06 • Teman Chat Baru

735 85 3
                                    

"Jaemin, kamu sudah makan, nak?" tanya Mama Jaemin yang kini berjalan menghampiri Jaemin yang sedang membaca buku Sejarah untuk persiapan ulangan besok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jaemin, kamu sudah makan, nak?" tanya Mama Jaemin yang kini berjalan menghampiri Jaemin yang sedang membaca buku Sejarah untuk persiapan ulangan besok.

Earphone di telinganya masih menempel dan sepertinya volume musik yang diputarnya cukup keras hingga ia tak menyadari Mamanya sedang berbicara dengannya.

Mama Jaemin menggelengkan kepalanya sambil meletakkan tiga piring nasi, cumi-cumi bakar, dan tiga gelas air putih di depan Jaemin. Jaemin sedang fokus sekali membaca bukunya. Mamanya hanya melihatnya dengan tersenyum dan menunggu anaknya itu menyadari kehadirannya.

Jaemin merasa ada sepasang mata yang sedang mengamatinya. Dia terkesiap kaget ketika melihat Mamanya memandangnya sambil tersenyum dan telah tersedia makanan di mejanya.

"Mama kok nggak bilang–bilang kalau kesini?" tanya Jaemin yang masih sedikit kaget.

"Mama tadi nanya sama kamu, udah makan apa belum, tapi kamunya serius banget baca bukunya sampai nggak dengerin Mama. Ini Mama bawain makanan, makan dulu! Dari tadi Mama perhatiin, kamu serius banget ngerjakan tugas. Sekarang, kamu malah serius banget baca bukunya."

"Iya nih, Ma. Besok ada ulangan Sejarah. Kita tunggu Papa dulu deh, baru makan," jelas Jaemin sambil menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Mama ngerti kamu emang harus belajar. Tapi ya, jangan terlalu serius gitu. Kamu harus istirahat juga..." nasehat Mama Jaemin yang terhenti karena melihat Papa Jaemin yang sudah pulang dan berjalan menghampiri mereka.

"Kok belum makan malam?" tanya Papa Jaemin yang sekarang duduk dan meletakkan tasnya disampingnya.

"Kan nunggu Papa pulang dulu," jawab Jaemin singkat sambil menarik sepiring nasi mendekat kepadanya.

"Jaemin ini terlalu rajin, Pa. Masa dari tadi belajar terus? Nggak istirahat sama sekali," kata Mama Jaemin yang sekarang juga menarik sepiring nasi dan mengambil beberapa sendok cumi-cumi bakar yang sudah dipotong kecil-kecil.

"Ya, bagus sih rajin belajar. Tapi kamu juga harus istirahat nak. Jangan sampai jenuh," nasehat Papa Jaemin.

Jaemin hanya mengangguk dan mulai makan.

"Nanti kamu langsung ke atas aja. Biar Mama sama Papa yang di restoran. Papa lagi pengen bantu–bantu Mama masak," kata Papa Jaemin terkekeh.

Mama Jaemin tertawa kecil, sedangkan Jaemin hanya mengangguk dan segera menghabiskan makan malamnya dengan cepat. Jaemin berpamitan kepada Mama dan Papanya yang masih ngobrol sambil menghabiskan makan malam mereka. Jaemin mengambil tasnya dan bergegas naik ke atas, ke rumahnya yang berada di lantai dua.

Jaemin mulai merasa penat. Sejak pulang sekolah tadi, ia langsung mengerjakan tugas Kimia yang belum selesai dan langsung membaca buku Sejarah. Orangtuanya benar, dia harus istirahat.

Jaemin segera meletakkan tasnya di kursi dan bergegas mandi. Badannya kini merasa lebih segar dan lebih baik. Jaemin menarik kursi dan mulai menyalakan komputernya. Dia ingin refreshing sejenak. Dia pun segera membuka mIRC dan online bersama teman–temannya di channel #11ipakompak. Beberapa saat setelah dia bergabung, tiba–tiba dia merasa malas. Tak ada tugas atau topik yang sedang mereka bahas. Mereka hanya sekedar bercanda dan bergurau. Jaemin tak terlalu suka menghabiskan waktunya untuk bergurau.

Tiba–tiba ada pesan di private chatting. Jaemin mengangkat sebelah alisnya karena heran. Siapa yang mengirimnya private chatting? Selama ini tak ada yang mengirimnya private chatting. Jaemin segera mengeceknya. Winter_P? Siapa dia?

Winter_P : Hai

Jaemin masih sedikit heran. Apa mungkin dia adalah Winter teman Ryujin yang ia ceritakan tadi? batin Jaemin. Jaemin masih tertegun di depan layar komputernya dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Kalau benar dia adalah Winter yang diceritakan Ryujin tadi, berarti dia cewek yang aku lihat di koridor saat aku ke Ruang Guru waktu itu. Berarti dia juga yang tadi ngelihatin lapangan parkiran dong? tanya Jaemin dalam hati.

Jaemin mengerjapkan mata dan tersadar dari pikirannya sendiri. Entahlah, dia Winter teman Ryujin atau bukan. Jaemin pun segera membalas pesan di private chatting-nya itu.

Jaemin_FP : Hai juga

Jaemin mulai sibuk dengan pikirannya lagi. Mengingat wajah seseorang yang bernama Winter itu, mengingat saat dia melihatnya di koridor Ruang Guru, dan mengingat apa yang dilakukan Winter tadi siang saat pulang sekolah. Ada sesuatu yang beda. Dengan tatapannya, dengan tingkah lakunya. Entahlah, apa itu namanya. Jaemin segera membuyarkan pikirannya ketika ada pesan lagi yang masuk.

Winter_P : Gimana rapornya kemarin?

Jaemin pun segera membalas pesan dari Winter itu dan membuyarkan pikirannya tentang Winter tadi. Entahlah apa yang sedang dialami atau dirasakan oleh seseorang yang bernama Winter itu. Jaemin tak peduli. Yang jelas, sekarang dia punya teman private chatting yang baru.

***

Senyum masih mengembang di wajah Winter setelah menutup chatting perdananya di mIRC. Bagaimana tidak dia senyum-senyum seperti itu saat ia menemukan ada Jaemin yang sedang online disana dan membalas private chatting-nya setelah bingung dengan sikapnya sendiri. Seakan dia baru sadar bahwa dirinya tadi dia tersenyum sendiri memandangi layar komputer dengan membawa toples berisi biskuit cokelat yang tak kunjung disentuhnya setelah melihat nickname Jaemin di sana.

Cepat saja muncul gagasan dalam dirinya untuk menyapanya. Meskipun sedikit ragu dengan gagasan yang tiba–tiba muncul itu, toh Winter juga menyapanya. Meski sebenarnya dia sendiri juga merasa aneh mengapa harus terlalu serius memikirkan ini, sampai harus melibatkan campuran keberanian, keyakinan, rasa percaya pada kata hati dan intuisi.

Winter merebahkan dirinya di tempat tidurnya yang empuk dan menarik selimutnya yang hangat. Mendadak dia cekikikan sendiri. Mengingat rasa takut dan khawatir yang menyelimutinya saat dia mulai menyapa Jaemin dan menunggu balasan private chatting-nya tadi. Menyapa seseorang yang tak dikenalnya dan tak mengenal dirinya, walaupun masih satu sekolah.

Tiba–tiba rasa khawatir itu muncul dalam hatinya. Bukan karena sapaannya tadi dibalas atau tidak, melainkan lebih kepada pikiran Jaemin terhadapnya. Siapa seseorang yang bernama Winter yang tiba–tiba saja menyapanya lewat private chatting. Terkesan sok kenal dan sok akrab. Winter bahkan sampai menggelengkan kepalanya. Berharap Jaemin tak berpikiran macam–macam. Winter hanya ingin mengenalnya. Dan kalau mungkin, membawanya ke mimpinya yang indah.

 Dan kalau mungkin, membawanya ke mimpinya yang indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FINE || Jaemin x Winter || ✔Where stories live. Discover now