23|

32 14 4
                                    

⟨ ocean's ⟩

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⟨ ocean's ⟩

"Tidak." Irvetta masih menatapnya dengan mata menyipit, seakan memaksanya untuk membuka suara. "Apa kau masih bermimpi buruk?"

Irvetta terhenyak. Tentu saja ia kaget. Irvetta sama sekali tidak menyangka pertanyaan itu akan muncul di situasi seperti ini.

"Mimpi buruk?" Sora juga mendengar itu dan merasa penasaran.

"Tidak. Aku baik-baik saja." Irvetta memang sudah baik-baik saja karena bantuan dari Kal yang membantu mengatur emosinya.

Irvetta kemudian menatap Sean dengan senyum mengancam. Jangan mengungkitnya lagi! Tentu saja orang paling peka menurut Aruna Irvetta itu mengerti.

"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Sean mengalihkan pembicaraan.

"Uhm, sebenarnya," Irvetta mengikuti alur. "Aku memiliki beberapa informasi yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan untuk langkah ke depannya."

Ketiga laki-laki itu memperhatikan Irvetta. Bagi mereka saat ini, Irvetta bukan hanya perempuan biasa. Entah sejak kapan mereka mempercayai Irvetta, seolah ia adalah sumber informasi paling terpercaya.

"Seperti yang kalian ketahui, Aithne adalah salah satu kandidat kuat Putri Mahkota. Walaupun setahuku Aithne tidak menyukai Putra Mahkota, aku tidak yakin dia akan melakukan pengkhianatan—setelah cukup lama bersamanya aku tidak merasa dia akan melakukan hal seperti itu. Mungkin ini akan sedikit bias, jadi aku perlu mendengar dari sisi kontra. Jelas itu bukan dari kalian."

"Aithne? Maksudmu Lady A—"

"Ya, ya, benar." Irvetta memutar bola matanya.

"Kau dekat dengannya?" Ada yang jika orang satu ini mengidolakan Aithne Amarylidis?

"Jadi aku akan mencoba mendekati Lady Lathyrus."

"Apa?!" Irvetta menghela napas.

Melelahkan. "Ya. Apa yang kau dengar benar."

"Tunggu sebentar, apa maksudnya di awal Lady Amarylidis tidak akan melakukan hal seperti itu? Hal apa?" Sora seakan baru tersadar dari tidur, bertanya dengan panik.

"Sepupuku yang membunuh Lady Malvales." Sora membuka lebar-lebar bola matanya. "Kemudian, Lady Lathyrus juga ada di sana saat itu."

"Maksudmu mereka bekerja sama? Bukankah mereka bermusuhan?" Irvetta tertawa pelan.

"Aku sebenarnya tidak yakin mereka bermusuhan. Kalian tahu ini seperti mereka saling mengutuk satu sama lain tapi sebenarnya saling memuji satu sama lain. Aku juga tidak yakin, entahlah." Irvetta tersenyum miring.

Irvetta melihat banyak hal. Meskipun tidak pernah terlihat bersama. Aithne dan Lady Lathyrus itu saling memperhatikan dari jauh. Mereka sangat aneh. Dalam buku, Lady Lathyrus tertarik pada Putra Mahkota, tapi karena kesalahpahaman mereka tidak bisa bersatu dan saling membenci. Kemudian Aithne yang menjadi tunangan Putra Mahkota, satu-satunya orang yang selamat di Istana membuatnya disalahkan dan dikasihani, menjadi tidak tertarik pada Putra Mahkota.

"Jadi apa rencanamu?" Irvetta tersenyum tipis.

"Tidak ada." Ketiga laki-laki di sana menatapnya dengan pandangan berbeda.

Kesal, malas, pasrah. "Lady Lathyrus yang akan datang padaku." Tentu saja karena Irvetta mendengarkan perbincangan antar sahabat itu.

"Irvetta, apa—"

"Tunggu, kau memanggilku adikku Irvetta? Hanya Irvetta?!" Irvetta benar-benar ingin mendorong Sora ke laut.

"Sudahlah, aku yang meminta mereka seperti itu. Aku juga memanggil mereka seperti itu." Irvetta mengambil alih.

"Apa?!" Irvetta berdecak kesal. "Hei! Kau melakukannya lagi?!" Irvetta lupa kakaknya ini tidak suka jika ia mendecak.

"Ya begitulah. Jangan pedulikan itu, fokus!" Sora menghela napas, lelah.

"Bagaimana jika Aithne curiga padamu karena dekat dengan Lady Lathyrus nantinya?" Noa bertanya dengan serius.

"Aku hanya berteman. Apa salahnya?" Irvetta tersenyum tipis.

"Kau tahu aku tidak suka, Lathyrus itu!" Irvetta menahan tawa karena Noa mencoba meniru Aithne.

"Yang tidak suka dengannya adalah kamu, Aithne. Bukan aku. Aku tidak memiliki masalah apapun dengannya. Lagipula, kamu yakin benar-benar membencinya?" Irvetta membalas dengan nada lembut.

Noa berdeham canggung, "aku akan membencimu jika, kamu berteman dengannya!"

Irvetta mengangguk pelan, "begitu. Baik."

"Kau benar-benar akan melakukannya?" Sean terlihat khawatir.

"Aku sudah menghabiskan belasan tahun tanpa teman, jadi ini tidak masalah." Irvetta menjawab dengan ringan.

Ketiga laki-laki itu terdiam mendengar kalimat penutup Irvetta.

"Kau tidak menganggapku?" Irvetta menoleh.

"Hm? Bukankah kau juga sering meninggalkanku untuk berlatih?" Sora meringis, itu benar.

Dengan ini, misi selanjutnya adalah menaklukkan Lady Erin Lathyrus![]











⟨ cece's ⟩

Double up, yey!
Harusnya sih Jumat/Sabtu. Tapi karena satu dan lain hal yang udah aku kasih tau, hehe. Mundur deh.
Anyway, sekarang musim hujan. Hati-hati saat berkendara! Jangan lupa bawa jas hujan/payung juga.

Segitu dulu, yaw.
See ya~

Sea of HopeWhere stories live. Discover now