tredecim

2.1K 351 19
                                    

Hunshine Delight

ㅡpresentㅡ

• amor noster: tredecim •

Setelah mengetahui bahwa Bang Chan, Woong, dan Woojin memiliki tujuan yang sama dengan Jeongin, mereka berempat pun berjalan menuju kediaman Felix bersama-sama. Tidak hanya berjalan bersama, mereka juga menyempatkan untuk berbincang-bincang ringan agar tidak ada hawa canggung diantara ke empat lelaki itu.

"Ngomong-ngomong, bagaimana Felix-hyung mengatakan rahasianya pada kalian, hyung?" tanya Jeongin yang penasaran.

Bang Chan menatap Jeongin sebentar sebelum menjawab, "Sejak awal. Saat Felixie melamar perkerjaan di cafeku, dia sudah mengatakan bahwa dirinya ingin mengambil perkerjaan secara full-time karena tengah membawa kehidupan lainnya. Dia juga bilang akan lebih baik untuk memberitahukan itu padaku diawal karena takut kehamilannya akan menyebabkan masalah nanti jika ia tidak mengatakannya sejak awal," jelasnya.

"Felixie terlihat sangat ketakutan saat mengatakan hal itu, tubuhnya tidak bisa diam di tempatnya. Ia terus bergerak karena gelisah," sambung Woong sambil terkekeh pelan, teringat betapa lucunya tingkah Felix saat itu.

"Siapapun pasti akan gelisah untuk membicarakan kehamilannya..., yang seperti itu, you know." Woojin juga menambahkan.

"Tentu saja." Bang Chan menyetujui perkataan Woojin. "Tapi, dengan dia yang begitu berani untuk coming out mengenai masalahnya itu pada orang yang baru dia temui..., bukankah itu artinya dia percaya pada kita?"

"Ah, mengingat itu membuat hatiku terasa hangat," jawab Woong sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

Mendengar cerita itu tentu saja membuat Jeongin merasa sedikit iri, tapi ia segera membuat pikiran itu jauh-jauh dan kembali menanyakan hal yang selalu ia ingin tahu. "Apakah..., apakah hyungdeul juga tahu siapa ayah dari bayi itu?" tanya hati-hati.

Siapa yang menyangka bahwa pertanyaan Jeongin itu langsung merubah raut wajah Bang Chan, Woong, dan Woojin. Bahkan suasanan ceria yang tadi ada di sekitar mereka tiba-tiba menghilang dan menjadi sedikit mencengkram. Jeongin tidak mengerti, dan dia tidak bisa mengambil kesimpulan apakah ketiga pemuda yang lebih tua darinya itu mengetahui jawabannya atau tidak.

"Kenapa, Jeongin-ah?" tanya Woong dengan sedikit datar. "Kenapa kamu ingin tahu?"

Jeongin tersentak lalu berusaha menjelaskan. "U-uh, aku hanya ingin tahu..., karena Felix-hyung sepertinya tidak ingin membicarakannya...,"

"Kami tidak tahu, Jeongin-ah," Bang Chan menjawab pertanyaan Jeongin dengan pandangan yang menatap lurus ke depan. "dan kami tidak pernah ingin tahu."

"Felix tidak pernah membicarakannya dan kami tahu itu akan sangat tidak sopan untuk membuatnya bicara," sambung Woojin lalu menepuk bahu Jeongin. "meski dia telah terbuka pada kita, bukan berarti kita bisa memaksa masuk ke dalam kehidupan privasinya."

Kepala Jeongin tertunduk, menyadari kesalahannya.

Melihat Jeongin yang menjadi muram, Woong buru-buru memperbaiki ekspresi wajahnya dan kembali ceria. "Lagipula untuk apa tahu pria buruk seperti itu! Yang terpenting adalah kesehatan Felix dan baby!" serunya.

"Kamu benar, hyung."

"Ini sudah melewati bulan keenam, sebentar lagi baby akan lahir ke dunia, bukankah itu luar biasa?" kata Woong lagi sambil berjalan dengan langkah yang sedikit besar sehingga ia terlihat seperti tengah melompat-lompat.

amor noster; hyunlixWhere stories live. Discover now