BAB 33 [Drama]

814 72 38
                                    

Ratusan suara langkah kaki terdengar memenuhi aula sekolah. Langkah demi langkah yang terdengar, membawa mereka menuju pintu keluar yang sudah terbuka lebar. Mereka keluar dari dalam aula secara bergerombol sampai memenuhi pintu aula. Bahkan ada yang berdesakan hanya karena ingin lebih dulu keluar dari sana. Tidak sabaran memang.

Hal seperti ini sering terjadi jika siswa siswi yang sempat di kumpulkan di aula karena suatu alasan, di bubarkan untuk kembali ke kelasnya masing-masing. Beda lagi jika mereka di bubarkan di jam istirahat, maka tempat tujuan mereka adalah kantin.

Ini masih terbilang lumayan, karena kali ini yang berkumpul di aula hanya sebagian siswa siswi saja. Lebih tepatnya hanya siswa siswi yang beragama Kristen saja yang berkumpul. Mereka baru saja melakukan ibadah bersama seperti di hari sabtu-sabtu sebelumnya.

Jika saja yang berkumpul semua murid, sudah pasti desak-desakannya akan lebih parah dari ini.

Daniel yang berjalan dibelakang, tidak sengaja melihat Angel yang di tabrak oleh salah satu siswi. Angel yang ada didepannya itu sempat mengaduh pelan, sambil memegangi lengannya yang tadi tersenggol. Dari rasa sakitnya, sepertinya Angel lebih merasa terkejut.

"Ngel!"

Karena Angel tidak mendengar seruan Daniel, Daniel memilih berlari kecil menghampiri gadis itu. Tangan Daniel terulur meraih lengan Angel, dan menariknya cukup kuat sampai membuat Angel terkejut bukan main. Bukan modus atau semacamnya, Daniel hanya berniat menyelamatkan Angel dari siswa berbadan gemuk yang hampir menabraknya. Hanya itu niat Daniel, tapi karena ia menarik Angel tanpa perhitungan lebih dulu, kening Angel justru menabrak dagunya cukup keras sampai terdengar suaranya.

Dua orang itu saling mengaduh kesakitan. Masing-masing dari mereka memegangi bagian wajahnya yang terasa sakit.

"Kak Daniel kenapa, sih?" masih dengan memegangi keningnya, Angel bertanya.

Pura-pura kuat, Daniel menurunkan tangan dari dagunya. Lelaki itu tertawa hambar dengan ringisan pelan yang berusaha ia sembunyikan. Dagunya ternyata masih terasa sakit, tapi ia enggan menunjukannya. "Niatnya mau nyelametin lo dari si gembul." Daniel melirik sekilas kearah siswa berbadan gemuk tadi yang sebenarnya bernama Jonathan. "Eh, tau-taunya malah nabrak gue. Mana gitu keras pulak," kekehnya.

"Lagian ada-ada aja. Gak pake otot kan bisa, kak. Nariknya pelan-pelan gitu." Angel sudah sering berkomunikasi dengan Daniel semenjak Marvel, dan Meira pacaran secara terang-terangan. Jadi sekarang Angel sudah tidak lagi kaku jika berbicara dengan Daniel, begitu pun dengan Rizky. Mereka semua baik, dan Angel merasa nyaman jika berada diantara mereka semua.

Mereka berdua berjalan saling bersebelahan. Di lihat dari jauh, mereka pasti seperti kakak dan adik. Itu yang akhir-akhir ini mereka dengar dari orang-orang yang melihat mereka jalan berdua seperti sekarang.

"Otot gue aja yang gak mau di ajak kompromi. Niat hati narik pelan, malah ujungnya kebablasan."

"Jadinya sama aja, kan ketabrak enggaknya sama si kak Jonathan. Orang sama-sama sakit."

"Ye." Daniel menjitak pelan kepala Angel. Sangat pelan, sampai Angel tidak merasakan sakit sama sekali. "Masih mendingan nabrak dagu gue, lah. Kalo lo tadi sampai ketabrak si Jonathan, terus badannya Jonathan nindihin badan kurus kerempeng elo ini? Yang ada badan kurus kerempeng elo itu gak ada wujudnya lagi. Musnah."

"Kak Daniel kalo ngomong emang bener-bener, ya." Angel sampai mendorong tubuh besar Daniel kearah samping. Mengenal Daniel lebih lama, semakin membuat Angel menemukan sisi-sisi menyebalkan seorang Daniel.

"Emang gue ngomong bener."

"Susah emang ngomong sama kakak. Buang-buang tenaga tau gak?"

"Lo ke gue mah gitu, ya. Giliran ke Lay aja, baru lo sok imut-imut najis."

MarvelMeira [END]Where stories live. Discover now