10

3.7K 664 17
                                    

"Kurasa hari semakin gelap, aku pamit pulang ya."

Renjun membersihkan debu di pakaiannya, menatap sekilas ke arah Jeno lalu berjalan keluar. Jeno masih bergeming sampai ia ikut berdiri kemudian mengejar Renjun.

"Renjun, tunggu sebentar."

Renjun menghentikan langkahnya guna membalikkan badan menghadap Jeno. "Aku antarkan kau sampai depan perbatasan. Kupikir sesuatu yang buruk bisa saja terjadi jika kau pergi seorang diri."

"Em, tentu."

Keduanya berjalan beriringan. Udara dimalam hari cukup sejuk saat mengenai kulit. Renjun tidak tega melihat Jeno bertelanjang dada menggigil pelan karena dinginnya udara menyentuh kulit putihnya.

Renjun memberanikan diri menggenggam telapak tangan Jeno guna menyalurkan rasa hangat supaya Jeno berhenti menggigil. Pria itu menatap Renjun dengan senyuman tulusnya. Jeno mengeratkan genggaman Renjun saat telapak tangan mungil nan hangat itu menyentuh kulitnya.

Mereka berdua berjalan bersama tanpa adanya pembicaraan. Keheningan mereka membuat debaran jantung Renjun terdengar pelan. Jeno dapat mendengar jantung Renjun berdetak kencang, tetapi ia berpura-pura tak menyadarinya. Suara hewan samar-samar terdengar dan itu begitu menenangkan.

Tidak ada tanda-tanda bahaya seperti yang neneknya katakan. Renjun rasa neneknya memang telah berbohong kepada dirinya sampai menyembunyikan hutan indah nan tenang ini. Meski ada cerita yang menjadi kenyataan, Renjun baru bisa mempercayainya sekarang.

"Mimpi indah, Renjun," ucap Jeno setelah sampai di depan tembok besar. Renjun tersenyum lalu mengangguk.

Renjun menutup pintu besi itu. Sosok Jeno menghilang dari pandangannya saat pintu sudah tertutup. Renjun masih berdiri ditempatnya sampai ia memutuskan untuk membuka lagi pintu tersebut.

"Jeno ada yang ingin akㅡ"

Jeno sudah tidak ada di tempatnya. Renjun rasa manusia serigala itu sudah pergi sehingga mau tak mau ia harus menutup pintu itu lagi. Sampai seseorang menepuk pundaknya.

"AAAA! LUCAS!"

Sepupunya itu tertawa melihat ekspresi ketakutan wajah Renjun. "Maaf aku mengejutkanmu," sesalnya sembari memegangi perutnya yang sakit karena tak bisa berhenti tertawa.

"Ada apa?!" tanya Renjun sedikit meninggikan suara. Sepertinya Lucas memang berencana ingin melenyapkannya dengan cara membuat dirinya terkejut sampai ia terkena serangan jantung.

"Kemarilah aku ingin membahas sesuatu." Suara Lucas terdengar mengerikan. Renjun meneguk ludahnya melihat perbuahan ekspresi Lucas yang begitu menakutkan.

Renjun mengikuti Lucas dari belakang. Lucas membawanya ke sebuah ruang bawah tanah. Sebelumnya Renjun tak tau jika ada ruang bawah tanah. Yang membuat Renjun semakin terkejut adalah saat ia melihat Hendery dan Jaemin sudah ada di sana sembari memandangnya tanpa ekspresi. Renjun panas dingin dibuatnya.

Mengetahui bahwa Jaemin juga Vampir membuat Renjun agak panik tentunya. Ayolah, dirinya hanya seorang manusia biasa dan ketiga orang di hadapannya ini adalah Vampir.

"Sepertinya aku harus membawamu ke gereja agar rasa ingin taumu menghilang. Kau tahu apa yang baru saja kau lakukan, bocah?" tanya Lucas sembari bersedekap dada.

"Memangnya apa yang kulakukan? Aku tidak melakukan apa-apa dan jangan memanggilku dengan sebutan bocah atau kupanggilkan pastor untuk memusnahkanmu!"

Hendery mendecih menatap Lucas, "Kau baru saja membuka pintu pembatas yang selama ini dibiarkan tertutup selama bertahun-tahun. Kau tahu mengapa tembok itu dibangun?" tanya Hendery dengan tenang. Renjun menggeleng karena ia memang tidak tau pasti fungsi tembok itu didirikan.

"Kurasa peperangan antara manusia serigala dan Vampir sebentar lagi akan tiba. Aku berteman dengan pangeran dari bangsa mereka yaitu Lee Jeno, Ayahnya bersumpah akan menghancurkan desa ini. Aku mempunyai ayah tiri dan dia seorang manusia seperti dirimu yaitu Choi Siwon," jelas Jaemin.

"Alpha bernama Donghae menganggap ayahku telah menyembunyikan Jeno. Dia berjanji akan datang bersama kelompoknya menghancurkan seluruh desa. Kami para Vampir berpihak kepada manusia karena aku masih tidak terima atas kematian ayah tiriku dihabisi oleh para bajingan itu."

"Aku mendekati Jeno bukan karena ingin membalaskan dendamku padanya, tetapi instingku mengatakan jika Jeno memiliki kepribadian yang menyenangkan. Ayahku merawatnya sejak serigala itu masih bayi dan aku menganggapnya seperti saudaraku sendiri."

"Aku mempunyai sumpahku sendiri yaitu melindungi desa ini walau kematian menghampiriku. Aku belajar banyak dari Ayahku, dan manusia tidak seburuk dari yang pernah kubayangkan. Tetapi kejadian beberapa tahun lalu membuatku juga iba kepada Jeno."

Renjun mengerutkan dahi. "Apa yang terjadi di masa lalu?" tanya Renjun.

"Kau ingat cerita Jeno tadi, manusia serigala yang melompat dari atas tebing itu adalah omega serigala yang telah melahirkannya. Ayah Jeno melompat agar para warga desa di masa lalu tidak menghabisi anaknya. Setelah Ayahnya melompat datanglah Donghae bersama kelompok dengan amarah kemudian menyerangi satu persatu manusia hingga mereka semua tewas."

Renjun membelalakkan mata. "Lalu apa yang terjadi setelah itu?"

Jaemin melanjutkan. "Satu tahun kemudian para warga desa membangun tembok itu setelah dilakukannya diskusi panjang dengan Ayahku. Nenekmu berpegang teguh menjaga tembok itu agar kelompok Donghae tidak bisa masuk. Terkadang aku berjaga di sana untuk memastikan mereka semua tidak datang."

"Pernah ada ramalan dimana akan ada seseorang membuka pintu itu dan ternyata benar, orang itu adalah dirimu haha." Jaemin terkekeh membuat Renjun merasa tersinggung.

"S-sungguh? Maafkan aku Na a-aku tidak bermaksud seperti itu. Aku sangat penasaran, tetapi tidak ada yang mau menjelaskannya padaku. Jika mereka datang, apa mereka akan menghancurkan desa? Aku menyesal, aku minta maaf telah membuat permasalahan semakin membesar"

Jaemin tertawa renyah, ia menepuk pundak Renjun agar lelaki itu tenang. "Kau menggemaskan sekali. Aku hanya bercanda, tetapi mungkin dampaknya akan besar jika Donghae dan kelompoknya datang."

"Apa tidak ada cara untuk mencegahnya?" tanya Renjun panik.

"Ada," jawab Hendery.

"Kau ditumbalkan."

Yeux BleusNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ