trīgintā

714 102 34
                                    

Hunshine Delight

ㅡpresentㅡ

• amor noster:  trīgintā •

Jisung mengenggam ponselnya dengan erat dan kepalanya menunduk dalam, ada banyak sekali pikiran di kepalanya. Semuanya seakan-akan saling bersahut-sahutan, meminta atensinya untuk segala 'masalah' yang tiba-tiba menghantuinya. Semenjak mengetahui kehamilan Felix, Jisung benar-benar tidak bisa tenang.

Bagaimana dia bisa tenang tanpa mengetahui siapa ayah dari sang bayi?

Han Jisung benar-benar tidak bisa membiarkan keponakannya tumbuh tanpa seorang ayah, bahkan terbesit ide agar dirinya menikahi Felix.

Pemikiran gila, Felix tentu saja tidak akan setuju dan Jisung sendiri tidak memiliki ketertarikan secara romantis pada Felix yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiriㅡmeski mereka hanya berbeda satu hari.

"Ah, aku benar-benar akan membunuh bajingan itu," guman Jisung sambil memijat kepalanya pelan dan kembali menatap layar ponselnya.

Dia tengah menghubungi beberapa teman satu sekolahnya, berharap bisa mendapatkan informasi mengenai Felix dan 'hubungan rahasianya'. Sesuai perkiraan dan usia kandungan Felix, pemuda itu pasti berhubungan saat mereka masih sekolah, setidaknya sebelum kelulusan atau pesta perpisahan.

Tapi, Felix adalah Felix, bukan Jisung atau Hyunjin yang hampir seluruh orang di sekolah mereka mengenalnya. Bahkan dari beberapa orang yang Jisung tanya malah balik bertanya,

'Siapa itu Felix?'

Jisung juga mendapat fakta baru, orang-orang tidak mengenal Felix sebagai Felix. Mereka mengenalnya sebagai 'anak ayam yang selalu mengikuti Han Jisung'.

"Yang benar saja...," Jisung mengeram saat mendapatkan balasan pesan yang lagi-lagi tidak sesuai harapannya. "Mungkinkah bajingan itu orang luar?" Pikirannya kembali liar.

Jisung memang tidak tahu 100% mengenai kehidupan Felix di luar sekolah, tapi ia sangat yakin bahwa Felix tidak akan melakukan hal yang kurang pantas seperti itu. Apalagi, Felix cukup religius dan berhubungan badan sebelum menikah adalah hal yang dilarang dalam agama.

'Ini..., kecelakaan, Jisung-ah.'

Suara Felix di malam mereka bertengkah mengema dalam pikiran Jisung. Mungkinkah..., Felix dipaksa? Bukankah ini akan jadi tindak kejahatan seksual? Kening Jisung berkerut.

 "Tidak ada paksaan, aku sepenuhnya sadar. Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Jisung-ah. Maafkan aku...,"

"AAARGHHH! BERPIKIRLAH HAN JISUNG! BERPIKIIRR!!" teriak Jisung pada dirinya sambil meremas kepalanya dengan kedua tangan. "SIAPA ORANG ITU!"

Jisung merebahkan tubuhnya di kasur. Menatap langit-langit kamarnya dengan kosong. Felix tidak pernah lepas dari pandangannyaㅡselama mereka di lingkungan sekolah. Mereka selalu bersama, bahkan Jisung sering kali mengantarnya pulang atau menjemputnya di rumah lamanya. Mereka tidak terpisahkan, benar-benar seperti sepasang anak kembar.

Bahkan mereka berdandan dan berangkat bersama ke pesta perpisahan sekolah saat itu.

Tik. Tok.

Jam dinding di kamar Jisung berdetik, menjadi satu-satunya suara yang ada di ruangan itu setelah beberapa saat.

"Perpisahan sekolah...," Jisung berbisik pada dirinya sendiri, suasana sunyi membuat pikirannya sedikit lebih jernih.

"Aku harusnya tidak meninggalkannya sendiri, Felix tidak pernah cocok dengan acara keramaian seperti ini,"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

amor noster; hyunlixWhere stories live. Discover now