31|

54 11 4
                                    

Akhirnya hari ini tiba. Hari di mana Irvetta lepas dari bimbingan malaikat maut yang sangat menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan Putra Mahkota Oceania, Dominic de Aequor. Selama 3 bulan lamanya ia mempelajari banyak hal, yang mungkin akan berguna bagi malaikat maut pemula seperti Irvetta. Semoga saja.

Selama 3 bulan itulah tidak ada kasus pembunuhan lagi di akademi, entah mengapa. Tentu saja Irvetta tidak mengharapkan kematian seseorang. Oleh karena itu, Dominic, Noam, dan Sean harus segera kembali ke kerajaan untuk melaksanakan tugas mereka masing-masing. Begitu pula Irvetta, sambil belajar menjadi malaikat maut ia pun harus belajar dengan serius di akademi.

Mereka berempat memiliki rencana. Akan berjalan lancar jika Irvetta mencetak angka yang baik dalam akademik maupun non akademik. Walaupun sedikit kesusahan karena itu artinya Irvetta harus benar-benar belajar dan mengimbanginya dengan berbagai macam keahlian.  Namun, orang-orang yang biasa bersamanya itu, tampaknya benar-benar bisa ia akui sebagai teman.

"Irvetta? Kau akan pulang di liburan akhir tahun ini kan?" Leticia, yang paling ceria di antara mereka membuka pertanyaan.

"Tentu. Liburan semester lalu aku tidak pulang dan surat di kamarku menumpuk." Irvetta tidak ingin mengulanginya.

"Kalian sudah berkemas?" Kali ini Aithne bertanya sambil mengetukkan tangan di meja.

"Aku sudah." Putri Filia menjawab dengan tenang.

"Aku belum." Leticia tersenyum jenaka.

"Nanti." Aithne kemudian mengangguk kembali mengedarkan pandangannya.

Saat ini ujian sudah dilaksanakan. Hanya saja untuk kembali ke kerajaan masing-masing membutuhkan giliran. Karena ada lima kerajaan, maka setiap harinya hanya ada 1 rombongan kerajaan yang akan kembali. Kebetulan Kerajaan Oceania mendapatkan giliran ketiga, tepat ditengah.

"Setelah di kerajaan, kita harus berkumpul! Aku tidak menerima penolakan." Aithne tersenyum, mengancam dengan nada manis.

"Tentu, dengan senang hati!" Leticia tersenyum balik.

"Lihat nanti, aku tidak yakin." Putri menjawab Irvetta mengangguk setuju.

"Kalian seperti orang sibuk saja!" Irvetta dan Putri Filia mengangkat bahu bersamaan.

"Jadi, apa yang akan kalian lakukan untuk laporan penugasan lapangan?" Leticia bertanya terkait tugas yang harus dikumpulkan setelah liburan semester.

"Aku ada pekerjaan yang bisa aku lakukan, tapi itu rahasia." Aithne menjawab.

"Tugas kakakku cukup banyak, aku bisa mengambil alih sedikit." Putri Filia menjawab tenang.

"Wah, aku masih bingung mau melakukan apa... keluargaku kan bergerak di bidang informasi. Aku tidak akan diperbolehkan melakukan tugas laporan terkait itu. Irvetta, bagaimana denganmu?"

"Eum, aku akan membantu kakakku. Kemarin saat ia datang kami sempat mengobrol tentang pekerjaannya." Ketiga perempun itu menatapan Irvetta dengan tatapan berbeda.

"Kalau itu pekerjaan kakakmu, ada kemungkinan akan bersinggungan dengan kakakku juga. Benar kan?" Irvetta mengangguk.

"Benar." Irvetta melirik Aithne untuk melihat reaksinya.

"Yah, hanya aku yang belum mendapatkan pekerjaan di sini?" Leticia berujar lemah.

"Kau akan menemukannya, semangat!" Aithne menyemangati diikuti yang lain.

Tugas lapangan yang dilakukan selama liburan semester, katanya, untuk membuat liburan mereka lebih bermanfaat. Selama satu bulan, setiap murid diwajibkan untuk membantu atau mencari pekerjaan dari keluarganya yang nantinya dipresentasikan. Hitung-hitung untuk mempelajari bagaimana mereka akan melanjutkan karir setelah lulus dari akademi. Sebenarnya itu memang berguna, tapi jika persoalannya seperti keluarga Leticia akan lebih sulit. Bagaimanapun keluarga Leticia bergerak di bidang informasi, akan sulit untuk diulik karena selama ini yang tahu bagaimana informasi bergerak hanya segelintir orang. Artinya, rahasia.

"Akhirnya kita sampai! Berapa bulan aku tidak pulang?" Leticia meregangkan tangannya lebar.

Di kapal mereka hanya sedikit berbicara karena kelelahan mengatur barang bawaan dan hanya beristirahat di ranjang kabin masing-masing. Saat ini mereka sedang menunggu giliran untuk turun dengan barang bawaannya. 

"Sekitar 4-5 bulan?" Aithne menjawab.

"Hampir satu tahun untukku dan Irvetta." Irvetta mengangguk membenarkan jawaban Putri Filia.

"Ah benar, kalian betah sekali di akademi. Kalian terlalu rajin!" Leticia tertawa melihat wajah Aithne yang tampak kecut.

"Bukan kami yang terlalu rajin, kau yang terlalu malas." Mendengarnya, Aithne mencebik kesal.

Diantara mereka berempat Aithne memang yang paling sering bolos. Bahkan sempat ditegur oleh beberapa pengajar. Walaupun sebenarnya, Irvetta mengetahui alasan Aithne bolos. Yah, itu akan terungkap suatu saat nanti.

"Sudah, ayo turun!" Irvetta mendahului mereka untuk membuka pintu kabin padahal pintu belum diketuk oleh petugas yang harusnya memberitahu mereka.

"Eh? Mohon maaf nona..." Petugas yang baru saja akan mengetuk pintu untuk terjengit kaget.

"Tidak apa-apa, terima kasih..." Irvetta menganggukkan kepalanya kemudian menoleh singkat ke belakang, mereka sudah mulai terbiasa dengan Irvetta yang sangat sensitif.

"Silakan ikuti saya..." Mereka berempat kemudian keluar bergiliran mengikuti petugas tersebut.

Begitu menginjakkan kaki di pelabuhan, mereka langsung disuguhi dengan kebisingan yang tidak dapat ditemukan di akademi. Distribusi antara pemasok dan pedagang yang dilakukan dari satu pihak ke pihak lain, perbincangan anatara pedagang satu dengan pedagang lain, tawar menawar anatar pedagang dan pembeli, bahkan kepakan dan suara cuitan burung turut meramaikan. Tidak jauh dari keempat remaja itu, beberapa orang berkumpul untuk menyambut mereka.

"Yang Mulia Putri..." "Nona..." "Nona!" "Nona?!"

Masing-masing dari mereka memiliki interpretasi sendiri saat melihat kombinasi yang tidak biasa itu.

"Sampai jumpa kalau begitu."

"Aku akan mengirim surat!"

"Aku juga!"

"Tentu, hati-hati..."

"Nona?" Irvetta menoleh ke arah pelayan yang tampak penasaran.

"Ya?" Irvetta menunggu beberapa detik.

"Ah, tidak. Maafkan kelancangan saya, mari saya bawakan barang-barang nona. Apa ini sudah semua?" katanya sambil mengambil dua koper di dekatnya.

"Ya." Irvetta kemudian berjalan lebih dulu ke kereta milik keluarganya.

"Nona, apakah nona ingin langsung ke kediaman atau mampir ke suatu tempat terlebih dahulu?"

"Langsung saja." Irvetta membuka kaca samping setelah duduk.

"Baik nona."




⟨ cece's ⟩

Hai, hai, fellas!~

Aku balik?! Maaf banget bikin kalian nunggu lama...Thank u buat siapapun yang masih nungguin cerita yang sudah berdebu ini. Mari kita doakan author yang satu ini ngga ngilang lagi ya!^^

Aku sejujurnya masih hectic sama perkuliahan. FYI, aku anak semester 6. Lagi ikut BEM juga. Bisa bayangkan betapa gilanya aku?! Jadi aku kemungkinan akan berusaha nulis dikala suntuk sama tugas dan BEM.  Hm, bukan cuma cerita ini aja sih, ada beberapa ceritaku yang aku tinggalkan juga, so, yeah, begitu HAHA!

Sampai jumpa kapan-kapan, dadah! 👐 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sea of HopeWhere stories live. Discover now