12 • Karina

545 54 0
                                    

Sepanjang perjalanan pulang Winter terlihat murung

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Sepanjang perjalanan pulang Winter terlihat murung. Sebisa mungkin dia menanggapi obrolan Ningning dan Giselle dengan nada biasa. Masih tak ingin mereka tahu tentang ini, belum saatnya. Satu nama kali ini tengah menghantui otaknya, Karina Adinda. Sebenarnya siapa cewek itu? Winter yakin, dia belum pernah mendengarnya. Ada sesuatu yang berbeda. Ada sesuatu yang tak diketahuinya. Seakan–akan, Karina Adinda berpengaruh bagi Jaemin.

Sesampainya di gerbang rumahnya dan berpamitan pada Ningning dan Giselle, Winter melihat mobil keluarga Jake diparkir di depan rumah. Sepertinya keluarga Jake sedang berkunjung ke rumahnya. Dia pun bergegas masuk ke dalam.

Mungkin aja Jake tahu, batin Winter.

"Nah, ini Winternya udah pulang. Dicariin Jake tuh. Lagi main komputer di kamar kamu," kata kak Doyoung, kakak Winter.

Winter hanya tersenyum dan mengangguk, masih bisa menyembunyikan rasa penasaran terhadap satu nama itu. Setelah bersalaman dan menyapa Papa, Mama, dan adik Jake, Winter pamit masuk kamar dan menemui Jake.

"Ngapain, Jake?" tanya Winter saat berdiri di depan pintu kamarnya yang terbuka dan mendapati Jake sedang bermain dengan komputernya.

Jake menoleh ke arah Winter dan melihat wajah sahabatnya yang terlihat sedikit kusut. "Eh, udah pulang. Pinjem bentar, ya, mau online mIRC nih. Pakai nickname aku kok."

"Iya, pakai aja. Asal jangan buat main game online, nggak terlalu kuat sinyalnya. Tahu tuh kenapa," jawab Winter sambil menarik kursi dan menyandarkan bahunya. Seperti lelah sekali.

"Nggak kok, tenang aja. By the way, kamu kenapa, Winter?"

"Kenapa apanya?"

"Ya, kamu itu. Kenapa? Kok kelihatan kusut gitu mukanya. Ada sesuatu yang kamu pikirin?"

Winter tak menjawab. Dia menghela nafas dan menyeret kursinya mendekat ke samping Jake. Siap untuk bercerita. Namun niatnya terhenti saat matanya melihat nama itu ada di daftar teman Jake yang sedang online mIRC, Karina_A.

"Itu siapa, Jake? Karina_A? Siapa?" tanya Winter penasaran dan nada yang tidak sabaran.

"Karina Adinda, teman sekelasku. Jangan bilang kamu nggak tau."

"Hmm, bukan aku yang bilang."

Jake memalingkan wajahnya dari layar komputer dan melotot ke arah Winter, "Serius kamu nggak tau dia?"

Winter mengangguk polos.

"Winter, kamu ini nggak gaul banget sih? Ya... okelah aku maklum kalau kamu baru aja pindah, baru beberapa bulan disini jadi belum semua anak kamu kenal, tapi kalau Karina Adinda aja kamu nggak tau... itu... serius, parah banget," jelas Jake dengan nada putus asa, heran dengan sahabatnya itu.

Winter masih menatap wajah sahabatnya dengan polos, sedangkan Jake menatap Winter dengan pandangan tidak percaya.

"Ah biarin lah. Mau gaul, kek, enggak kek, bukan itu masalahnya sekarang. Emang dia siapa sih? Kayaknya 'wah' banget gitu?"

"Ya iyalah, dia emang 'wah'. Karina itu anak populer di sekolah. Cantik, blasteran, lumayan pintar juga. Papanya pejabat daerah, terus Mamanya itu dokter. Dia temenku waktu SMP dulu. Dari zamannya aku SMP, Karina udah populer. Yang jadi pacarnya... jelas ikutan populer juga."

"Populer karena dia blasteran gitu?" tanya Winter meragukan.

"Ya... itu salah satu faktornya."

Winter manggut–manggut. "Jangan–jangan kamu pernah suka sama Karina, ya? Atau jangan–jangan kamu malah pernah jadian sama dia? Wow, sahabatku keren banget bisa jadian sama anak populer di sekolah. Hahaha," canda Winter sambil tertawa geli.

Jake nyengir saja melihat Winter seperti itu. "Ya, oke, aku ngaku. Aku dulu deket sama dia, tapi bentar doang. Soalnya... dia...."

"Soalnya dia kenapa? Oh wait, jangan–jangan Karina itu keturunan bangsawan, sedangkan kamu enggak. Terus karena kalian tahu kalau kalian itu beda kasta, jadinya Karina nolak kamu. Tragis banget, Jake, sumpah..." kata Winter sambil cekikikan sendiri.

Jake membuka mulutnya namun tak mengeluarkan kata–kata. Akhirnya dia hanya bisa manyun melihat sahabatnya itu yang masih cekikikan sendiri. Setelah menghela nafas, dia mulai menjawab analisa Winter yang ngasal itu dengan nada kesal, "Ya nggak gitu lah. Kamu ngasal banget deh."

Winter makin cekikikan serasa tak bisa menahan tawa.

Jake melanjutkan, "Soalnya... Dia ternyata masih saudaraku."

Dan ternyata yang ku sukai itu kamu Winter, bukan Karina.

Winter seketika berhenti tertawa. Air mukanya langsung berubah. Dia menatap sahabatnya dengan tatapan kaget sekaligus butuh penjelasan. "Saudara?"

"Iya, saudara. Tapi aku lupa dia itu sepupu atau apa gitu. Nggak hafal aku sama silsilah keluargaku, rumit deh," kata Jake yang kembali memalingkan wajahnya ke arah layar komputer Winter dan mulai mengetikkan sesuatu.

"Apa Karina punya hubungan ya sama Jaemin?"

"Entahlah. Setahuku mereka sama-sama jomblo. Tapi, kamu nggak perlu mengkhawatirkan dia," kata Jake yang berpaling lagi dari layar komputer Winter dan berjalan ke luar berpamitan pulang.

***

Semua kenyataan kemarin masih menyisakan sedikit rasa sesak di hati Winter. Hari ini wajahnya sedikit murung, tak seperti hari–hari kemarin yang ceria karena dia merasa keinginannya untuk dekat dengan Jaemin berjalan mulus.

Dia mulai bertanya–tanya tentang hubungan Karina dan Jaemin. Entah mengapa Winter merasa, atau ini hanya perasaannya saja, Karina punya pengaruh dalam hidup Jaemin. Meskipun teman-temannya bilang kalau mereka sama-sama jomblo, tapi, tentu saja status hubungan tak menjamin hati itu milik siapa.

"Winter!" teriak Jake dari seberang kelas Winter.

Winter mendongak, mencari wajah sahabatnya itu. Terlihat dari depan kelasnya, Jake melambaikan tangannya. Wajahnya ceria dan tersenyum padanya. Melihat wajah seceria itu, Winter tak tahan untuk tidak tersenyum juga.

"Kenapa, Jake, ceria banget?" tanya Winter setelah sampai di depan kelas Jake.

"Dari kejauhan aku melihat wajahmu yang muram, anak muda. Aku tak tega melihatnya. Aku rasa aku bisa membuat sahabatku ceria lagi dengan memberikan pantulan kekuatan keceriaanku. Jadilah aku memanggilmu kesini untuk merasakan keceriaan kembali," jelas Jake sok bijak sekaligus sok kocak.

Winter tertawa keras melihat lucunya ekspresi wajah dan nada bicara Jake yang dibuat-buat. Dia hanya mengangguk tanda menyetujui usaha Jake yang ingin membuatnya ceria lagi.

"Oh ya, aku mau ngasih tahu yang mana Karina itu. Biar kamu tahu yang mana dia. Sedih banget punya sahabat manis tapi nggak gaul kayak gini," kata Jake terkekeh.

"Yee... Namanya juga siswa baru. Wajar kali kalau belum tahu semuanya," kata Winter membela diri.

Jake masih terkekeh sambil menyeret lengan Winter ke samping jendela dekat kelasnya, "Sini!", mata Jake mencari wajah Karina dari luar jendela.

"Jadi, yang mana yang namanya Karina?" tanya Winter.

"Itu," kata Jake.

"Itu," kata Jake

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
FINE || Jaemin x Winter || ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя