22.5

2.6K 406 5
                                    


"Aku harap kau bisa tenang, biarkan tim medis bekerja."

Daniel mengangguk tak rela. Bagaimana tidak, pria yang akan menjadi ayah itu meraung-raung di depan ruang operasi berharap diizinkan masuk menemani sang istri yang akan melakukan persalinan sesar. Renjun cukup jengah oleh perilaku Daniel mengingat tim medis tidak akan bisa fokus jika anggota keluarga berada di dalam ruangan dan mengacaukan semuanya.

Pintu ruang operasi di tutup dari dalam oleh Renjun. Daniel menggigit pipi dalamnya, ia berusaha tenang dan membiarkan dokter serta para suster bekerja.

Hampir setengah jam berlalu namun Renjun atau suster dari dalam ruang operasi tak kunjung keluar. Daniel semakin dibuat cemas lantaran tim medis masih sibuk berkutat di dalam. Ingin sekali rasanya Daniel mengetuk atau mendobrak pintu tapi ia masih waras untuk melakukan hal bodoh semacam itu.

Sampai akhirnya terdengar suara tangisan bayi dari dalam. Begitu kencang membuat Daniel ingin sekali menangis. Renjun membuka pintu ruang operasi, tersenyum bahagia atas kelahiran anak Daniel.

"Selamat ya, anakmu laki-laki, sehat dan manis seperti suamimu. Kau boleh melihatnya setelah kami memindahkan Kang Seongwoo ke ruang intensif. Saat ini kondisinya masih belum stabil, kau tidak perlu khawatir karena dalam waktu dekat istrimu akan segera siuman."

"Ehm, terima kasih banyak Renjun."

Renjun mengangguk ramah. "Aku izin pamit, masih ada pasien yang harus kuurus."

"Silakan, sekali lagi terima kasih Renjun."

Renjun tersenyum lalu membungkukkan badannya. Ia melegang pergi untuk mengurus pasiennya yang lain.

•••

Hari sudah berganti malam. Renjun baru saja sampai di rumah langsung mendudukkan bokongnya di sofa empuk ruang keluarga. Namun kali ini Renjun akan tinggal seorang diri. Jaehyun menginap di rumah temannya yang kebetulan mengajak Jaehyun mengadakan pesta minum teh. Jika diperbolehkan, Renjun ingin sekali bergabung ke acara orang dewasa seperti minun teh, menonton film, membaca buku, melihat pertunjukan teater, menghabiskan waktu berada di tempat-tempat sejarah contohnya museum hingga yang paling Renjun sukai adalah mengajak hewan peliharaan jalan-jalan ke taman.

Tapi tunggu! Renjun tidak punya hewan peliharaan.

Renjun menghela napasnya panjang. Jika sudah bermalasan seperti ini, pasti Renjun enggan pindah dari tempatnya. Kelopak mata itu perlahan menutup namun kembali terbuka saat dikejutkan oleh ketukan pintu. Renjun mendengkus. Pasti itu Jeno yang mencoba menakutinya sama seperti semalam.

Renjun dengan malas berjalan ke arah pintu. Memutar kunci lalu menarik gagang pintu hingga terbuka lebar. Tapi yang Renjun lihat bukanlah Jeno, melainkan seorang pria berpakaian serba hitam memandangnya dengan ekspresi aneh.

"Ehm ... mencari siapa ya?"

"Kau dan manusia serigala itu."

Dalam hitungan detik Renjun dibuat tak sadarkan diri setelah pria asing itu menggunakan suntikan menyuntik punggung Renjun dengan cairan bius.

Pria itu mengeluarkan ponsel dari dalam saku mantelnya. Dia menempelkan benda pipih itu ke telinga, berbicara kepada rekannya yang berada jauh dari tempatnya saat ini.

"Aku sudah melumpuhkannya, segera datang, kita tinggal menunggu manusia serigala itu kembali lalu habisi dia."

Yeux BleusWhere stories live. Discover now