13 • Semakin Dekat

504 58 0
                                    

"Nah, Itu dia, si Karina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nah, Itu dia, si Karina. Yang rambutnya panjang. Agak pirang."

"Nggak kelihatan, Jake. Dia nggak nengok sih," kata Winter sedikit berjinjit mencari–cari wajah Karina dari luar kelas Jake.

"Ya sabar dong. Tunggu sampai dia nengok dulu. Jarang–jarang nih dia di kelas," kata Jake dengan wajah sedikit geregetan karena Karina tak juga menoleh ke belakang.

"Lha, emang dia biasanya kemana? Kantin?" kata Winter terkekeh.

"Yee... Itu sih kamu. Karina itu suka ke Ruang Guru gitu. Dia sering ngobrol sama guru–guru gitu deh. Maklum anak pinter sekaligus populer, ya gitu deh," jelas Jake.

Belum sempat Winter membalas penjelasan Jake. Karina menoleh ke belakang karena ada seseorang yang memanggilnya. Benar saja apa yang dikatakan Jake kemarin, Karina memang cantik, sangat cantik bahkan menurut Winter. Wajah blasteran dengan rambut panjangnya yang agak pirang membuatnya terlihat sangat cantik. Winter sampai tertegun melihatnya.

"Tuh. Si Karina!" tunjuk Jake.

"Iya, aku udah lihat." Winter membalikkan badannya setelah melihat Karina dan duduk di kursi panjang yang berada di depan kelas Jake.

"Gimana? Cantik kan? Ya, walaupun ada yang lebih cantik daripada dia kalau menurutku. Tapi dia masih tergolong kategori cantik lah."

Winter mengangguk. Kalo secantik itu, Jaemin sih pasti akan meliriknya. Ditambah lagi, kata Jake, Karina juga pintar, populer lagi. Ya nggak akan ada alasan lagi untuk Jaemin untuk nggak PDKT sama Karina, batinnya. Winter mendadak menjadi khawatir.

Melihat mata Winter yang sepertinya menerawang dan tengah memikirkan sesuatu, Jake jadi sedikit heran. "Winter, kenapa? Kok ngelamun gitu?"

Winter tersentak dari lamunannya. "Nggak apa kok, Jake," jelas Winter meyakinkan.

Dia melanjutkan, "Kemarin kemana? Aku ke rumah kamu tapi kamu nggak ada di rumah. Orang rumah pada nggak tahu kamu kemana, katanya nggak pamit waktu pergi. Aku telpon, ponselmu juga nggak aktif," tanya Winter mengalihkan pembicaraan.

Wajah Jake mendadak merona. Ada kehangatan yang dirasakannya saat mendengar sahabatnya itu mencarinya. Buru-buru dia mengembalikan wajahnya senormal mungkin. Dia tak ingin Winter curiga.

"Oh, iya. Aku ke warnet. Komputer di rumah rusak. Laptop lagi dipakai Papa ngerjain tugas kantor. Terus kemarin ada battle game sama teman juga. Terus sekalian ngerjain tugas, sama baca artikel di blog."

"Artikel? Artikel siapa? Tumben banget baca artikel? Bukannya biasanya paling males disuruh baca artikel-artikel yang butuh pemahaman tinggi?" tanya Winter yang sekarang mengangkat sebelah alisnya.

"Iya sih, tapi tuh artikel nggak membahas hal-hal yang butuh pemahaman tinggi, isinya lebih pada curhatan, sih. Habisnya tuh artikel lagi booming banget, Winter. Teman–teman pada ngobrolin itu di kelas. Aku jadi pengen tahu artikelnya kayak apa. Nggak teman cewek, nggak teman cowok, pada ngobrolin tuh artikel," kata Jake belum menjawab artikel siapa yang sedang dibacanya.

"Oh... Kok aku nggak dengar apapun tentang artikel-artikel gitu, ya, di kelas?" tanya Winter pada dirinya sendiri, "Emang artikel siapa sih?" tanyanya pada Jake.

"Jaemin," jawab Jake singkat.

"Jaemin?" tanya Winter yang nadanya kini berubah menjadi sedikit kaget.

"Iya. Artikelnya Jaemin. Eh... ternyata benar lho kata teman–teman...." kata Jake kemudian berhenti saat melihat perubahan raut wajah Winter yang menunjukkan kekagetan dan kekhawatiran yang membuatnya agak ngeri.

"Benar apanya?" tanya Winter sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Iya, bener kalau ternyata Karina ikutan komentar di beberapa artikelnya Jaemin. Teman– teman ikutan nimbrung di artikelnya Jaemin juga. Mereka bilang, Jaemin sama Karina semacam lagi PDKT gitu deh. Ya, anak populer kan gitu, deket sama siapa aja pasti cepet ketahuan."

Winter terdiam.

Semacam lagi PDKT. Jaemin PDKT dengan Karina? Atau sebaliknya?

Jake menghela nafas. Dia sekarang memperhatikan Winter yang wajahnya tampak kaget dan tengah sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia tahu, sahabatnya itu pastilah sedih. Baru saja Winter jatuh cinta dengan Jaemin, namun baru saja dia harus mengalah dengan keadaan. Jake yakin Winter tak mungkin akan bertindak bodoh dengan memarahi Karina dan melarangnya mendekati Jaemin karena dia menyukainya. Jake yakin Winter tak akan melakukannya.

"Udah, nggak usah terlalu serius mikirin mereka. Aku sebenarnya udah tahu kalau Karina mulai dekat sama Jaemin. Tapi aku nggak tega mau bilang sama kamu. Kamu kelihatan senang banget sejak kamu jatuh cinta sama dia. Gimana bisa aku merusak rasa senang sahabatku sendiri," kata Jake dengan pandangan menerawang ke arah lapangan parkiran.

Ya, bagaimana bisa aku merusak rasa senang yang menghiasi kehidupan orang yang aku cintai. Aku bahkan tak pernah berusaha untuk membayangkannya, batin Jake.

Winter masih terdiam. Matanya juga menerawang ke arah lapangan parkiran. Mengingat saat pertama kali ia tahu nama Jaemin. Mengingat saat-saat dia menunggu Jaemin keluar kelas atau pulang. Hanya ingin melihatnya, dulu inginnya hanya itu. Ternyata dia salah duga. Hatinya ingin lebih dari sekedar bisa melihatnya saja. Dia ingin lebih dekatnya, mengenalnya, membuatnya tertawa, membuatnya rindu, dan menjadi kekasihnya. Rasanya semua itu tak bisa lagi dijangkaunya. Dia sudah melihat rivalnya yang nyata dan berat.

Winter menghela nafas dan kembali melihat Jake. "Ya... gimana lagi, Jake. Kalau memang orang yang aku suka ternyata menyukai orang lain. Walaupun sejujurnya aku sangat nggak rela, tapi aku tetap harus ikhlas kan? Thanks ya, Jake."

Winter berjalan kembali ke kelasnya dan Jake masih duduk di depan kelasnya.

"Iya, Winter. Aku juga ngerasa gitu saat aku tahu kamu suka sama Jaemin. Walaupun sejujurnya aku sangat nggak rela, tapi aku tetap harus ikhlas kan?" kata Jake seolah Winter ada disana untuknya.

Dia kemudian bangkit dari kursi panjang itu dan kembali ke kelas dengan perasaan cinta yang mulai menyayat hatinya sendiri.

Dia kemudian bangkit dari kursi panjang itu dan kembali ke kelas dengan perasaan cinta yang mulai menyayat hatinya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FINE || Jaemin x Winter || ✔Where stories live. Discover now