38 • Bitter Fact

418 42 11
                                    

Masa–masa kritis sudah dilewati oleh semua siswa kelas 3 SMA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masa–masa kritis sudah dilewati oleh semua siswa kelas 3 SMA. UAS semester dua sudah terlewati, begitu juga Ujian Nasional. Rasanya begitu lega ketika ujian–ujian itu telah selesai. Rasanya seperti beban berat yang mereka pikul selama ini, akhirnya terlepas juga. Meskipun masih ada ujian SBMPTN yang masih menanti mereka.

Jaemin sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melewati ujian–ujian itu. Fokus pada tujuannya dan mengurangi kegiatan yang dirasanya tak perlu. Dia pun tak chat Winter selama beberapa bulan terakhir. Entah Jaemin tak tahu bagaimana kabar dan keadaannya sekarang. Jaemin tak tahu. Entah Winter memahaminya atau tidak. Namun sejujurnya dia merasa rindu. Meskipun sedikit saja, dia merasakannya.

Namun dibalik itu semua, diam–diam Jaemin masih saja berkomunikasi dengan Karina. Jaemin senang saja karena pada akhirnya dia merasa kalau kesempatan untuknya mendapatkan Karina kembali, ternyata masih ada. Meskipun Karina kini masih menjadi kekasih Jeno. Namun jauh di dasar hatinya, Jaemin sangat berharap Karina akan kembali kepadanya. Walaupun Jaemin tak tahu, entah kapan hal itu akan terjadi.

Hari ini adalah hari yang indah bagi Jaemin setelah sekian lama menguburkan rasa rindunya kepada Karina. Entah ada angin apa dia mengajak Jaemin makan malam berdua. Entah Jeno mengetahui hal ini atau tidak. Yang jelas, Karina sudah menjamin semuanya akan baik–baik saja. Jaemin cukup mengiyakan dan menjamin makan malam tersebut akan menyenangkan.

"Jaemin!" sapa Karina dengan nada ceria.

Karina berjalan dengan wajah yang cerah ceria. Memakai gaun ungu, warna favoritnya, yang simpel dengan rambut panjangnya yang agak pirang terurai indah. Membuat Jaemin sepersekian detik terpesona saat melihatnya.

"Hai, Karina. Kamu cantik banget," puji Jaemin jujur.

Karina tersenyum. "Makasih. Yuk berangkat," balas Karina sambil menggandeng lengan Jaemin.

Mengajaknya masuk ke sedan hitam milik Papa Jaemin yang khusus dipinjamnya untuk makan malam kali ini. Entahlah, Jaemin merasa harus benar–benar mempersiapkan semuanya dengan sempurna untuk hari ini. Menyiapkan segalanya untuk malam di mana dia bisa makan berdua dengan mantan kekasih yang masih dicintainya itu.

Jaemin hanya mengangguk dan menyambut Karina dengan senyuman tulusnya. Mengendarai mobilnya menuju salah satu kafe yang benar–benar memiliki suasana yang romantis. Entah bagaimana bisa Jaemin menemukan kafe itu. Yang jelas, untuk Karina, Jaemin selalu mengusahakan yang terbaik.

Setengah jam kemudian mereka berdua sampai di kafe tersebut. Tak bisa dipungkiri betapa bahagianya Jaemin malam itu. Senyum manisnya terus mengembang di wajahnya. Jaemin dan Karina segera memesan salad dan pancake, makanan favorit Karina. Kali ini Jaemin mengalah tak memesan makanan favoritnya. Hanya untuk Karina, dia berusaha menyukai makanan yang sebenarnya tidak disukainya.

"Jaemin, kamu kok bisa sih milih tempat yang bagus banget gini? Ini romantis banget," puji Karina sambil tersenyum dan melihat sekeliling kafe dengan pandangan terkagum-kagum.

Jaemin pun spontan tersenyum dan bangga dalam hati. Akhirnya, dia bisa membuat Karina tersenyum lagi setelah sekian lama tak melihat senyum manis itu hadir karenanya.

"Kamu senang nggak?"

Karina tersenyum dan mengangguk. "Senang banget. Makasih, ya," kata Karina tulus.

Jaemin pun tersenyum dan mengangguk. Puas rasanya bisa membuat Karina senang malam ini. Sepersekian detik tiba–tiba muncul pertanyaan di benak Jaemin, apakah Jeno juga bisa membuat Karina sesenang ini?

Sepasang mata dari dua meja di belakang meja Jaemin tengah memelototi mereka. Hyunjin berusaha meyakinkan dirinya bahwa yang kini dilihat oleh kedua matanya itu tak salah. Jaemin dan Karina sedang makan malam berdua? Rasanya Hyunjin benar–benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Berkali–kali ia mengerjapkan matanya. Namun, dia memang sedang tak bermimpi. Jaemin dan Karina benar–benar nyata ada disana dan sedang makan malam berdua.

Hyunjin jadi sibuk dengan pikirannya sendiri. Berusaha mensinkronkan apa yang kini dilihatnya dengan apa yang diceritakan Winter kemarin malam, dia bilang kalau Jaemin jarang mengirimnya chat karena Jaemin sedang sibuk dan ingin fokus terhadap ujian. Namun, Jaemin masih mengirimnya chat ketika sebelum ujian berlangsung. Seolah memberi Winter semangat dan harapan bahwa masih ada kesempatan untuknya. Awalnya, Hyunjin berpikir kalau ada sesuatu yang salah. Ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Jaemin dibalik alasannya itu.

Tiba–tiba pikiran Hyunjin menjadi sangat sibuk. Menyatukan hal–hal yang sekiranya terlewatkan dan menjadi pertanyaan bagi dirinya dan Winter selama ini. Alasan mengapa Jaemin tiba–tiba menghilang. Berkata kepada Winter kalau dia tak ingin chat-an, ingin fokus terhadap ujian dan sekolahnya. Sekarang semuanya menjadi jelas. Ternyata ada yang lain. Ada yang lain yang dihubungi Jaemin. Ada yang lain yang di-chat oleh Jaemin. Orang itu tak lain adalah Karina.

Dengan perasaan sedikit muak, Hyunjin bangkit dari kursinya dan bergegas meninggalkan kafe itu. Pergi ke rumah Jake dan menceritakan ini semua. Sebelum menceritakan fakta yang menyakitkan ini kepada Winter.

 Sebelum menceritakan fakta yang menyakitkan ini kepada Winter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FINE || Jaemin x Winter || ✔Where stories live. Discover now