03 • Namanya Winter

1.2K 124 0
                                    

"Ryujin, kita nggak ada tugas apa?" tanya Jaemin yang menolehkan kepalanya ke Ryujin yang sedang asyik ngobrol dengan temannya di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ryujin, kita nggak ada tugas apa?" tanya Jaemin yang menolehkan kepalanya ke Ryujin yang sedang asyik ngobrol dengan temannya di belakangnya.

"Hmm... nggak tau deh. Nggak ada kayaknya. Si ketua kelas aja nggak ngasih tau. Dia lagi ke perpus deh kayaknya," jawab Ryujin dengan sedikit malas karena obrolannya yang sedang seru harus terpotong oleh pertanyaan Jaemin yang menurutnya kadar kepentingannya hanya 40%.

"Kita kan udah ketinggalan tugas 1 Bab, masa kita mau ketinggalan 1 Bab lagi?" tanya Jaemin lagi dengan nada sedikit kesal.

Ryujin mengangkat bahu."Ya... paling nanti kita ngumpulinnya barengan sama tugas yang kemarin. Kalau menurutku enakan gitu, kita hemat waktu juga ngerjain dua tugas jadi satu."

"Hemat waktu apanya? Itu sih nggak tepat waktu namanya. Udah ah, aku aja yang ke Ruang Guru. Kalau nggak ada yang gerak, kita akan ketinggalan tugas lagi," kata Jaemin yang sekarang bangkit dari bangkunya dan berjalan keluar kelas.

Ryujin dan temannya saling berpandangan heran kemudian melanjutkan obrolan mereka kembali dan mengabaikan sikap Jaemin tadi.

Jaemin berjalan ke Ruang Guru dengan perasaan kesal. Dia tidak suka menunda–nunda tugas ataupun pekerjaan yang lainnya. Sebelum kesana, dia mencari ketua kelasnya. Tetapi dia tak menemukannya di perpustakaan seperti yang dikatakan Ryujin tadi. Jaemin jadi heran sendiri, kemana perginya ketua kelasnya itu.

Jam kosong seperti ini kan bisa dimanfaatkan untuk ngerjain tugas yang kemarin. Heran deh, suka banget sih nunda-nunda tugas kayak gini? batin Jaemin kesal. Dia semakin mempercepat langkahnya ke Ruang Guru.

Semakin dekat ke ruangan itu, Jaemin merasa ada yang melihat ke arahnya, seorang siswi tinggi yang berambut hitam sebahu berdiri disamping kursi panjang. Namun Jaemin mengabaikannya. Mungkin saja yang dilihatnya itu bukan dirinya, tapi orang lain yang juga berada di jalan itu.

Jaemin pun cuek saja dan segera masuk ke Ruang Guru mencari guru Matematikanya. Tak peduli seseorang tadi sebenarnya sedang menatapnya atau menatap orang lain.

***

Winter mengerjapkan mata dan menyadarkan diri dari lamunan alam bawah sadarnya itu. Namun, Winter merasa perasaannya masih belum beres. Ada yang mengganggunya. Hatinya masih ingin berteriak. Dia ingin tahu, dia ingin menyelesaikan kekacauan dalam hatinya. Tiba–tiba tangan Ningning menyambar lengannya yang membuatnya sangat terkejut.

"Winter, ayo! Kita ke kantinnya bentar aja, ya, kita dapet tugas Kimia nih, banyak banget. Besok harus selesai pula. Padahal besok, kan, kita ada ulangan Fisika. Nggak seru banget deh kalau kayak gini," gerutu Ningning dengan wajah agak kesal yang masih menarik Winter untuk melangkah bersamanya menuju kantin.

"Ah... Iya... Ning... Ayo," kata Winter yang sedikit gelagapan.

Ningning makin bingung dengan tingkah sahabatnya yang hari ini terlihat berbeda dari biasanya, "Wait, ada yang aneh deh. Daritadi kamu ngelamun terus. Ada apaan sih? Kamu ada masalah?"

FINE || Jaemin x Winter || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang