7|

80 23 0
                                    

"Irvetta..."

"Iya, ayah?" Irvetta menjawab pelan.

Saat ini keluarga Iridis baru saja selesai makan malam. Namun belum ada satupun yang beranjak dari meja makan. Sedangkan para pelayan sudah melanjutkan tugasnya di dapur. Hanya tersisa beberapa ksatria di sana.

"Ulang tahunmu yang ke 15 akan segera tiba. Kemudian, pendaftaran akademi juga akan segera dibuka." Irvetta mengangguk, masih mendengarkan. "Jika kau pergi tahun ini, ulang tahunmu tidak bisa dirayakan. Jika kau tidak pergi, mungkin akan terlalu terlambat untuk pergi tahun depan."

Irvetta mengerti itu. "Aku akan berangkat tahun ini. Bagaimanapun, bukankah pendidikan yang paling penting? Ulang tahun hanya penambahan umur."

Ketiga orang yang lain menghela napas, "kau yakin Irvetta?" Tanya ibunya.

"Tentu." Irvetta bertekad memilih manusianya di akademi, itu yang paling baik.

Irvetta tidak ingin kemampuannya disalahkan gunakan. Itu tidak akan baik. Kal bisa-bisa menceramahinya, mungkin. Itu kemungkinan terburuk yang ingin Irvetta hindari.

"Baiklah. Tapi berjanjilah untuk pulang sesekali." Kata Sora. "Atau aku akan menyeretmu pulang." Irvetta mendecak kesal. "Hei, jangan melakukan itu pada kakakmu!"

"Ya, ya, ya. " Irvetta menjawab malas. "Kapan tepatnya akademi akan dibuka?"

"Sekitar dua bulan lagi." Itu waktu yang sedikit.

"Kalau begitu aku akan belajar hal-hal yang aku perlukan sebaik mungkin sebelum berangkat ke akademi. Pelajaran etikaku sudah selesai minggu kemarin bukan?" Ini sudah satu bulan sejak ingatannya hilang sepenuhnya.

"Kau sangat cepat mempelajari semuanya. Ayah dengar Viscountess Astrosa memujimu, kau bahkan memintanya mengajarkan kesenian." Duke Iridis menatap Irvetta, "apa kau tertarik pada kesenian?"

Irvetta menggeleng, "aku hanya mencoba melakukan sesuatu."

"Kau masih memikirkannya?" Itu suara Sora.

"Memikirkan apa?" Duchess Iridis ikut bertanya.

"Beberapa waktu yang lalu Irvetta bertanya padaku, apa yang aku ingin lakukan." Sora menatap adiknya, "jadi, apa kau sudah menemukan sesuatu?"

Irvetta menggeleng pelan, "belum. Mungkin aku akan mencarinya nanti di akademi."

Anak-anak para bangsawan biasanya akan mulai berangkat ke akademi saat berusia 14 atau 15 tahun. Pembelajaran di akademi pun berlangsung singkat, hanya 2 tahun dan paling lama 3 tahun. Pengajar terbaik dari berbagai penjuru kerajaan berkumpul di akademi itu. Fos Asteria.

Meskipun diwajibkan bagi seluruh bangsawan, akademi Fos Asteria masih melakukan tes masuk untuk menentukan tingkatan kelas. Rakyat biasa juga berkesempatan masuk akademi. Tentu saja jika mereka benar-benar pintar atau jenius. Karena itu, di akademi mereka juga menghasilkan ksatria-ksatria yang nantinya bisa direkrut oleh bangsawan.

"Fos Asteria memiliki tiga tingkatan. Tingkat paling rendah adalah bulan, tingkat kedua adalah bintang, tingkat ketiga adalah matahari. Tapi yang harus kau tahu, ada tingkatan lebih rendah daripada bulan, meteorid." Sora menjelaskan tentang akademi setelah selesai berbincang di meja makan.

Saat ini Sora dan Irvetta, berada di ruangan Irvetta. "Kenapa begitu?"

"Ada beberapa orang yang belum bisa mengeluarkan auranya atau bahkan tidak memiliki aura. Mereka yang tidak atau belum memilikinya akan diajarkan menjadi ksatria." Sora menjelaskan dengan jelas.

"Ksatria? Apakah ksatria perempuan diperbolehkan?" Irvetta baru mendengar yang satu ini.

"Diperbolehkan, tapi jarang ada yang lulus. Menjadi ksatria juga tidak mudah, apalagi wanita. Ada kemungkinan untuk didiskriminasi. Kemudian, jika seseorang tidak memiliki aura namun tidak ingin menjadi ksatria tapi tetap ingin belajar di akademi, mereka harus belajar lebih keras dalam pelajaran lain." Irvetta pikir, itu cukup adil, setidaknya setiap orang masih bisa belajar.

Sea of HopeWhere stories live. Discover now