04 • Namanya Jaemin

922 114 0
                                    

Winter sengaja berdiam diri di depan kelas dan duduk di kursi panjang bersama teman–temannya yang sudah bersiap untuk pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Winter sengaja berdiam diri di depan kelas dan duduk di kursi panjang bersama teman–temannya yang sudah bersiap untuk pulang. Pertanyaan tentang 'siapakah seseorang itu', masih tetap berteriak di dalam pikirannya dan seolah membutuhkan jawaban dengan segera. Sedikit membuatnya frustasi memang. Namun kali ini, Winter masih berusaha bersikap biasa saja, walaupun dirinya tahu, ada sesuatu dalam seseorang itu yang membuat perasaannya sedikit kacau.

Winter mendongak melihat langit, panas matahari sangat terik. Dia dapat membayangkan panasnya yang menyengat terutama di jam pulang sekolah seperti saat ini. Menimbulkan rasa malas untuk pulang ke rumah meskipun rumahnya tidak terlalu jauh dengan sekolah. Sekitar 20 menit dari sekolah bila naik sepeda motor.

Winter masih saja duduk di kursi itu. Satu per satu teman–temannya yang duduk bersamanya, kini pamit dan bergegas pulang. Beberapa dari mereka mengajaknya untuk mengambil sepeda motor, tapi dia hanya menggelengkan kepala. Memberi isyarat agar mereka pulang duluan. Lama Winter melihat ke arah lapangan parkiran itu. Namun, wajah itu tidak muncul juga.

"Winter, kenapa nggak pulang? Nunggu siapa?" tanya seorang teman perempuan yang tampaknya sudah bersiap pulang dengan menenteng helmnya.

Winter tersadar dan segera membuyarkan perhatiannya dari lapangan parkiran itu. Dia mencari sumber suara itu. Ternyata Giselle, sahabat barunya di kelas. Giselle berbeda dengan Ningning dalam hal penampilan maupun sifat. Giselle selalu tampil cool dan tingkat ke-pede-annya tidak setinggi Ningning. Rambutnya bergelombang dan panjangnya sepunggung. Dan yang menjadi makanan favoritnya kemanapun ia pergi adalah nasi goreng.

"Enggak nunggu siapa-siapa kok, Gis. Itu masih ramai banget, jadi males pulang," jawabnya nyengir dan sedikit berbohong.

"Oh, kirain nunggu siapa gitu Yakin nggak mau pulang sekarang? Bareng aku aja yuk!"

"Nanti aja lah, Gis. Aku masih males. Apalagi masih panas banget gini," kata Winter sambil mendongakkan kepalanya seolah memberi isyarat kepada Giselle untuk menengok langit dan merasakan teriknya matahari.

"Hmm, iya sih. Tapi aku mau ada acara keluarga nih, Winter. Jadi nggak bisa lama–lama. Aku pulang dulu, ya," kata Giselle menepuk bahu Winter, "Oh ya, jangan lupa, helm kamu masih di kelas tuh. Nanti ketinggalan lagi," tambah Giselle mengingatkan.

Winter hanya mengangguk dan kembali memandang ke arah lapangan parkiran itu setelah Giselle berpamitan pulang. Semakin lama, semakin banyak teman–temannya yang sekarang mengambil sepeda motor masing-masing. Winter melihat jam tangan yang sekarang menunjukkan jam 2 siang. Pantas saja semakin banyak temannya yang pulang.

Parkiran itu menjadi sedikit ramai. Dia merasa pengamatannya mulai terhalangi. Spontan dia berdiri dari kursi panjang itu dan sedikit berjinjit agar dapat melewati kerumunan teman–temannya yang berlalu lalang di lapangan parkiran.

Air mukanya mendadak berubah menjadi sedikit kecewa. Tapi bukanlah seorang Winter namanya kalau menyerah begitu saja. Winter menghela nafas dan kembali duduk di kursi tadi. Posisi duduknya sedikit roboh. Entah mengapa dia merasa pikirannya hari ini begitu kacau semenjak dia melihat seseorang itu.

FINE || Jaemin x Winter || ✔Where stories live. Discover now