Chapter 211 : Strategi Benteng Kosong

628 45 10
                                    

Chapter 685 : Membuat teman bergegas
Chapter 686 : Umpan besar













Ananti dan lainnya sekarang berada di lorong rumah sakit

"Aku minta maaf atas semua kejadian ini sehingga memanggil kalian semua ikut terlibat di dalamnya" ucap yamato

"Tak apa, malah aku yang harusnya malu karena tidak membantu sama sekali" ucap kogoro

"Meski begitu kenapa aku merasa orang yang sebenarnya ingin kau ajak adalah ananti dan anak bodoh berkacamata ini?" ucap kogoro menatap ananti dan conan

"Yah mereka ini pilihan yang cukup tepat untuk mengawasi si koumei karena saat ini koumei sering mengabaikan apapun di sekelilingnya saat ia mulai dengan alasan mengakhirinya pula tanpa mewaspadai bahaya mengintainya" ucap yamato

"Jadi mungkin dia juga tidak akan mendengar nasihat kita, karena itu ku mengira mungkin sedikit nasihat naif dari seorang gadis dan seorang bicah ingusan bisa menggubrisnya tapi toh dia masih tetap keras kepala" ucap yamato

"Ha ha ha" ananti menanggapi ucapan yamato dengan tawa datar

"Yah jadi merasa tak berguna" batin conan facepalm

"Ngomong-ngomong kalau kau sudah memecahkan misteri tembok merah itu pastikan kau hubungi aku dulu ya" ucap yamato

"Tentu" ucap kogoro

"Ada apa ran nee-chan?" tanya ananti melihat ran yang bengong

"Ah bukan apa-apa, aku hanya berpikir kenapa ya para dokter bedah mengenakan seragam serba hijau terang saat operasi?" ucap ran

"Lihat dokter dan suster lainnya mengenakan seragan putih kan?" ucap ran melihat dokter dan suster yang mengenakan seragam putih

"Benar juga tapi mengapa kau menanyakannya sekarang?" tanya kogoro

"Karena kasus kali ini juga berhubungan dengan warna bukan? Jadi tiba-tiba pertanyaannya muncul begitu saja" ucap ran

"Ooh mengenakan warna hijau terang saat operasi itu karena saat operasi para dokter bedah terus melihat darah......." ananti tiba-tiba menyadari sesuatu

"Dan mereka harus menatap warna hijau itu agar tidak......" yamato juga menyadari sesuatu

"Mengganggu pandangannya" sambung conan juga menyadari sesuatu

Ananti, conan dan yamato saling menatap sepertinya mereka memiliki pemikiran yang sama

"Aku tahu jadi itulah mengapa pada Tkp yang pertama bangkunya dicat putih dan hitam" ucap yamato menyeringai

"Benar! Karena shuusaku-san menyukai catur!" ucap ananti menyeringai

"Kalau begitu mengapa pelakunya membuat tembok merah yang sama pada Tkp yang kedua?" tanya conan

"Iya ya meski sudah meninggalkan petunjuk kita masih belum dapat mengerti kebenaran di balik semuanya ini" ucap yamato

"Aku tahu! Pesan kematian yang sebenarnya bukanlah "Tembok merah"!" ucap ananti

"Benar satu-satunya orang yang akan berpikir seperti pelakunya......" ucap conan

"Adalah naoki shirou!" sambung yamato

"Akhirnya kau mengerti juga" ucap koumei yang berjalan menghampiri mereka dibantu oleh yui

"Ko-koumei?!" ucap yamato terjejut

"Anda sudah sadar!" ucap ran senang

"Ya dia baru saja bangun" ucap yui

"Tapi tidak apa-apakah? Untuk kau berjalan-jalan sekarang" tanya kogoro

Detektif Conan 2 {END}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora