kamu udah basah kuyup, enggak kaya gini." Marvel sedikit mengerutkan dahinya karena dia tahu jarak dari tempatnya bang Asep sampai sini itu tidak lah dekat, apalagi tadi gerimisnya lumayan deras.

MarvelMeira [END]Where stories live. Discover now