duodēvīgintī

2.1K 346 33
                                    

Hunshine Delight
ㅡpresentㅡ

• amor noster:  duodēvīgintī 

"F-Felix-hyung hamil, hyung."

Mendengar jawaban itu hampir saja membuat Jisung kehilangan akalnya dan menjadi orang gila, ia benar-benar tidak bisa berpikir lurus. Bahkan hampir saja terjatuh karena keseimbangannya yang tiba-tiba menghilang sejenak. Akhirnya ia mengerti, alasan kenapa Felix tiba-tiba menghilang hampir lima bulan sejak kelulusan mereka, inilah rahasia terbesar lainnya yang sahabatnya itu sembunyikan darinya selain kematian sang nenek setelah sekian lama. Jisung, tentu saja merasa dikhianati, di dalam pikiran saat ini hanya terdapat satu pertanyaan yang berputar terus menerus tanpa henti.

Apakah Felix tidak percaya padanya?

Sadar bahwa dirinya tidak bisa hanya diam di tempat itu lebih lama, dengan sedikit kasar Jisung meminta alamat tempat tinggal Felix pada Jeongin dan Woong. Awalnya kedua orang itu menolak memberitahu, tapi karena tindakan Jisung yang menarik perhatian beberapa pelanggan dan para pegawai minimarket membuat mereka dengan pasrah mengalah dan memberikan apa yang diminta oleh pemuda bermarga Han itu.

Jisung langsung berlari menerjang hujan ketika ia mengetahui alamat tempat tinggal Felix, mengabaikan sepenuhnya teriakan Jeongin yang memanggilnya. Jeongin segera mengambil ponselnya mengetikkan beberapa kata di kolom pesan dan mengirimkannya pada Felix. Setelah itu ia segera berlari menyusul Jisung, begitu juga Woong yang ada di belakangnya sambil menelpon seseorang.

Kedua kaki Jisung melangkah dengan mantap, sama sekali tidak ada keraguan yang terlihat bahkan suhu dingin yang tadi hampir saja membuatnya mengigil kedinginan telah menguap entah kemana. Panas, hanya itu yang bisa Jisung rasakan saat ini. Hatinya, kepalanya, dan seluruh tubuhnya sepenuhnya terasa sangat panas. 

Dia marah.

Meskipun begitu, Jisung sendiri tidak yakin kepada siapa ia harus marah.

Apakah dirinya sendiri yang tenyata selama ini amat acuh pada Felix sehingga tidak tahu apa-apa mengenai sahabatnya itu?

Ataukah pada Felix yang terus menutupi rahasia besar ini darinya?

Mungkin juga pada Jeongin yang tidak pernah berniat untuk memberitahunya?

Jisung menghela napasnya dengan sedikit kasar dan mempercepat langkahnya, sepenuhnya mengabaikan teriakan Jeongin yang ada di belakangnya. Di bawah guyuran air hujan, Jisung berteriak sekencang-kencangnya, berharap dengan begitu sedikit rasa kesal dan amarahnya akan berkurang. Tapi, ia lagi-lagi dipenuhi amarah saat sebuah kata tiba-tiba berbisik dalam kepalanya.

Hamil.

Felix hamil.

Pemuda yang lebih muda satu hari dari Jisung itu tengah mengandung sebuah kehidupan lain dalam tubuhnya. Jisung sungguh tidak habis pikir, dengan usia Felix yang begitu muda, ia sudah memiliki tanggung jawab yang begitu besar. Apalagi, bukankah hingga detik ini Felix sama sekali tidak terlihat memiliki hubungan dengan siapapun? Apalagi menikah?

Jadi, hanya ada kesimpulan lainnya.

Ayah dari bayi yang berada dalam kandungan Felix sama sekali tidak bertanggung jawab dan tidak ada seorang pun yang tahu selain sang Ibu.

Kedua tangan Jisung mengepal dengan kencang, tidak peduli jika kuku-kukunya melukai telapak tangannya hingga sedikit mengeluarkan darah. Jisung menoleh kesamping, ia tepat berada di depan bangunan rumah susun tua yang menjadi tempat tinggal Felix. Tempat tinggal yang selama ini tidak pernah Felix beritahu pada Jisung sejak mereka masih duduk di bangku sekolah karena merasa tidak penting bagi Jisung untuk mengetahui tempat tinggalnya.

amor noster; hyunlixWhere stories live. Discover now