undecim

2K 369 16
                                    

hunshine delight
ㅡpresentㅡ

° amor noster: undecim °

"Woah, rasanya seperti kembali ke masa sekolah!" seru Jisung dan menikmati pemandangan yang ada di atasnya.

"Um," Felix mengiyakan dengan lembut. "Ingat saat malam festival sekolah?" tanyanya pada Jisung.

"Tentu saja!" Jisung menjawab dengan semangat. "Mereka hampir saja membakar seluruh lapangan dengan api unggun itu, hahaha!"

"Benar." Felix ikut tertawa.

Meski saat festival sekolah Felix hanya duduk diam bagai bayangan, dia cukup menikmati apa yang telah dilihatnya dan menjadi hiburannya saat itu. Tanpa ia sadari, ternyata banyak kenangan di masa sekolahnya yang begitu menyenangkan walaupun dirinya hanya menjadi pengamat. Seperti bagaimana saat Jisung ketahuan mengerjai salah satu guru mereka atau Changbin yang ketahuan membawa konsol game ke sekolah.

"FELIX!" teriak Jisung. "Bintang jatuh! Cepat ucapkan permohonanmu," sambungnya buru-buru.

Felix mengangkat kepalanya, benar saja, ada sebuah bintang yang baru saja jatuh. Melirik Jisung yang mengucapkan permohonannya dalam hati, Felix pun diam-diam melakukan hal yang sama. Saat ini hal yang sangat ia harapkan adalah bayinya terus sehat dan bisa lahir tanpa halangan. Seulas senyuman terukir di wajah Felix begitu ia membayangkan kelahiran bayinya dan secara naluri ia mengusap perutnya.

"Woah, itu tadi hal yang sangat jarang terjadi." Jisung kembali memakan tteokbokkie miliknya. "Felix, kamu tidak maㅡ"

"Felix?" Seseorang memanggil nama Felix dan menyela perkataan Jisung. "Kamu benar-benar Lee Felix?"

Jisung dan Felix menoleh ke arah sumber suara, keduanya terlihat terkejut saat melihat sosok yang tengah berjalan menuju mereka. "Seungmin?" kata Jisung yang kaget, tidak menyangka bahwa ia dan Felix akan bertemu dengan Seungmin di sini.

"Ah, hai Jisung," sapa Seungmin yang menyadari bahwa sosok yang tadi meneriaki nama Felix dan membuatnya menyadari keberadaan Felix di sini adalah Jisung.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Jisung.

"Hanya berjalan-jalan dengan teman-teman satu jurusanku, mereka sedang memesan makanan," jelas Seungmin tapi kedua matanya masih menatap ke arah Felix. Sekarang, ia sudah bertemu dengan Felix. Selanjutnya, apa?

"Teman satu jurusan...," ulang Jisung sebelum kembali bertanya. "Berarti, Hyunjin juga ada di sini!?"

"Yeah."

Mendengar jawaban itu sukses membuat Felix membeku dan tanpa sadar kedua tangannya ia letakkan di depan perutnya. Bahkan ekspresinya pun langsung berubah menjadi panik dan cemas. Jisung tidak menyadari perubahan itu, tapi Seungmin yang sejak tadi tidak bisa melepaskan pandangannya dari Felix tentu menyadarinya.

Seungmin menemukan perubahan itu aneh dan menarik. Sejak dulu ia sadar bahwa Felix memang tidak pernah merasa nyaman bersama mereka kecuali saat bersama Jisung atau Jeongin. Tapi, dia cukup tahu bahwa sejak dulu Felix paling menjaga jaraknya dengan Hyunjin. Lalu sekarang, pemuda yang mengunakan sweater oversized itu bahkan merasa cemas hanya dengan mendengar nama Hyunjin serta menyadari bahwa ia dan Hyunjin berada di tempat yang sama.

"Ah, aku tahu," kata Seungmin tiba-tiba.

"Huh? Tahu apa, Seungmin-ah?" Jisung bertanya sambil menatap Seungmin dan ia baru menyadari bahwa sejak tadi Seungmin terus menatap kearah Felix.

Sedangkan Felix juga menatap Seungmin sehingga kedua pandangan mereka bertemu, rasa takut itu muncul. Rasa takut seperti saat ia mengatakan yang sebenarnya pada Jeongin malam itu. Tapi Felix tidak ingin berspekulasi, lagi pula apa maksud Seungmin dengan mengatakan bahwa ia tahu sesuatu.

amor noster; hyunlixWhere stories live. Discover now