12|

63 22 2
                                    

Pagi itu Akademi Fos Asteria digemparkan dengan kabar hilangnya Lady Malvales. Irvetta sendiri tidak ada niatan untuk memberitahu siapa pun—belum saatnya. Akhirnya mayat Lady Malvales ditemukan menjelang petang oleh penjaga yang berkeliling.

Pembunuhan.

Tentu saja, kabar itu cepat beredar seperti angin yang berhembus. Akademi Fos Asteria memang luas, tapi murid di akademi tidak lebih dari 100 orang per angkatannya. Setiap orang lebih berhati-hati dalam bertindak. Jam malam mulai diberlakukan, patroli semakin diperketat.

"Irvetta, kau mendapat tugas baru. Kali ini bukan menjemput jiwa, kau diminta untuk mengawasi seseorang." Kal datang saat Irvetta melamun setelah mengerjakan tugas sekolahnya.

"Ada tugas seperti itu juga? ...siapa itu?" Irvetta menghela napas.

Ia tidak lelah sama sekali. Tubuhnya tidak, itu pikirannya yang membuatnya lelah.

"Lady Lathyrus."

Kalau ada yang lupa, Lady Lathyrus ada orang yang waktu itu di koridor berpapasan dengan Irvetta, Aithne Amarylidis, dan Putri Filia.

"Ada apa dengannya?" Irvetta sedikit mengira-ngira, "apa karena kejadian malam itu?"

Malam di mana Lady Alcea Malvales terbunuh.

"Benar. Orang yang mengintip saat itu adalah dia." Benar, itu Lady Lathyrus.

Irvetta mengangguk. "Lalu? Kenapa dia harus diawasi? Apa Lady Lathyrus berbahaya?"

"Benar, dia mungkin akan menimbulkan masalah besar. Walaupun kau adalah malaikat maut, tapi kau juga harus membantu menyeimbangkan kehidupan dan kematian. Dia mungkin menyebabkan kematian seseorang yang tidak seharusnya mati." Kal menjelaskan tanpa menoleh.

"...hal seperti itu bisa terjadi?" Kal mengangguk masih tanpa melepaskan pandangannya dari jendela, "apa yang terjadi dengan orang-orang yang tidak seharusnya mati tapi malah... Kau tau maksudku."

"Jiwa mereka akan tersesat, jiwa mereka akan terus berkeliaran sampai waktu mereka tiba." Mendengar itu Irvetta sedikit meringis.

"Terdengar buruk. Tentu, aku akan mengawasi Lady Lathyrus." Setelah itu Kal kemudian kembali menghilang, Irvetta tidak pernah tahu Kal pergi ke mana.

"Fisikku sama sekali tidak lelah, tapi kepalaku terasa penuh. Hhh, sebaiknya aku mencari udara segar." Irvetta berbicara sendiri dengan suara pelan.

Dengan niat itu, Irvetta pergi ke tempat tertinggi Akademi Fos Asteria.

Kenapa di sini hangat?

Saat ini Irvetta sedang merebahkan diri di atas rooftop. Tentu saja itu terasa hangat, matahari melakukan tugasnya dengan baik. Tentu saja suhunya akan semakin turun saat malam semakin larut.

Aku belum mencari orangku.

Irvetta yang awalnya terpejam segera membuka mata. Tujuannya ke akademi adalah untuk mencari orangnya. Walaupun sebenarnya tidak ia lakukan pun tidak masalah. Tapi Irvetta merasa akan lebih menguntungkan jika ia berhasil menemukan seseorang. Irvetta tidak akan kesulitan untuk memberi alasan masuk akal kepada orang lain suatu saat nanti.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Irvetta terperanjat kaget, dengan cepat ia langsung terduduk.

"Tidak ada." Irvetta menjawab pelan.

Tapi ada yang aneh, "tunggu. Kenapa...kau di sini?"

"Aku menjadi pelatih kelas Asteroid." Ia menjawab sembari mendudukkan dirinya di sebelah Irvetta. "Aku boleh duduk di sini kan?"

Sea of HopeWhere stories live. Discover now