05

3.9K 711 35
                                    

Dentingan sendok dan piring terdengar dari ruang makan tepatnya kini Renjun dan neneknya sedang menikmati sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas. Keadaan yang tenang membuat suasana pagi semakin terasa menyenangkan tatkala kicauan burung terdengar dari luar rumah.

Hari ini merupakan hari pertama Renjun bekerja di klinik. Sebagai dokter baru, Renjun tidak ingin membuat atasannya kecewa. Beruntung Renjun seorang dokter yang andal melakukan segala hal kecuali menurunkan hujan, karena ia tidak akan bisa melakukan itu.

"Eung, bisakah aku bertanya sesuatu?" Renjun berhenti memakan makanannya, nenek Renjun pun sama.

"Apa itu, cucuku?" tanya sang nenek.

Renjun mengulum bibir. Sebenarnya agak ragu menanyakan tentang tembok pembatas yang membuatnya mati penasaran, tetapi semakin dilarang maka akan semakin membuat Renjun penasaran. Renjun harus tahu secara spesifik kegunaan tembok itu. Ia tahu jika neneknya dulu berbohong agar ia tidak terus bertanya.

"Apa nenek tau kunci pintu besi di belakang rumah kemana? Aku rasa ada yang salah dibalik tembok itu."

Nenek Renjun melotot. Wanita paruh baya itu berdiri memandang tajam ke arah Renjun. "Untuk apa kau mencari kunci itu? Nenek sudah pernah mengatakan jangan sekali-kalinya kau mendekati atau mencoba membuka pintu itu," seru sang nenek.

"Tapi kenapa?" tanya Renjun seraya mendongakkan kepala menatap neneknya. Wanita paruh baya itu tak menjawab justru malah pergi meninggalkan Renjun yang terdiam dengan rasa penasaran memuncak.

Keadaan ini benar-benar semakin menganehkan, Renjun ingin mencari tahu alasan mengapa tembok itu di bangun di belakang rumah neneknya. Renjun semakin yakin jika ada rahasia besar disembunyikan oleh wanita paruh baya itu.

•••

"Selamat pagi Dokter Seo," sapa Renjun ramah sembari membungkuk hormat kepada atasannya. Di sebelah atasannya itu ada sesosok pria tinggi tampan yang menatapnya.

"Selamat pagi juga. Ah kenalkan dia suamiku namanya Seo Johnny."

Suami Jaehyun bernama Johnny itu mengulurkan tangannya ke depan, Renjun tersenyum ramah lalu menjabat tangan Johnny. "Huang Renjun," seru Renjun memperkenalkan diri.

"Aku sudah tahu," jawab Johnny membuat kerutan di dahi Renjun muncul. Dirasa Renjun kebingungan Johnny melanjutkan perkataannya. "Istri cantikku ini selalu membicarakanmu, katanya kau sangat menggemaskan. Tolong marahi Jaehyun saat dia sibuk bekerja sampai lupa memakan makanannya," kekeh Johnny sembari mengusak surai Jaehyun.

Renjun tertawa renyah. "Baiklah, aku akan memaksanya jika dokter Seo tidak mau memakan makanannya hahaha." Seketika ruang tunggu klinik dipenuhi oleh tawa dari ketiga orang dewasa itu.

•••

Renjun menghampiri Jaehyun sembari menenteng bekal makannya. Sudah waktunya jam istirahat terlebih pula tak ada pasien yang harus ditangani. Klinik lumayan sepi, hanya satu dua orang saja datang memeriksakan kesehatan.

"Dokter Seo mari makan bersama," ajak Renjun.

Jaehyun mendongak. "Baiklah mari, pekerjaanku juga tak terlalu banyak." Jaehyun mengambil kotak bekal yang tersimpan di dalam tas.

Mereka pergi ke kantin yang klinik sediakan. Sesampainya Jaehyun dan Renjun duduk tenang sembari memakan bawaan yang mereka bawa dari rumah. Sekitar ada lima perawat dan tiga dokter termasuk Jaehyun dan Renjun, hanya saja dokter ke tiga mempunyai shift malam bersama tiga perawat lainnya.

"Dokter Seo akㅡ"

"Jangan terlalu formal saat berbicara padaku. Panggil hyung saja," sela Jaehyun. Renjun mengulum bibirnya kemudian mengangguk paham. "Jadi ... kau mau berbicara apa?" tanya Jaehyun seraya menyendokkan nasi ke dalam mulut.

"Apa kau tinggal di sini sudah lama?"

"Benar, aku asli orang sini tetapi sempat pindah ke Jeju selama dua tahun. Memangnya ada apa kau bertanya seperti itu?"

Renjun meletakkan sumpit, matanya melirik kanan kiri memastikan tidak ada yang mendengar ucapannya. Dirasa aman ia memajukan sedikit badannya membuat Jaehyun mengernyit tak mengerti.

"Apa kau tahu tembok pembatas yang ada di belakang rumah nenekku?" tanya Renjun berbisik.

"Iya aku tahu," jawab Jaehyun pelan.

"Mengapa tembok itu dibangun? Sungguh aku benar-benar sangat penasaran sampai-sampai terus kepikiran hingga saat ini. Aku ingin mengetahui kebenarannya, karena kau penduduk asli desa ini maka kumohon jelaskan semuanya padaku hyung," mohon Renjun menyatukan kedua tangannya ke depan dada.

Jaehyun bergeming. Ia pikir Renjun sudah mengetahuinya mengingat rumah neneknya berdekatan dengan tembok tersebut. Renjun mengibaskan tangannya ke depan wajah Jaehyun saat pria itu melamun.

"Hyung jangan melamun, ayo katakan padaku."

"Kau sungguh belum tahu?" tanya Jaehyun memastikan, Renjun segera menggeleng cepat.

"Tembok itu di bangun karena adㅡ"

Ucapan Jaehyun terhenti saat seorang lelaki langsung menyeretnya pergi. Renjun berdiri memandang Jaehyun yang di seret lelaki asing itu. "Sebentar ya Renjunie!" teriak Jaehyun pasrah di tarik pergi. Renjun mengembuskan napasnya panjang lalu kembali duduk.

Disaat seseorang hendak menjelaskan tentang tembok itu selalu saja ada halangan yang membuat Renjun semakin dilanda rasa penasaran. Sebenarnya dibalik tembok itu ada apa, mengapa neneknya dan Jaehyun bertingkah aneh?











 Sebenarnya dibalik tembok itu ada apa, mengapa neneknya dan Jaehyun bertingkah aneh?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemesss huhuu😭

Yeux BleusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang