vīgintī

2.1K 357 54
                                    

Hunshine Delight

ㅡpresentㅡ

• amor noster: vīgintī

Jeongin, Woong, dan Bang Chan menunggu di ruang tengah dengan perasaan khawatir. Hampir setiap sepuluh detik mereka akan melirik pintu kamar Felix yang tertutup dengan erat. Ketiga pemuda itu sungguh tidak bisa merasa tenang sama sekali, bahkan sejak tadi mereka mengabaikan tayangan yang ada di televisiㅡFelix sengaja menghidupkan televisinya agar mereka tidak merasa bosan selama menunggu dirinya dan Jisung bicara.

Di dalam kamar, Felix duduk pada sebuah kursi sedangkan Jisung duduk di tepi kasurnya. Mereka masih belum memulai percakapan apapun, Felix menatap hati-hati ke arah Jisung yang tengah menundukkan kepalanya sambil menatap kedua tangannya yang tekatup di antara kakinya. Felix tahu bahwa Jisung tengah berusaha keras memikirkan kata-kata yang akan diucapkannya agar tidak terbawa emosi seperti sebelumnya.

Jisung menghela napas pelan sebelum mengangkat kepalanya, menatap ke arah Felix yang langsung memberikannya senyuman kecil. "Sudah berapa lama?"

"Huh?" Kedua mata Felix berkedip beberapa kali, tidak mengerti maksud pertanyaan Jisung.

"Berapa usianya sekarang?" Jisung menatap perut Felix yang sedikit ditutupi oleh kedua telapak tangan pemuda di hadapannya itu.

Tatapan mata Felix mengikuti arah pandangan Jisung, lalu tanpa sadar ia mengelus perutnya. "Sudah hampir 6 bulan...," jawabnya.

Tanpa diduga, Jisung menutup setengah wajahnya dengan sebelah tangannya. "Sejak kelulusan?" tanyanya tanpa menatap Felix, ia menatap telapak tangannya sendiri yang menutupi kedua matanya dalam cahaya samar. "Kamu sudah, ehem..., sejak kelulusan, Felix?"

"Iya, aku tahu di hari pengumuman. Dia tengah berusia dua minggu saat itu." Felix menjawab dengan suara pelan seperti tengah berbisik, seolah-olah luka lamanya akan kembali terbuka jika ia memberikan jawaban dengan suara keras.

Lagi-lagi Jisung menghela napas.

Felix menutup kedua matanya dan berminta maaf pada temannya itu. "Mi-mianhae, Jisung-ah. Aku sungguh minta maaf karena tidak bisa memberitahumu yang sebenarnya sebelumnya...,"

"TIDAK BISA?!" ulang Jisung yang tanpa sadar menaikan nada suaranya. Tapi, ia langsung bisa mengendalikan dirinya lagi begitu melihat Felix yang tersentak karena kaget. "Ya, ya. Tindakanmu benar. Di hari bahagia seperti kelulusan, bagaimana bisa aku menerima fakta bahwa teman terbaikku tengah mengandung..., itu sungguh merusak suasana."

Kali ini Felix yang menundukkan kepalanya.

"Lagipula itu bukan masalahku dan untuk apa repot-repot melibatkanku di dalamnya, iya, kan?" Jisung masih melanjutkan perkataannya lalu ia menatap Felix dengan kedua mata yang berkaca-kaca. "Felix..., kamu selalu berpikir seperti itu, bukan?"

"..."

"Aku sungguh tidak mengerti kenapa kamu selalu berpikir seperti itu, selalu berpikir bahwa kamu bukanlah orang yang spesial dan tidak pantas dengan segala perhatian yang aku, Jeongin, dan lainnya berikan padamu. Aku tidak mengerti, Felix!"

"..., Kita terlalu berbedaㅡ"

"BERBEDA APANYA?" sela Jisung. "Memangnya aku memikirkan perbedaan itu saat memintamu untuk menjadi temanku? Aku tidak peduli dengan itu!"

"A-aku, sudah banyak merepotkanmu, Jisung-ah," kata Felix yang memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya.

Kedua sahabat itu saling bertatapan dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

amor noster; hyunlixWhere stories live. Discover now