1. Hari yang Indah (?)

4K 1K 333
                                    

.
.
.

    San menatap ragu penampilannya di depan cermin tanpa eye patch. Pantulan warna matanya yang berkilau tampak indah dan mengerikan secara bersamaan. Haneul yang duduk di atas kasur San mentertawakan muka ragu adiknya itu, sementara Byeol yang duduk di pangkuan pemiliknya hanya menatap pantulannya sendiri di cermin.

  "Nggak papa, San.." Haneul berucap, "nggak seaneh itu, kok."

  "Aneh banget, kak.. serius." Ucap San sambil meraih eye patch di atas meja.

  "Ibu sangat mencintai hal hal yang indah, karena itu dia 'memperindah'-mu." Tawa Haneul.

  "Apakah itu sama artinya dengan memberikan protesa mata bewarna ungu?" Tanya San.

  "Itu cocok denganmu. Ayo, segeralah berangkat sekolah. Jangan sampai kau terlambat di hari pertama. Aku sudah meminta Wooyoung untuk mencarikan kelas dan bangku untukmu di awal tahun ajaran baru." Ucap Haneul memberikan tas pada San.

  "Masa ini gabisa diganti warna hitam gitu—"

  "Bisa. Mau kakak gantiin, hm? Sini, pakai matanya sapi, mau?" Sela Haneul.

  "Nggak deh, makasih." Balas San cepat. Dia menurunkan Byeol dari pangkuannya lalu meraih tas yang Haneul berikan.

    Setelah berpamitan, dia mengambil sepedanya dan mulai mengayuhnya menuju sekolah. Beberapa orang menyapanya, San dengan ramah membalasnya. Sampai di sekolah, dia segera memarkirkan sepedanya. San tiba tiba merasa deja vu, dia tertawa sendiri mengingat apa yang terjadi di hari pertamanya masuk sekolah ini.

    Pertemuan pertamanya dengan Wooyoung yang memberitahunya letak parkiran sepeda, merasa memiliki indra ke enam berkat Doyeon, mengisi buku kenakalan pertamanya karena Yohan ngatain dia bekantan, mengepel Masjid, liat drama pertemanannya Yeonjun ama Wooyoung, dan lainnya. Kalo dipikir pikir, kok banyak banget yang terjadi dalam satu hari kala itu.

  "San?" Panggil seseorang, dia menoleh dan bertemu gadis cantik bernama Arin yang juga baru memarkirkan sepedanya. Gadis itu tersenyum dan menghampirinya.

  "Sehat?" Tanyanya.

    San mengangguk. "Sehat banget. Btw, kamu biasanya berangkat sendiri?" Tanya San sambil berjalan beriringan dengan Arin menuju kelas.

  "Biasanya sama Yeonjun, tapi dia ada urusan penting gitu, makanya berangkat pagi." Jawab Arin.

  "Ohh, gitu.. dan, kamu tinggal dimana sekarang?" Tanya San.

  "Di rumahnya Yeonjun. Ayah, Ibunya yang membiarkanku tinggal disana." Tawa Arin.

    San langsung terdiam. Kepalanya penuh dengan pertanyaan 'kalo belum sah, emang boleh satu rumah?'—Pokoknya dia butuh kejelasan dari Yeonjun nanti. Hal aneh lain yang dia rasakan adalah Arin terus mengikutinya, San berbalik ke arah gadis itu dengan tatapan bertanya.

    Arin tampaknya peka dengan tatapan San, "di awal tahun ajaran baru, kelas MIPA 2 dan 3 digabung karena muridnya terlalu dikit. Aku juga masuk ke kelas XI MIPA 2."

    Mendengar itu, San langsung membuka pintu kelas dan mendapati jika ruangan itu penuh. Tidak seperti terakhir kali dia melihatnya. Ya gimana lagi, pas itu cuma 15 siswa, sekarang udah nambah dari kelas lain, dia menoleh ke papan absen dan tampak jika kelas XI MIPA 3 menjadi tempat penampungan anggota kelasnya Serim yang pas itu tinggal 10 siswa.

  "SANTOSO PAGI!" Teriak seseorang sambil merangkul pundaknya dari belakang, sampek San hampir terjungkal. San menoleh dan menemukan Wooyoung sebagai pelakunya.

  "Pagi Arin!" Sapa Wooyoung menoleh pada Arin.

    Arin tersenyun lebar, "pagi juga, Wooyoung."

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanWhere stories live. Discover now