24 • Kok Bisa?

541 59 6
                                    

Winter merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya yang empuk

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Winter merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya yang empuk. Minggu ini Winter berniat untuk benar–benar fokus menghadapi ujian semester dua. Meskipun tak bisa dipungkiri, beberapa perhatiannya masih tertuju kepada Jaemin. Hampir setiap malam dia online dan chatting dengan Jaemin. Terkadang hingga larut malam. Walaupun Winter merasa sedikit lelah, namun ini juga yang memberinya semangat.

Winter melirik jam dinding yang kini menunjukkan jam 4 sore. Dia bergegas bangkit dan segera mandi. Dia teringat janjinya untuk menyelesaikan makalahnya malam ini. Tak ingin menunda pekerjaannya lagi. Masih ada tugas individu yang harus dikumpulkannya besok pagi. Winter pun harus membuang jauh rasa malasnya kali ini.

Akhirnya, Winter berhasil menyelesaikan makalahnya hingga jam 8 malam, sesuai targetnya tadi sore. Winter menghela nafas dan segera mengambil bukunya untuk menyelesaikan tugas individunya. Selama satu jam dia fokus mengerjakan. Pundaknya mulai terasa pegal. Matanya juga sudah mulai terasa panas.

Mulai merasa jenuh, Winter membuka mIRC. Hari ini Winter tak ikut bergabung dengan obrolan teman–temannya di channel #11ipakompak. Winter langsung tertuju pada private chatting. Jaemin mengirimnya pesan lagi. Seperti ada yang memberinya semangat lagi.

Senyum itu muncul di wajah Winter. Winter terlarut dalam obrolannya dengan Jaemin yang ringan dan menyenangkan. Seperti ada magnet. Ada yang membuat Winter tak bisa berhenti mengobrol dengan Jaemin. Tak peduli berapa lama itu, jam berapa itu.

Waktu kali ini harus menghentikan obrolan mereka. Winter melirik jam dinding yang menunjukkan jam 11 malam. Winter menggelengkan kepala dan tersenyum sendiri. Heran kepada dirinya sendiri yang begitu betah mengobrol dengan Jaemin hingga larut malam. Winter pun ingin menyudahi obrolan mereka hari ini dan berpamitan untuk tidur. Walaupun sebenarnya dia masih ingin melanjutkan obrolannya dengan Jaemin.

Winter_P : Jaemin, udah dulu ya, udah malem. Mau tidur nih.

Jaemin_FP : Iya, Winter. Aku juga mau tidur kok. Btw, boleh nggak minta nomor ponselmu?

Winter terperanjat dan sangat kaget ketika Jaemin meminta nomor ponselnya. Jaemin minta nomor ponselku? Nggak salah nih? Winter masih terpaku di depan layar komputernya. Mengerjapkan matanya dan meyakinkan diri bahwa ia sedang tidak bermimpi. Tidak. Dia memang tidak sedang bermimpi. Jaemin benar–benar meminta nomor ponselnya.

Winter pun tersenyum lebar dan mengetik nomor ponselnya dengan semangat. Setelah itu keduanya sepakat mengakhiri obrolan dan log out dari mIRC. Winter segera mematikan komputernya dan bergegas tidur. Masih senyum–senyum sendiri, dia benar-benar senang.

Beberapa menit kemudian ponsel Winter bergetar. Ada sebuah chat. Winter mengerjapkan mata dan memandang curiga ke arah ponselnya. Menebak–nebak siapa yang mengirimnya chat. Winter mengangkat alisnya ketika mendapati sebuah nomor tak dikenal mengirimkan sebuah chat kepadanya.

Winter segera membuka chat itu dengan hati yang deg–degan. Apakah mungkin ini dari Jaemin? tanyanya dalam hati.

Ternyata benar. Itu nomor Jaemin. Winter pun tersenyum lebar. Kali ini benar–benar senyum yang sangat bahagia. Winter segera menyimpan nomor Jaemin di kontaknya. Sambil menghamburkan dirinya ke tempat tidurnya yang empuk, Winter cekikikan sendiri membalas chat dari Jaemin.

Jaemin

Hai, Winter. Ini Jaemin. Thanks untuk obrolan hari ini. Good Night

Winter

Iya, Jaemin. Sama–sama. Good Night juga

Setelah membalas chat Jaemin, Winter segera meletakkan ponselnya dan menarik selimutnya. Dia masih tak sanggup untuk menyembunyikan rasa bahagia ini.

Akhirnya, dia bisa selangkah lebih maju untuk dekat dengan Jaemin. Seseorang yang dikenalnya sebagai seseorang yang sedikit tertutup dan dingin, terlebih setelah dia putus dengan Karina. Akhirnya kini perlahan es di dalam hatinya telah mencair.

Winter berharap semuanya perlahan membaik. Winter masih ingat satu keinginannya, menghapuskan rasa sedih dan luka di dalam hati Jaemin. Dia menatap langit–langit kamarnya sambil tersenyum. Terima kasih Tuhan, aku sangat bahagia.

***

Semuanya terasa begitu menyenangkan akhir–akhir ini. Tentu saja semenjak Jaemin mengirimnya chat itu, segala atmosfer rasanya berbeda. Semuanya perlahan membaik. Winter tak bisa memungkiri bahwa dia sangat senang semenjak bisa chat-an dengan Jaemin. Paling tidak, dia tak perlu terlalu sering online hanya untuk mengobrol dengannya. Dan tentu saja, lewat chat, mereka bisa lebih dekat.

Jaemin

Hai, Winter. Lagi belajar ya?

Winter

Iya nih, kamu juga?

Jaemin

Belum. Nanti malam baru mau belajar. Sekarang mau bantu Mama ada pesanan banyak banget nih.

Winter

Oh gitu. Ya udah, semangat ya

Jaemin

Iya, Winter, pasti. Nggak akan lama kok. Nanti kalau udah selesai, aku chat lagi. Tunggu aku ya

Winter

Iya

Winter cekikikan sendiri membaca chat dari Jaemin. Tunggu aku ya. Winter tak henti– hentinya tertawa.

Dia serasa dibawa terbang menembus ke awan. Rasanya hatinya telah dibawa terbang menuju tempat yang indah di angkasa. Apakah ini rasanya jatuh cinta? Apakah ini rasanya mencintai dan dicintai? Akhir–akhir ini Jaemin begitu perhatian dengannya walaupun hanya melalui chat. Namun, itu sudah cukup membuat Winter bahagia.

Winter merebahkan dirinya di tempat tidur sambil memutar musik lewat ponselnya. Membuka catatan kimianya dan mulai belajar. Masih dengan suasana hati yang sangat baik. Dia pun menjadi sangat bersemangat. Tiba–tiba Winter teringat hubungan Karina dan Jaemin yang dulu.

Entah mengapa Winter merasa heran sendiri dengan hubungan mereka berdua. Kalau Jaemin seperhatian itu, bagaimana bisa hubungan Karina dan Jaemin kandas begitu saja?

 Kalau Jaemin seperhatian itu, bagaimana bisa hubungan Karina dan Jaemin kandas begitu saja?

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
FINE || Jaemin x Winter || ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz