04

3.8K 711 16
                                    

"Kalian, apa yang kalian lakukan?!"

Renjun berteriak histeris menghindari Lucas. Pemandangan di hadapannya ini sama sekali tak patut untuk dilihat. Renjun masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan.

"Renjun, kumohon dengarkan penjelasanku dulu," pinta Hendery membuka suara. Renjun tak menjawab tapi ia menatap keduanya seolah mengizinkan mereka berbicara.

"Kau pasti mengetahui Vampir. Ya, makhluk yang dianggap mitos oleh semua orang bahkan keberadaannya juga tidak dipercayai oleh sebagian orang kecuali pada mereka yang tertarik mencari tau informasi mistik," tutur Lucas.

"Kami adalah salah satunya," sahut Hendery dengan cepat.

Flashback

Semua bermula disaat usia Lucas dan Hendery memasuki tujuh belas tahun. Menjadi akhir kehidupan manusia mereka setelah bertemu dengan seorang lelaki berjubah hitam misterius. Lelaki itu awalnya meminta tolong kepada mereka, tetapi tak disangka sebuah kejadian mengerikan menimpa keduanya.

Lucas dan Hendery dibawa ke tengah hutan dimana tiba-tiba mereka di gigit oleh sesosok vampir. Lelaki misterius itu mulanya sengaja menyuruh mereka meminum air yang telah di campur dengan obat tidur.

Saat terbangun Lucas maupun Hendery sudah berada di rumah. Keduanya merasa aneh dengan diri mereka masing-masing. Pendengaran Lucas menjadi lebih tajam bahkan Hendery mampu melihat partikel kecil mengapung di udara. Kulit mereka juga terlihat lebih pucat dan rasa haus mulai dirasakan keduanya setelah beberapa detik siuman.

Di rumah Hendery, remaja laki-laki itu beranjak dari ranjang menuju dapur guna mengambil air minum. Hendery meneguk sedikit air putih dari dalam gelas, namun dengan cepat memuntahkannya. Agak aneh karena air minumnya terasa sangat berbeda dan rasanya juga tidak enak.

Hendery sangat haus. Ia keluar sempoyongan seolah hampir mati karena tidak minum selama berbulan-bulan. Sorot matanya memperhatikan anjing peliharaannya yang sedang tertidur, tubuhnya bereaksi aneh saat mendengar aliran pembuluh darah dari anjing itu.

Manik mata Hendery berubah merah, sebuah gigi taring ikut muncul keluar. Persetan dengan semuanya, Hendery kehausan dan yang ia lihat di depan mata tampak menggoda, mau tidak mau Hendery menghisap habis darah anjing peliharaannya.

Noda darah mengotori bibir Hendery. Buru-buru ia mengusap sisa darah tersebut kemudian memandang sendu peliharaan kesayangannya karena ia menghisap habis darahnya.

Hal serupa terjadi pada Lucas, hanya saja ia melesat cepat ke hutan dan memburu binatang buas yang berkeliaran. Lucas berhasil menangkap seekor rusa jantan kemudian meminumnya dengan rakus. Anehnya darah lebih lezat dari pada makanan manusia. Semenjak saat itu kini mereka berdua hidup sebagai seorang vampir. Orang tua mereka saja tidak mengetahui itu.

Flashback end

"Dan kami tidak berani mengatakan ini pada Ayah dan Ibu kami. Jika saat itu aku tidak menolongnya mungkin aku masih menjadi manusia normal seperti dirimu."

Renjun terdiam mendengar penjelasan singkat dari sepupunya. Ia memandang Lucas dan Hendery secara bergantian lalu mendekat menggenggam telapak tangan dingin mereka.

"Baik, aku tidak akan membongkar yang menjadi rahasia kalian selama ini, tapi apa kalian akan menghisap darahku?" tanya Renjun mencurigai kedua sepupunya.

Lucas dan Hendery mendatarkan ekspresi mereka. "Jika kau mengingkari janjimu maka aku akan membunuhmu," tutur Lucas menunjukkan ekspresi tengilnya.

"Jahat sekali." Renjun melepas genggamnya dari tangan Lucas. Lelaki tinggi berkulit tan itu tersenyum tipis sembari menarik pipi Renjun.

"Kau tidak pernah berubah. Pulanglah, di sini sangat berbahaya untuk bocah sepertimu."

Renjun bertolak pinggang menatap Lucas tajam. Bisa-bisanya ia dikatai bocah padahal usianya sudah dua puluh tiga tahun. "Aku bercanda, tapi aku serius di sini berbahaya untukmu. Pulanglah kami masih ingin berburu di sini," titah Lucas berbicara dengan lembut.

Renjun menuruti ucapan Lucas. Ia meninggalkan kedua sepupunya dan membiarkan mereka berburu.

•••

Malam pun telah tiba, kali ini Renjun masih terjaga sekitar pukul sepuluh hanya untuk mencari tahu mengenai Vampire di laman internetnya. Agak menyebalkan karena koneksi signal begitu buruk sehingga membuat artikel-artikel itu meloading lama.

Renjun memutuskan keluar dari kamar menuju teras rumah. Ia duduk di kursi sembari memangku laptop. Jaringan juga masih sama buruknya sehingga mau tak mau Renjun mencari jaringan signal dengan memutari rumah.

Setelah sampai di belakang rumah neneknya tiba-tiba ada jaringan terdeteksi. Renjun tersenyum lebar kemudian naik ke atas rumah pohonnya. Dan benar saja, di belakang rumah baru bisa mendapat signal sehingga artikel meloading tadi perlahan muncul.

Saat sedang asik membaca artikel, terdengar suara aneh dari balik tembok pembatas antara hutan dan rumah neneknya. Renjun terdiam karena suara itu seperti geraman hewan buas. Renjun yang penasaran segera turun kemudian mendekati pintu besi.

Ia merundukkan badan kemudian memeriksa dari lubang kunci, siapa tahu memang hanya hewan buas yang melintas.

Renjun tak melihat apapun kecuali kegelapan. Renjun menegakkan kembali tubuhnya, hendak kembali ke rumah pohonnya, namun suara lolongan serigala terdengar mengerikan dari balik tembok pembatas ini.

Renjun mendongak ke atas memerhatikan bulan purnama bersinar terang, suara serigala itu kembali terdengar hanya saja semakin menjauh. Renjun sangat penasaran dengan hutan di balik tembok. Jika memang benar ada serigala yang tinggal maka tak salah lagi neneknya mencoba melindungi seluruh desa. Renjun bangga memiliki seorang nenek baik hati yang peduli dengan keselamatan para penduduk.

Saat hendak melangkah Renjun mendengar sebuah bisikan misterius.

"Buka pintu besi ini."

Dan setelahnya suara itu lenyap.












📌Additional cast:

Huang Hendery

Huang Hendery

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Huang Lucas

Huang Lucas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yeux BleusWhere stories live. Discover now