sex

2.7K 396 26
                                    

hunshine delight

ㅡpresentㅡ

[ amor noster: sex ]

<Beberapa bulan yang lalu>

Sejak awal Felix tahu bahwa ini adalah ide yang buruk, sangat buruk. Harusnya ia bisa lebih tegas menolak Jisung, ada ataupun tidak keberadaannya dalam pesta perpisahan bukanlah hal yang besar. Bahkan orang-orang yang menyadari kehadirannya pun dapat dihitung dengan jari. Dia bukan siswa populer seperti Hwang Hyunjin atau siswa sangat luar biasa berprestasi seperti Kim Seungmin. Dia hanyalah Lee Felix, siswa biasa dengan prestasi 'kecil' yang selalu ada dibelakang bersama bayangannya.

Menyadari bahwa ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berdiri diam sambil memakan sajian yang tersedia di pojok ruangan, Felix yang sudah menghabiskan hampir 30 menit menatap lantai dansa memilih untuk pergi keluar. Banyaknya orang di aula berhasil membuat paru-parunya terasa sesak, belum lagi tambahan bahwa ia merasa sangat asing dan tidak bahagia di sana.

Berjalan keluar, Felix berhenti tepat di depan pagar pendek yang ada tepat di samping tangga untuk masuk ke pintu utama aula. Untungnya, malam kali ini tidak sesunyi dan sesuram hati Felix. Langit penuh bintang-bintang, seperti titik-titik kecil indah yang ada di pipi Felix. Mengangkat kepalanya, pantulan cahaya bintang terlihat dengan jelas pada kedua mata Felix yang menatap bintang-bintang itu dengan tatapan kagum.

Felix selalu suka bintang-bintang, mereka terlihat sangat kecil dari bumi tapi tidak ada yang tahu betapa besarnya bentuk mereka yang sebenarnya dan berapa banyak kehebatan mereka. Bukankah, matahari sendiri merupakan salah satu dari bintang?

Waktu Felix untuk mengagumi bintang tiba-tiba terganggu oleh suara langkah kakinya yang mendekat, dengan sigap ia segera berbalik dan kedua matanya langsung melebar karena kaget. Ia sungguh tidak menyangka bahwa orang yang tengah berjalan mendekat itu adalah orang yang paling tidak mungkin untuk meninggalkan pestaㅡmenurut Felix.

"Tidak senang dengan pestanya?" tanya Hyunjin sambil tersenyum miring.

Hwang Hyunjin, sang pangeran sekolah baru saja pergi keluar dari pesta dan malah mengajak Lee Felix untuk berbicara seakan mereka teman lama.

"... Eum." Felix hanya bergumam sebagai jawaban sebelum mengalihkan pandangan.

"Mereka berisik sekali," komentar Hyunjin begitu ia berdiri tepat di samping Felix dan masih dapat mendengar suara alunan musik dari dalam aula yang begitu nyaring. "tapi, setelah melewati tiga tahun yang melelahkan. Hal seperti ini kelihatannya bagus juga."

Tatapan mata Felix tidak lepas dari Hyunjin meski ia berusaha untuk memperlebar jarak antara dirinya dan pemuda itu. Mereka tidak dekat, ia sadar itu. Bisa dibilang mereka hanya kenalan, ya kenalan. Terima kasih pada Jisung yang pernah menarik Felix saat istirahat sehingga mereka duduk di meja yang sama dan saling berkenalan untuk sekedar mengetahui nama satu sama lain. Hal yang sia-sia sebenarnya. Felix tentu saja sudah mengenal Hyunjin yang begitu populer dan Felix yakin bahwa mengetahui namanya tidak akan memberikan keuntungan apa-apa untuk Hyunjin.

"Kenapa kamu keluar?" tanya Felix pada akhirnya karena menyadari bahwa sejak tadi Hyunjin lah yang memulai percakapan.

Hyunjin menoleh dan memamerkan senyuman tampannya. "Lelah, entah sudah berapa ronde dansa yang aku lakukan."

Membuang muka untuk menghindari tatapan langsung Hyunjin, Felix kembali bertanya, "Kenapa tidak menolak?"

"Khusus malam ini, sang Pangeran harus menerima setiap ajakan dansa yang ditujukan padanya." Hyunjin mengulang kata-kata Changbin yang diucapkan pada awal pembukaan acara.

amor noster; hyunlixTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon