BAB 35 [Peneror Gila]

787 80 17
                                    

Berulang kali Marvel menatap layar ponselnya, lalu berpindah menatap punggung Agatha untuk memastikan apa punggung siswi yang ada di rekaman cctv ponselnya, sama dengan punggung Agatha. Marvel sudah tidak bisa menahan diri untuk menemukan pelaku yang sebenarnya dari teror yang sudah diterima Meira, untuk itu ia ingin cepat-cepat memastikan segalanya. Dan kebetulan sekali, Marvel melihat Agatha yang sudah di curigai oleh Meira, Daniel, dan juga dirinya, sedang berjalan seorang diri. Tanpa ragu, Marvel akhirnya memilih untuk mengikuti Agatha untuk memperhatikan punggung Agatha.

Ditengah-tengah keseriusannya, Marvel tiba-tiba mengalihkan tatapannya bahkan sampai menghentikan langkahnya karena ponselnya berdering. Ternyata Rizky menelponnya.

"Halo."

"Lo dimana?"

"Koridor lantai satu, kenapa?"

"Ada adek kelas yang cariin elo. Dia udah nunggu lo didepan kelas."

Kerutan di dahi Marvel terlihat begitu jelas. "Siapa?"

"Gak tau, gue gak tanya. Cepetan balik ke kelas, udah mau masuk juga!"

"Bentar, gue lagi_" ucapan Marvel terputus begitu saja saat ia tidak lagi melihat keberadaan Agatha.

Disekitar sini tidak ada persimpangan, hanya ada tangga, dan ruang guru diujung koridor. Apa mungkin Agatha sudah naik keatas? Atau gadis itu masuk ke ruang guru?

"Gue tadi lagi liatin Agatha."

"Masalah punggung?"

"Iya, dan gue yakin kalo Agatha bukan pelakunya." Marvel kembali berjalan menyusuri koridor yang mulai sepi.

"Kenapa lo bisa se-yakin ini?"

Tiba diujung tangga, Marvel kembali menghentikan langkah kakinya. Pertama, ia menatap ruang guru yang cukup ramai, kemudian ia beralih menatap setiap undak tangga yang ada didekatnya. "Rambut Agatha selalu bergelombang, sedangkan yang di rekaman cctv ini rambutnya lurus banget. Agatha juga bukan tipe cewek yang suka pakai jepit rambut, tapi cewek di rekaman ini gue yakin banget kalo dia pakai jepit rambut. Di liat panjang lengannya juga beda, lengan Agatha lebih panjang dan berisi." Marvel kembali berjalan. Ia menaiki setiap anak tangga dengan pikiran-pikiran yang mulai berkecamuk.

"Kita bahas nanti pas kita ketemu aja, Vel. Sekarang lo ke kelas dulu, cepet! Gue udah terlanjur ngomong sama adek kelas kalo lo bentar lagi kesini."

"Otw."

Tuttt...

Marvel menggelengkan kepalanya cepat karena ia ingin menepis sebentar pikiran-pikiran tentang peneror itu. Ia harus yakin, cepat atau lambat orang itu pasti akan tertangkap juga. Dan semoga saja sebelum itu terjadi, Meira akan selalu baik-baik saja.

Setibanya di lantai tiga, lebih tepatnya didekat kelasnya sendiri, Marvel melihat seorang siswi yang sedang membelakanginya. Marvel menebak jika itu adalah adik kelas yang di maksud oleh Rizky tadi.

Berdetik-detik Marvel melihat siswi itu sambil berjalan mendekatinya, Marvel merasakan ada hal yang aneh. Lebih di pikirkan lagi, ternyata hal aneh itu adalah Marvel melihat ada kesamaan dari siswi itu dengan siswi yang ada di rekaman cctv.

Semakin dekat dengan siswi itu, Marvel semakin tidak tenang. Apa benar dia orangnya?

Marvel tidak jadi menyapa siswi itu lebih dulu, karena siswi itu sudah membalikan badannya dan menatap Marvel. Sedetik setelahnya, siswi itu tersenyum kecil setelah melihat Marvel ada didepannya.

"Kak Marvel."

Itu ternyata Cinta.

Marvel tentu masih mengingat dengan jelas siswi tersebut. Dia adalah adik kelas sekaligus adik kandung Agatha.

MarvelMeira [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ