19 • Semakin Sakit

605 54 2
                                    

"Dari mana, bro?" tanya Hyunjin pada Jake yang berkunjung ke rumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dari mana, bro?" tanya Hyunjin pada Jake yang berkunjung ke rumahnya.

"Dari bandara," jawab Jake singkat. Dia segera duduk di sofa Ruang Tamu Hyunjin yang empuk dan mengambil kacang asin yang ada di meja.

"Ngapain?" tanya Hyunjin masih menatap Jake yang wajahnya menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak.

"Nganter temannya Papa sama Mama, ke Jepang," jawab Jake singkat kemudian mengunyah kacang asin lagi.

"Terus tadi katanya mau cerita, cerita apaan? 'Si dia' lagi?" tanya Hyunjin.

Jake mengangguk.

"Kenapa lagi 'si dia'? Dia udah bisa ngelupain orang yang dia suka terus pindah hati ke kamu, sob?" tanya Hyunjin lagi.

"Seandainya kayak gitu, sih, enak, bro. Sayangnya, 'si dia' itu suka banget sama orang itu. Waktu orang yang dia sukai itu jadian, dianya sedih banget. Menurutmu, apa aku harus ngomong ke dia kalau sebenarnya aku suka dia? Aku bisa membantunya melupakan orang yang dia sukai. Lagipula, orang yang dia sukai tuh bikin dia sedih terus. Kan aku jadi nggak tega," jawab Jake.

Hyunjin menimbang-nimbang jawaban Jake.

"Kamu beneran suka apa cuma nggak tega?" tanya Hyunjin serius.

"Ya, beneran suka lah. Dari sebelum dia kenal tuh cowok, aku udah naksir dia duluan," jawab Jake yakin.

Hyunjin manggut-manggut.

"Kalian kan udah sahabatan dari kecil. Emang nggak sayang gitu kalau nanti, mungkin aja, setelah kamu bilang ke dia kalau kamu suka sama dia, dia nolak kamu atau kalau memang dia nerima kamu, tapi kalian putus, memang persahabatan kalian masih bisa lanjut?" tanya Hyunjin.

Jake setengah kaget. Berusaha memikirkan jawaban Hyunjin.

"Emang kenapa nggak bisa lanjut?" tanya Jake polos.

"Ya, gimana sih, Jake. Rasa sayang ke sahabat sama ke pacar itu beda. Sekarang kamu memang ngerasa sayang ke 'si dia' sebagai sahabat dan orang yang kamu sukai. Tapi setelah kalian jadian nanti, perasaan sayang ke sahabat itu bakal berubah jadi rasa sayang ke pacar. Tapi kalau memang kalian bisa mempertahankan persahabatan kalian dengan cara jadi pacar sekaligus sahabat, ya bagus. Tapi kalau misalnya kalian udah putus, status udah nggak jadi pacarnya lagi, ternyata muncul rasa benci, muncul rasa malas untuk ketemu. Apa kamu tetap bisa jadi sahabatnya tanpa rasa canggung atau aneh gitu?"

Jake kehabisan kata-kata. Selama ini dia hanya memikirkan perasaannya, tapi belum memikirkan persahabatannya kedepan dengan Winter. Hyunjin benar, dia tak tahu apakah setelah Winter tahu bahwa dia menyukainya, Winter akan tetap jadi sahabatnya seperti biasa. Bercanda, pergi beli es krim bersama, menceritakan kisah hidup masing-masing tanpa ada perasaan aneh atau canggung. Dia belum sempat memikirkannya.

"Aku yakin, kalau kita memang sudah tulus jadi sahabat, kita pasti nggak akan tega merusak persahabatan itu, sekalipun dengan perasaan cinta yang ada dalam diri kita sendiri. Kita pasti cenderung mengalah, demi persahabatan," jelas Hyunjin.

Jake hanya terdiam dan sibuk dengan pikirannya. Matanya menatap kacang asin dalam toples. Sibuk berpikir dan mencerna kata-kata Hyunjin. Bingung, apakah akhirnya dirinya hanya akan diam selamanya untuk menjaga persahabatannya dengan Winter? Atau ia akan tetap mengatakan segala perasaannya dan menanggung segala resiko pada persahabatannya kelak?

***

-- Jepang, Pertengahan April 2011 --

Setelah sekitar 10,5 jam di pesawat, akhirnya mereka tiba di Bandara Haneda. Seperti biasa, Winter selalu menatap langit ketika pertama kali menginjakkan kaki di tempat yang baru. Memejamkan matanya dan merasakan terpaan angin yang hangat yang kini menerpa tubuhnya. Berharap perasaaan ini segera berakhir bersama angin hangat musim semi ini.

Setelah mengambil koper masing–masing, mereka bergegas naik Tokyo Monorail menuju apartemen milik Papa Winter yang terletak di sekitar Stasiun Tokyo, sekitar 5 menit dari bandara. Apartemen itu cukup luas untuk menampung mereka berempat selama di Jepang.

Setibanya di apartemen, mereka bergegas mengeluarkan barang–barangya dari koper dan merapikan kamar masing–masing. Apartemen itu terdiri dari tiga kamar tidur yang tidak terlalu besar, ruang tamu, kamar mandi, dapur, dan ruang keluarga. Cukup luas namun masih terkesan minimalis. Winter bisa melihat indahnya kota Tokyo dari kamarnya. Senang rasanya bisa melihat pemandangan ini.

"Winter, makan dulu sayang!" teriak Mama Winter.

"Iya, Ma," jawab Winter sedikit berteriak agar Mamanya kedengaran.

Winter segera keluar kamar dan mendapati berbagai makanan Jepang telah siap di meja makannnya. Terlihat kak Doyoung begitu lahap menyantap sushi, makanan kesukaannya. Begitu juga Papanya. Senang rasanya bisa berkumpul seperti ini, menikmati musim semi bersama setelah sekian lama tak bepergian ke luar negeri bersama.

Setelah sekitar satu jam berlalu, makan sambil membicarakan pameran lukisan kak Doyoung, proyek Papa dan Mama Winter, serta rencana liburan saat Golden Week, masing–masing bergegas ke kamar. Beristirahat dan mempersiapkan keperluan untuk sebulan ini. Winter segera menyalakan laptopnya dan mengirim email kepada Jake, Ningning, dan Giselle. Hanya lewat internet Winter berkomunikasi dengan mereka.

Setelah email-nya terkirim, tiba–tiba dia ingin membuka blog Jaemin lagi. Entahlah, tangannya seperti bergerak sendiri. Mengetikkan alamat blog Jaemin di mesin pencarian. Beberapa saat kemudian, halaman blog Jaemin muncul di layar laptop Winter. Seperti yang diduganya sebelumnya, pastilah Jaemin menuliskan artikel tentang hubungannya dengan Karina. Beberapa postingannya menampilkan foto mereka berdua. Winter merasa hatinya sakit lagi. Sangat sakit.

Matanya mulai terasa pedas. Sesegera mungkin dia mematikan laptopnya dan bergegas tidur. Air matanya mulai berjatuhan. Dia berusaha menghapusnya, mengusap dengan lengan bajunya berkali–kali. Jake pernah berkata padanya, kalau rasa cinta Winter kepada Jaemin sudah mulai dalam. Mungkin Jake benar. Saking dalamnya rasa cinta itu, sekali jatuh, rasanya sakit sekali.

 Saking dalamnya rasa cinta itu, sekali jatuh, rasanya sakit sekali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FINE || Jaemin x Winter || ✔Where stories live. Discover now