quattuor

2.4K 411 15
                                    

hunshine delight
ㅡpresentㅡ

[ amor noster: quattor ]

Jisung tidak akan pernah percaya bahwa ajakan 'kencan' dari Jeongin padanya atau bahkan yang lainnya kecuali Felix adalah undangan tulus. Bahkan seumur-umur sejak mereka saling kenal beberapa tahun lalu, ini adalah pertama kalinya Jeongin berinisiatif untuk mengajaknya pergi keluar hanya berdua.

BERDUA!

Demi rupiah yang semakin lemah, pertanda apakah ini? Jisung merinding hanya dengan memikirkannya. Ia tidak pernah bisa memahami isi kepala yang lebih muda, tapi ia tahu bahwa bocah bermarga Yang itu punya rencana yang sepertinya tidak baik. Jisung sendiri tidak yakin, ia tengah duduk di salah satu bangku taman di kampusnya sambil menatap layar handphonenyaㅡmenanti pesan dari Jeongin yang mengajaknya pergi.

Ngomong-ngomong, Jeongin tidak mengatakan kemana mereka akan pergi.

"Hoi!" seru seseorang yang mengagetkan Jisung dan hampir membuatnya melempar handphonenya ke kolan yang ada di depannya.

Sontak, Jisung menolehkan kepalanya. "Yaaa! Kamu gila, apa?!" teriaknya kesal.

"Ahahahaha...," Changbin tertawa lepas. "harusnya kamu lempar saja ponselmu!"

"Cih." Jisung mendecih tidak senang, sedangkan Changbin mendudukkan dirinya di samping Jisung.

"Ngapain? Biasanya juga langsung pulang," tanya Changbin heran lalu memakan tteokbeokki yang sempat ia beli tadi.

"Ada janji sama Jeongin."

Changbin menoleh dan menatap Jisung kaget. "Kamu tidak sedang bermimpi, kan?"

Senyuman nakal terpampang di wajah Jisung. "Tentu saja tidak, bodoh. Kali ini Jeongin benar-benar mengajakku untuk pergi kencan berdua!"

Raut wajah Changbin masih terlihat tidak percaya. "Kamu berhalusinasi, ini makanlah." Changbin menyuapkan tteokbeokki secara paksa pada Jisung. "Ini efek karena lapar."

"Akwu twidauk berwcandwa!" jelas Jisung segera dengan mulut yang penuh.

"Ewh..., kunyah lalu telan. Kamu terlihat menjijikan." Changbin mengabaikan sepenuhnya penjelasan singkat Jisung dan mulai ikut makan dengan tenang.

Kedua pemuda itu pun saling berbagi dan memakan tteokbeokki dalam keheningan, bukan keheningan yang canggung tapi keheningan yang tercipta karena kompetisi makan. Jisung dan Changbin sejak tadi asik mengadu sumpit mereka untuk melihat siapakah yang lebih cepat bisa mengambil tteokbeokki yang ada. Mereka sungguh saling berebut dan berkompetisi dalam keheningan, hanya mengandalkan tatapan mata dan kecepatan tangan. Kegiatan kompetisi mereka baru berhenti setelah Changbin memenangkan permainan karena berhasil mendapatkan potongan tteokbeokki yang terakhir, juga karena ada suara nyaring yang meneriakkan nama Jisung.

"Jisung-hyung!!"

Changbin hampir tersedak, ia benar-benar tidak menyangkah bahwa Jeongin akan datang kemari. Ia menoleh kesamping dan mendapatkan Jisung yang menatapnya dengan tatapan meremehkan dan senyuman sinis. Pemuda bermarga Han itu benar-benar tidak bermimpi di siang bolong, dan lagi petir apa yang telah menyambar Jeongin sehingga ia mengajak Jisung pergiㅡdan bahkan juga repot-repot menjemputnya kesini. Seketika, Changbin merasa takut.

amor noster; hyunlixWhere stories live. Discover now