20 • Putus

687 54 6
                                    

-- Surabaya, Akhir April 2011 --

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-- Surabaya, Akhir April 2011 --

"Aku ke toilet bentar, ya," kata Karina yang kini bangkit dari kursinya dan bergegas berjalan ke toilet.

Hari itu Jaemin mengajaknya makan siang di sebuah kafe yang cukup mewah di Surabaya. Awalnya Jaemin mengajaknya ke restorannya, namun Karina menolak. Dia seperti menghindari untuk bertemu Mama Jaemin.

Ponsel Karina tiba–tiba bergetar. Langsung saja Jaemin mengambil ponsel pacarnya dan melihat siapa yang mengirimnya chat. Jaemin mengernyitkan dahi ketika melihat nama Jeno disana. Jaemin tahu siapa Jeno itu. Jeno adalah teman dekat Karina, walaupun Jaemin tak menyadari mereka sedekat apa. Karina sering membicarakannya akhir–akhir ini. Terkadang Jaemin sampai merasa risih karena harus mendengarkan pacarnya itu membicarakan orang lain ketika sedang bersamanya. Terlebih lagi yang dibicarakannya adalah seorang cowok.

Jaemin pun spontan membaca chat-nya. Air muka Jaemin berubah, seakan tak percaya dengan chat yang dibacanya. Dia dapat melihat ketertarikan yang luar biasa dari Karina kepada Jeno. Jaemin segera membuka galeri foto di ponsel Karina. Berharap menemukan wajah seseorang yang membuat pacarnya itu mulai berpaling darinya.

Jaemin tak menemukan foto Jeno disana. Dia pun tersontak kaget ketika ponsel Karina yang dipegangnya kini direbut paksa oleh Karina.

"Jaemin! Kok kamu buka ponsel aku, sih?" tanya Karina marah. Karina langsung mengecek ponselnya dan melihat siapa yang terakhir mengirimnya chat.

Jaemin masih sedikit kaget dengan kedatangan Karina yang tiba–tiba itu. Dia menghela nafas dan mengatur emosinya.

"Kamu udah berapa lama tertarik sama Jeno?" tanya Jaemin masih dengan nada sabar.

"Kamu baca chat aku? Ya ampun, Jaemin... Aku nggak suka ya kamu kayak gini. Itu kan privasi aku," kata Karina dengan marah. Dia tak menjawab pertanyaan Jaemin.

Jaemin mendengus kesal. Kali ini dia tak bisa lagi menahan emosinya, "Iya. Aku baca chat kamu, semua chat kamu dengan Jeno. Aku bisa ngelihat kamu tertarik banget sama dia. Emang aku salah apa Karina? Aku kurang apa?" tanya Jaemin yang hampir putus asa.

"Oke. Mungkin udah saatnya aku jujur sama kamu. Sebenarnya, aku emang udah tertarik dengan Jeno sejak aku masih SMP. Tapi, aku kehilangan kontak sama dia. Setelah jadian sama kamu, aku ketemu lagi sama dia di rumah sakit. Ternyata dia anak pemilik rumah sakit itu. Awalnya aku emang suka sama kamu, Jaemin, tapi ternyata hatiku lebih menyukai Jeno. Aku udah nyoba, tapi aku nggak bisa membohonginya, Jaemin, kamu pasti tahu kan rasanya kalau kamu sudah menunggu seseorang sekian lama dan akhirnya ketemu? Perasaan cinta itu bisa bangkit kapan aja," jelas Karina yang seolah meminta pengertian dari Jaemin.

Jaemin menatap pacarnya itu tidak percaya. Jaemin berharap dia salah dengar. Pacarnya tak mungkin mengatakan ini. Jaemin masih terdiam. Emosinya naik turun. Rasanya hatinya perlahan sakit. Nafasnya terasa pendek.

"Jaemin, kamu nggak salah apa–apa. Kamu emang keren, cool, pintar, baik, perhatian. Tapi... aku nggak bisa bohong, kalau ternyata aku lebih suka sama Jeno. Maaf banget aku harus mengatakan ini. Kita putus," kata Karina dengan nada hati–hati.

Jaemin tersentak ketika Karina mengatakan 'kita putus'. Rasanya semuanya menjadi hampa. Nafasnya menjadi berat. Dadanya mulai terasa sesak. Semuanya terasa kosong dan dingin. Tidak, dia pasti salah dengar. Karina tak mungkin memutuskannya. Karina tak mungkin mengakhiri hubungan mereka.

"Jaemin, aku minta maaf banget. Aku nggak ingin kamu terus–terusan sayang sama aku sementara aku juga makin sayang sama orang lain. Aku yakin kamu pasti menemukan orang yang juga sayang sama kamu. Maaf ya, aku harus pergi," kata Karina yang kini mengambil tasnya dan keluar dari kafe itu.

Jaemin masih saja terdiam. Tak memberikan pembelaan ataupun penerimaan. Dia tak membela dirinya sendiri karena dia tahu, melalui chat itu dia dapat melihat bahwa Jeno adalah seseorang yang sangat istimewa. Pastilah Jeno lebih baik dibandingkan dirinya hingga membuat Karina benar–benar tertarik kepadanya. Namun, dia juga tak bisa menerima, Jaemin sangat mencintai Karina. Dia tak bisa menerima kenyataan bahwa hubungan mereka akan berakhir secepat ini. Setragis ini.

Akhirnya Jaemin bergegas pulang. Dia sedikit ngebut sambil menahan emosinya. Hatinya benar–benar kacau. Emosinya benar–benar tak bisa stabil. Hari ini rasanya adalah hari terburuk sepanjang hidupnya. Entah mimpi apa dia semalam. Jaemin rasanya tak bisa merasakan dirinya lagi. Hatinya sakit. Benar–benar sakit.

Sesampainya Jaemin di rumah, dia tak menemui Mamanya seperti biasanya. Dia langsung berlari ke atas dan masuk ke kamarnya. Mengunci diri di dalam kamar. Dia tak tahu apa yang harus dia lakukan. Kenyataan ini begitu menyakitkan. Selama ini dia telah memberikan hatinya kepada Karina. Karina memang menerimanya, namun dia tak bisa memberikan hatinya untuk Jaemin.

Mama Jaemin kaget saat melihat anaknya langsung berlari ke atas. Wajahnya terlihat sangat sedih. Mamanya mulai khawatir akan apa yang selama ini dikhawatirkannya itu terjadi. Karina tak benar–benar menyukai anaknya dan akan menyakiti hati anak semata wayangnya itu.

 Karina tak benar–benar menyukai anaknya dan akan menyakiti hati anak semata wayangnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FINE || Jaemin x Winter || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang