BAB 21 [Kebersamaan Ini]

3.8K 241 23
                                    

YEHH, AKHIRNYA UP JUGA 😆

GIMANA? GAK TERLALU LAMA DARI YANG SEBELUMNYA, KAN? 😃 AKU UPDATENYA EMANG ENGGAK MENENTU, TERGANTUNG SITUASI DAN KONDISI INI TUBUH DAN JUGA INI HATI 😆 KARENA GIMANAPUN DUA FAKTOR ITU YANG PALING MENENTUKAN MOOD DAN JALANNYA IDE 😌

OH YA, INI BARU PERKIRAAN AJA SIH, CUMA AKU MAU JAGA-JAGA AJA. KALO AKU KAYANYA BAKALAN TAMBAH SIBUK LAGI DI BULAN SEPTEMBER BESOK KALO ENGGAK OKTOBER, DAN PARAHNYA ENTAH SAMPAI KAPAN AKU PUN GAK TAU SAMA SEKALI 😐 JADI HARAP MAKLUM KALO TAMBAH NGARET UPDATENYA, DAN AKU BEHARAP BANGET KALIAN MASIH MAU NUNGGUIN KELANJUTAN CERITA INI DAN CERITA KU YANG LAGI ON GOING LAINNYA 😓 JADI GIMANA, NIH? MAU TETEP NUNGGUIN KAN?

UDAH GITU AJA. JANGAN LUPA VOTE SAMA COMMENT ☺️

SEMOGA KITA DI PERTEMUKAN DI PART SELANJUTNYA ❤

BYE 👻

•••••

Awan tebal berwarna putih bersih yang kali ini menjadi penyelimut angkasa sampai membuat sang raja angkasa, mentari, tertutup sepenuhnya. Hal ini membuat cahaya terang milik sang mentari tidak sampai pada seorang gadis yang sedang duduk sendirian di sebuah kursi panjang yang tersedia di rooftop salah satu sekolah.

Dari atas gedung sekolah ini, hirup piruk kota Jakarta benar-benar terlihat dengan jelas. Gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi begitu jelas, begitupun dengan kendaraan-kendaraan yang berhampuran di jalan raya, terlihat seperti deretan miniatur mobil dan motor yang begitu indah. Gadis itu berpikir, jika saja dirinya berada disini disaat malam telah datang, sepertinya pemandangan kota Jakarta akan jauh terlihat lebih indah dari kali ini.

Kedua mata gadis itu mulai menatap jauh kedepan sana. Memandang sesuatu yang sebenarnya sedikit sulit di tangkap oleh indra penglihatan, dengan pikirannya yang berkelana entah kemana saja.

Semilir angin yang terasa membelai kulitnya pun semakin membuat dia terhanyut dalam lamunan miliknya. Gadis itu terlihat menikmati kesunyian yang di rasakannya kini dengan kedua tangan yang melurus di kedua samping tubuhnya. Rambut panjang miliknya yang tergerai pun dia biarkan begitu saja tertiup angin yang berhembus.

Kesunyian yang merasuk ke jiwanya, membuatnya menutup kedua kelopak mata indahnya tanpa sadar dengan pikiran yang masih berkelana tanpa tujuan.

Sungguh, suasana seperti ini sangat jarang gadis itu rasakan. Sunyi, tenang, damai, menyatu menjadi satu yang membuat pikirannya semakin tenang dari sebelumnya.

"Hei!"

Gadis itu terlonjak kaget dengan kedua kelopak mata yang langsung terbuka dengan sempurna. Keterkejutannya disebabkan karena ada sebuah benda yang terasa dingin, menyentuh pipi kanannya. Untung saja dia tidak sampai mengatakan hal yang tidak-tidak karena telah di kejutkan. Jika sampai itu terjadi, entah apa yang akan didapatkannya dari orang yang mengagetkannya itu, yang ternyata adalah Marvel.

"Marvel, ihhh. Apaan, sih? Dingin tau." Meira, gadis itu mengomel sambil menyentuh pipi kanannya dengan pandangan yang tertuju kearah Marvel dan juga es krim yang ada di tangan kiri Marvel secara bergantian.

Melihat kekesalan Meira, Marvel justru tersenyum lebar yang kemudian memilih duduk disamping Meira. "Abisnya diem aja. Lagi lamunin sesuatu, huh?" Marvel bertanya dengan sebelah alis terangkat, dan kepalanya yang sedikit dia dongakan.

"Enggak lagi melamun, kok."

Marvel kembali tersenyum walaupun lelaki itu tahu jika gadisnya ini sedang berbohong kepadanya. "Di makan es krimnya!" Marvel menyodorkan salah satu es krim yang sudah dia bukakan untuk Meira. Dia lebih memilih melakukan hal tersebut daripada bertanya lebih lanjut mengenai hal yang tadi dia pertanyakan.

MarvelMeira [END]Where stories live. Discover now