22 • Lupakan Dia

556 54 4
                                    

Hari ini begitu melelahkan bagi Winter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini begitu melelahkan bagi Winter. Tugas–tugas yang ditinggalkannya selama sebulan kemarin harus dikerjakannya dalam dua minggu ini. Hari ini dia harus menyelesaikan seperempatnya. Winter bernafas lega ketika mendengar bel pulang berbunyi. Paling tidak, jarinya yang sedari tadi menulis, bisa beristirahat sejenak.

Winter berpamitan pada Ningning dan Giselle untuk pulang duluan. Tugas–tugas ini membuatnya tak bisa main–main dulu. Dia benar–benar harus menyelesaikannya dalam dua minggu ini. Ningning dan Giselle pun mengerti. Mereka pun membantu Winter menyelesaikannya walaupun mereka hanya bisa membantunya sedikit. Namun, Winter bersyukur dan merasa terbantu sekali.

Winter duduk di kursi panjang depan kelasnya dan menyandarkan punggungnya. Menunggu sepeda motornya yang masih belum bisa diambilnya karena terhalang oleh sepeda motor yang lain. Dia melihat Jaemin yang berjalan ke parkiran mau mengambil sepeda motornya. Dia berjalan sendirian. Winter membetulkan posisi duduknya dan mengamati sekali lagi wajah Jaemin. Seperti ada yang berubah, tak seperti biasanya. Seperti tersirat perasaan sedih yang mendalam.

Winter jadi tak tega melihat wajah Jaemin seperti itu. Jaemin terlihat seperti sedang buru–buru, langsung menaiki sepeda motornya dan bergegas pulang tanpa mengobrol dengan teman–temannya. Tak seperti biasanya. Beberapa menit kemudian terlihat Karina keluar kelasnya dengan wajah yang biasa saja, bahkan bisa dibilang bahagia. Winter mengangkat sebelah alisnya melihat perbedaan yang kontras ini.

Winter segera mengambil sepeda motornya dan bergegas pulang. Kali ini dia cukup ngebut. Ingin segera sampai rumah dan merebahkan dirinya di tempat tidurnya yang empuk. Ada sesuatu yang membuatnya sedikit berpikir keras sepanjang perjalan ke rumahnya. Bagaimana bisa Jaemin berwajah seperti itu sedangkan Karina tampak biasa saja?

***

Jaemin merasa hatinya dingin. Tak ada bunga yang tumbuh lagi disana. Semuanya telah layu, tanah di hatinya telah tandus. Kenyataan ini begitu menyakitkan. Ketika dia telah memberikan hatinya dengan tulus kepada seseorang, namun ternyata dia malah tersakiti seperti ini. Rasanya Jaemin ingin sekali pergi ke suatu tempat dimana tak lagi melihat wajah Karina yang masih saja muncul dalam mimpinya.

Mamanya juga telah menceritakan kekhawatirannya selama ini. Kekhawatiran yang muncul setelah melihat Karina berbicara dengan seorang cowok pada saat pertama kali Karina dikenalkannya kepada Mamanya. Jaemin pun juga telah menceritakan apa yang kini dialaminya. Mamanya benar–benar kaget saat Jaemin menceritakan apa alasan Karina memutuskan hubungan mereka. Ternyata kekhawatiran Mamanya itu benar. Karina tak benar–benar mencintai anaknya.

Jaemin lebih memilih untuk berdiam diri di kamarnya setelah pulang sekolah. Dia jarang membantu Mamanya di restoran atau berdiskusi dengan Papanya membahas dunia perkuliahan lagi. Mamanya mengerti apa yang sedang dirasakan anaknya itu, Mamanya pun membiarkan Jaemin menenangkan hatinya untuk sementara. Jaemin kini berubah. Dia menjadi lebih dingin daripada biasanya. Dia hanya menceritakan kesedihan hatinya dalam blog-nya. Tak menceritakan selebihnya kepada orang lain, termasuk sahabatnya, Jisung.

Beberapa hari ini, teman–temannya sedang sibuk membicarakan dirinya yang putus dengan Karina. Jaemin mendengus kesal karena berakhirnya hubungannya dengan Karina bisa secepat ini diketahui tak hanya oleh teman–teman sekelasnya saja, tetapi juga teman–teman seangkatannya. Jaemin memang tahu resiko memiliki pacar yang populer, sejak mereka dekat hingga mereka putus pun, pasti ada saja yang akan membicarakan mereka berdua.

Jaemin kadang heran sendiri dengan teman–temannya itu. Setiap kali dia online di mIRC, di channel #11ipakompak, teman–temannya pasti sedang membahas dirinya dengan Karina. Apa mereka tak tahu, hatinya sedang hancur? Kenapa mereka masih saja membahas hubungan yang hancur itu? Kenapa mereka masih saja ingin tahu apa alasan hubungannya dengan Karina kandas secepat itu? Alasan yang Jaemin sendiri pun tak ingin mengingatnya.

Jaemin melihat ada pesan di private chatting. Sebenarnya Jaemin malas untuk melihatnya, namun daripada harus melihat teman–temannya yang sedang membicarakan hubungannya yang hancur itu, dia lebih baik melihat siapa yang mengirimnya pesan di private chatting. Dia berharap pesan itu bukan dari Karina.

Jaemin mengeryitkan dahi ketika dia melihat pesan itu dari seseorang bernama Winter. Dia mencoba mengingat–ingat nama Winter itu. Rasanya nama itu tak asing. Rasa sakit hati yang sedang dirasakannya itu, ternyata telah menyita pikirannya hingga dia melupakan banyak hal dalam hidupnya.

Akhirnya Jaemin ingat.

"Ini kan Winter yang dulu pernah ngobrol sama aku disini? Dia juga kan yang pernah ngomentari artikelku terus Karina ikut komentar juga?" kata Jaemin meyakinkan dirinya sendiri.

Jaemin segera membalas pesan dari Winter itu walaupun masih dengan rasa ragu. Dia tak ingin Winter juga akan bertanya–tanya mengapa dia bisa putus dengan Karina secepat itu. Jaemin pun membalas pesan itu dengan perasaan yang dingin.

Beberapa saat kemudian Winter membalas pesannya. Jaemin sedikit kaget melihat pesan itu. Winter tak menanyakan hal–hal yang berhubungan dengan dirinya yang putus dengan Karina. Winter malah membahas topik yang lucu. Jaemin pun senang, akhirnya ada juga temannya yang tak peduli dengan dirinya yang putus dengan Karina. Jaemin pun dengan senang hati membalas pesan dari Winter lagi dan membahas topik yang bisa membuatnya tertawa. Melupakan kesedihan ini. Melupakan sakit hati ini.

***

Hyunjin sedang menikmati donat coklatnya yang lezat sambil mengamati Jake yang sedang melamun dan memikirkan sesuatu.

"Mikirin apaan sih, Jake?" tanya Hyunjin setelah menyeruput capucinonya.

Jake tidak menjawab pertanyaan Hyunjin dan menanyakan hal lain, "Eh, kalau misalnya kamu suka sama orang, tapi orang yang kamu suka jadian sama orang lain, terus sekarang mereka putus, kira-kira kamu bakalan tetap suka sama tuh orang karena ada kesempatan untuk mendapatkan hatinya lagi, atau melupakan dia?"

Hyunjin sejenak berpikir, "Kalau waktu dia masih pacaran dengan yang lain, aku bisa melupakannya, ya, aku nggak bakalan ngejar hatinya lagi. Tapi kalau aku tetap nggak bisa melupakan dia, ya, aku tetap akan ngejar dia, lah."

Jake manggut-manggut.

Kemudian dia bertanya-tanya, apakah Winter akan tetap mengejar Jaemin atau Winter telah melupakan Jaemin? Mendadak Jake berharap Winter sudah melupakan Jaemin. Dia tak ingin hati Winter kembali pada Jaemin. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FINE || Jaemin x Winter || ✔Where stories live. Discover now